Berita Lahat

BPBD Lahat Sebut Warga Langganan Banjir Pernah Tolak Pelebaran Saluran Air Limbah

Editor: Wawan Perdana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dua kelurahan di Lahat, Pasar Lama dan Talang Jawa menjadi daerah langganan banjir

TRIBUNSUMSEL.COM, LAHAT-Dua kelurahan di Lahat, Pasar Lama dan Talang Jawa menjadi daerah langganan banjir.

Banjir selalu terjadi di dua kelurahan yang berada di tengah Kota Lahat ini.

Selain hujan yang cukup tinggi banjir kerap terjadi lantaran padatnya penduduk dan kecilnya Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL).

Belum lagi adanya ulah oknum warga yang sengaja membuang sampah dan membangun di saluran.

Kepala BPBD Lahat, Marjono, Jumat (7/2/2020) mengatakan, banjir yang kerap melanda dua kelurahan tersebut solusinya yakni dilakukanya pelebaran SPAL.

Hanya saja kata Marjono, hatus mendapat dukungan dari warga.

"Ya sudah sejak lama disana (dua kelurahan) saat hujan bisa dipastikan banjir karena memang padat penduduk. Sementara SPALnya sangat kecil sehingga tak mampu menampung air. Solusinya dibesarkan, "ujar Marjono.

Namun warga tidak merespon itu.

Menurut Marjono, pada zaman Bupati Lahat Aswari, pernah ada program pelebaran SPAL di kawasan tersebut.

Namun warga tidak mendukung sehingga program tersebut gagal.

"Ya mungkin alasanya kalau dilebarkan rumah warga bisa tergusur. Apalagi sepanjang aliran Ayek Apul tersebut sudah berdiri bangunan rumah."

"Bahkan ada yang bangun persis di atasnya. Kalau warga mau merelakan rumahnya untuk perluasan SPAL pemerintah pasti mau bangunya, "ujarnya.

Hujan Sebentar Langsung Banjir

"Hujan sebentar saja jalan kami terendam. Apalagi jika lama seperti ini. Sudah sejak pagi, "ujar Tama (29 tahun), warga Pasar Lama Lahat.

Hujan yang mengguyur Kota Lahat, Jumat (7/2/2020) sejak pagi, membuat jalan dan gang di Kota Lahat, terendam air.

Akibatnya aktivitas warga menjadi terganggu.

Hal ini seperti terpantau Gang Komalasari, Kelurahan Pasar Lama Lahat, kawasan Kelurahan Talang Jawa Selatan dan dibebedapa titik lainya.

Hingga berita ini dibuat, hujan dengan intensitas tinggi terus mengguyur.

Selain hujan deras, kecilnya saluran pembuangan air limbah SPAL membuat air tak bisa mengalir.

Belum lagi, banyaknya sampah dan adanya warga yang mendirikan bangunan diatas aliran SPAL membuat kawasan tersebut menjadi  'bulan bulanan'banjir saat hujan tiba.

Warga sendiri sudah sejak lama berharap adanya solusi dari pemerintah daerah terlebih air kerap masuk kedalam rumah.

Sementara, pantauan di lapangan akibat terendamnya beberapa ruas jalan membuat warga khususnya anak anak sekolah kesulitan untuk melintas.

Bahkan harus membuka sepatu. Kedalaman air sendiri sudah setinggi lutut orang dewasa. (SP/ Ehdi Amin)

Berita Terkini