Asal Virus Dari Kotanya, Kini Warga Wuhan Suka Cita Rayakan Kemenangan Setelah 3 Bulan Lockdown

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto yang diambil pada 18 Maret 2020 menunjukkan warga berbaris untuk mengambil daging babi yang dikirim ke kompleks karantina mereka di Wuhan, Provinsi Hubei, China. Pada Kamis (19/3/2020), China melaporkan tidak ada kasus baru dalam virus corona untuk pertama kalinya sejak wabah ini muncul.

Meski demikian, masyarakat memang lebih bebas untuk datang dan pergi, tetapi ada pos pemeriksaan konstan di mana penduduk harus menunjukkan “kode kesehatan” mereka dan mengukur suhu tubuh.

Pembatasan berkelanjutan, yang oleh pihak berwenang katakan akan dicabut secara bertahap dan tertib, merupakan indikasi bahwa epidemi, meski banyak mereda masih belum berakhir.

Banyak warga masih khawatir tentang jumlah pasien tanpa gejala atau pasien yang berhasil sembuh tetapi kembali positif Covid-19 tanpa menunjukkan gejala.

Beberapa orang juga khawatir tentang jumlah kasus impor, karena wisatawan China kembali dari negara yang terinfeksi.

Pada Jumat (10/4/2020), Komisi Kesehatan Nasional melaporkan, 46 kasus baru dari hari sebelumnya, sebanyak 44 orang di antara mereka berasal dari luar negeri.

Provinsi Hubei, di mana Wuhan adalah ibu kotanya, tidak melihat kasus baru selama tujuh hari. Baca juga: Ini Pencerahan dari WHO soal Obat Kumur, Sinar Matahari, dan Bawang Putih Terkait Virus Corona Warga masih khawatir ke luar rumah “Kami masih khawatir dan akan tetap di dalam.

Masih ada orang yang keluar dengan hasil tes ulang positif, ”kata Zhou, 68, yang tinggal di Hankou yang keluar rumahnya untuk pertama kalinya dalam dua bulan. Warga lainnya mengatakan mereka ingin kembali bekerja tetapi masih khawatir tentang kemungkinan wabah kedua.

"Kembali normal bukan berarti virusnya hilang," kata Iris Yao, 41, yang juga tinggal di Hankou. Di sebuah toko yang baru dibuka kembali di luar Rumah Sakit Youfu Wuhan dekat pasar Seafood Huanan tempat kasus pertama kali terdeteksi, seorang pemilik toko mengatakan dia tidak akan kembali bekerja jika dia tidak perlu.

"Jika saya tidak keluar, saya tidak bisa menghasilkan uang dan saya tidak bisa makan. Jika saya bisa, saya akan tinggal di rumah, ”katanya

Beberapa mengatakan lingkungan mereka, setelah melonggarkan pembatasan, telah menjadi ketat kembali sebab beberapa dugaan infeksi baru telah muncul.

Sementara warga lain juga mengatakan mereka tidak percaya apa yang dilaporkan secara resmi.

etapi, warga juga mengatakan, mereka percaya pemerintah telah menebus kesalahan di awal penanganan pandemik yang lambat memperingatkan masyarakat tentang virus dan menekan dokter yang berusaha memperingatkan warga.

Di penjuru kota, dampak pandemik terlihat. Di sebuah rumah duka di Distrik Wuchang, kerabat mereka yang telah meninggal selama dua bulan terakhir masih datang untuk mengambil abunya.

Sebuah tenda telah disiapkan untuk menampung mereka yang menunggu, dengan kursi plastik berjarak satu meter.

Penduduk setempat mengatakan bahwa dalam beberapa minggu terakhir rumah pemakaman harus membatasi jumlah peziarah yang datang sebanyak 100 orang sehari.

Zhang, yang putrinya belajar di Hong Kong, belum ingin dia kembali karena dia tidak yakin itu cukup aman. "Beberapa orang percaya bencana sudah berakhir, tetapi ada juga orang yang tidak melihatnya seperti itu," kata dia.

Artikel ini telah tayang di sripoku.com dengan judul 3 Bulan Terkurung Akibat Lockdown, Suka Cita Warga Wuhan Bisa Bebas Rayakan Kemenangan Lawan Corona

Berita Terkini