"Kondisi PR sangat miris," ujar Kompol Eko saat dihubungi Tribun Jateng.
Kepada polisi, PR mengaku tiap malam tidur dan berteduh di Tribun, Lapangan Bola Pedurungan Kidul.
Untuk mandi pun, PR harus berpindah-pindah dari satu mushola ke mushola lainnya.
"PR hidupnya berpindah-pindah."
"Dia tidak punya tempat tinggal tetap."
"Kini, PR sudah dikasih makan."
"Banyak warga juga yang memberi bantuan."
"Kami dari kepolisian pun demikian," cerita Kapolsek.
Dia mengungkapkan, pihaknya sempat menawari PR untuk dibawa ke Kantor Dinsos.
Namun, PR enggan.
Saat ditawari hal itu, PR malah pergi lagi usai dibawa ke Mapolsek Pedurungan.
Kapolsek pun sempat menawari PR untuk tinggal di Mushola Mapolsek.
"Saya tawarkan tinggal di Polsek untuk kerja bersih-bersih, ternyata PR tetap tidak mau juga."
"Katanya takut," jelas Kapolsek.
Cerita mengenai pencurian oleh anak yatim piatu ini menuai banyak respons dari netizen.
Mereka rata-rata jatuh iba kepada yang bersangkutan.
Berikut ini komentar beberapa netizen di grup Facebook Bankom Polrestabes Semarang:
Ha Sanah: Ya allah ....tolong d kasih kerjaan biar dia bisa makan ....ngenes gk tega lihatnya
Eric Fajar Pribadi: Mesakke ojo di sio* lur anak yatim piatu
Ricky: Itu anak asli mana rumahnya ??
AlexSandria AlexSandria: Kasihan,,, sekali
Bayu Sukma: Ya allah... (idy)
Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Kisah Bocah Yatim Piatu Curi Kotak Amal di Semarang karena Kelaparan, Akhirnya Dirawat Orang Ini