Anisa juga senang dengan ide memberdayakan warga setempat yang berada di sekitar LTW. Ini karena LTW memang menggunakan sumber daya manusia yang ada di desa tersebut saja.
“Sumber daya manusianya itu masyarakat setempat, ya, seperti pak Trimo ini kan, yang benar-benar membantu perekonomiannya. Terus juga saat Idul Adha tetangga-tetangganya juga mendapatkan manfaat karena masing-masing dari warga ini mendapatkan satu kilogram dagingnya dari sini. Jadi bagusnya di situ,” jelas Anisa.
Diakui oleh Anisa dan Dito, makna kurban memang bukan semata untuk tabungan mereka di akhirat kelak tetapi bagaimana hewan-hewan yang telah dikurbankan dapat bermanfaat bagi kehidupan orang lain.
“Yang kita kurbankan akan bermanfaat di akhirat kelak, tabungan kita juga di surga, tapi selain itu kita juga bisa memberikan manfaat untuk orang-orang yang ada di sekitar kita,” kata Anisa.
“Karena itu salah satu perintah Allah juga kan (membantu orang lain). Kita ingin melaksanakan perintah dari Allah, sebagai hamba-Nya,” imbuh Dito. (rel)