Kegiatan Nopi sebagai pembersih makam dan tukang gali kubur kini digantikan oleh TG.
Ia pun berharap agar ayahnya bisa kembali ke rumah untuk berkumpul dengan keluarga serta mempertanggung jawabkan perbuatan yang telah dilakukanya.
"Adik-adik kangen. Mama juga sekarang lagi sakit-sakitan. Kalau bisa Papa pulang," harap TG yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) ini.
TG menceritakan, sebelum kejadian, ia sempat bertemu dengan tersangka Yudi sekitar pukul 15.30 WIB pada 9 Oktober 2019 lalu.
Di mana Yudi mencari ayahnya di TPU Kandang Kawat.
"Waktu itu bertemu saya, Yudi nanya Papa (Nopi) di mana. Aku bilang di rumah lagi tidur. Lalu aku disuruh memanggil Papa," ujarnya.
Kemudian, sambungnya, ia pun pulang ke rumah untuk memanggil ayahnya yang sedang tertidur untuk menemui Yudi di TPU Kandang Kawat.
Saat itu, ia mengaku tak melihat ada kejanggalan kepada Yudi, karena Yudi adalah keponakan dari ayahnya.
Diberitakan sebelumnya, setelah dilaporkan menghilang dan menjadi korban penculikan selama 17 hari, Aprianita yang bekerja di Balai Besar Jalan dan Jembatan wilayah V Satker Metropolis Palembang, ditemukan tewas mengenaskan dengan tubuh dicor.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, kejadian itu terungkap saat pihak keluarga korban membuat laporan polisi mengenai dugaan penculikan.
Setelah mendapatkan laporan itu, polisi lalu melakukan penyelidikan dengan memeriksa beberapa saksi.
Setelah mendapatkan petunjuk, polisi melakukan penggalian di TPU kandang, Kecamatan Ilir Timur II, Palembang.
Jenazah Aprianita pun akhirnya ditemukan di TPU tersebut dengan kondisi dicor di samping makam.