Berdasarkan pengakuannya pula, uang Rp.15 juta yang rencananya akan membayar hutang, justru digunakan tersangka untuk membayar jasa orang-orang yang membantunya membunuh korban.
"Acik ngajak Ilyas. Jadi ada 3 orang yang membunuh korban," ucapnya.
Dikatakan tersangka, tidak ada kepercayaan khusus yang selama ini diberikan korban terhadapnya.
Namun menurutnya, korban bersedia diajak bekerja sama dalam bisnis karena mereka sempat bekerja di satu kantor yang sama yakni di satua kerja (Satker) wilayah III PU sejak tahun 2014.
"Waktu satu kantor itu, meja kerja kami bersebelahan. Kemudian saya pindah di wilayah I dan korban tetap di tempat yang lama," ujarnya.
Dilaporkan Hilang
Apriyanita sebelumnya dilaporkan hilang selama 16 hari.
Mayat Apriyanita saat ini telah berada di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang.
Fetty Mardiana, saudara korban dalam laporan ke polisi mengungkapkan krnologi terakhir komunikasi.
Melalui HP, Apriyanita terakhir mengatakan "Tunggu sebentar Feti, agek ado yang nak ku omongi samo kau, sekarang aku nak nemui pak lurah.. adi yang nak ditandatangani,'ujarnya melalui sambungan telepon.
Keluarga sebelumnya berusaha mencari ke beberapa lokasi.
Informasi yang diperoleh keluarga, korban pernah terlihat menumpang mobil Innova bersama seorang pria.
Mobil tersebut beberapa kali memutar di depan rumah korban di Sriwijaya, Demang Lebar Daun Palembang.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Tribunsumsel.com, ada penggali kubur yang sedang menggali kuburan menemukan coran semen dan telihat didalamnya ada tampak baju PNS.
Penggali curiga dan akhirnya saat diteliti ternyata itu adalah mayat yang sudah dicor.
Apriyanita (50), aparatur sipil negara (ASN) Kementerian PU Balai Besar Palembang yang dilaporkan hilang sejak 16 hari lalu, ditemukan tewas dengan kondisi tubuh dicor, Jumat (25/10/2019).