Berita Palembang

Cerita Ibu dan Anak di Palembang Minta Sumbangan Berobat, Tidak Dapat Bantuan Program Pemerintah

Penulis: Sri Hidayatun
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Iin (34) ibu empat anak yang minta sumbangan bersama anaknya untuk biaya berobat menjadi viral di media sosial.

TRIBUNSUMSEL.COM.PALEMBANG- Iin (34) ibu empat anak yang minta sumbangan bersama anaknya untuk biaya berobat menjadi viral di media sosial.

Ketika Tribunsumsel.com menyambangi keluarga Iin yang sedang menjaga sang anak di RS Karya Asih Charitas Palembang, Iin dan suaminya, Ribut hanya bisa menanti kesembuhan sang anak tercintanya.

Kepada Tribun, ia menceritakan kehidupan sehari-harinya yang hanya pas-pasan membuatnya rela mengemis selama dua hari demi mencari dana untuk sang anak.

Iin dan keluarga tinggal di Jalan Pipa, Lorong Puncak Harapan Lima, Kecamatan Kemuning, Palembang.

"Suami saya ini hanya seorang pemulung mba, mencari barang bekas setiap harinya,"ujarnya dengan mata berkaca-kaca, Jumat (31/5/2019).

Cerita Gubernur Sumsel Herman Deru 8 Jam Menyetir Mobil Pulang Pergi ke Kampung Halaman

Sedangkan dirinya selama ini berjualan roti wijen keliling di pasar-pasar demi mencukupi biaya kehidupan sehari-hari.

"Kalau saya sendiri selama ini berjualan roti wijen buatan sendiri. Saya keliling di pasar-pasar dari pasar sekip ujung sampai ke pasar sako. Saya jualan itu keliling, di dalam pasar tidak ada tempat," ujarnya.

Setiap hari, dengan motor tuanya. Iin harus rela banting tulang demi membiayi kehidupan sehari-harinya.

"Penghasilan tidak tentu. Suami saya kadang bantu kalau pagi dan malam dia pergi untuk memulung. Sehari kami kadang-kadang dapat Rp 100 ribu itu penghasilan berdua," jelas dia.

Dengan penghasilan yang pas-passan tersebut tidak mampu mencukupi biaya anak-anaknya yang sebagian sudah ada yang sekolah.

Penghasilannya makin turun alias sepi karena selama Ramadan, ia tak bisa berjualan dan hanya mengandalkan sang suami bekerja sebagai pemulung.

Ibu dan Anak di Palembang Minta Sumbangan Biaya Berobat, Iin Menangis Cerita Banyak Utang

"Selama bulan puasa ini saya tidak bisa jualan roti wijen karena tak ada yang beli."

"Itu kan makanan sarapan pagi kalau puasa begini tidak ada yang beli. Sempat jualan martabak tapi tidak laku juga," ujarnya dengan wajah sedih.

Selama lima tahun berumah tangga, ia mengaku sudah banyak cobaan dan pekerjaan serabutan yang ia jalani.

Bahkan menjadi pengamen pun sudah pernah dijalaninya demi sesuap nasi.

"Kami juga pindah kontrakan sana-sini dan mengemis seperti ini baru pertama kali saya lakukan dan ini sangat terpaksa dan merupakan jalan terakhir," jelas dia.

Ia mengaku sudah mencari pinjaman mulai dari keluarga, tetangga bahkan sampai ke koperasi tidak ada yang meminjaminya.

"Itulah jalan terakhir yang saya tempuh. Saya lakukan ini hanya demi mencari biaya anak saya untuk berobat."

"Selebihnya biaya untuk bayar utang sana-sani tidak. Saya hanya mencari dana untuk kesembuhan anak saya," ujarnya dengan pilu.

Keluarga tidak mampu ini juga tidak mendapatkan Program Keluarga Harapan (PKH) maupun mendapatan Jaminan Kesehatan Nasional- Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS).

BREAKING NEWS, Pakai GPS, Puluhan Kendaraan Pemudik Nyasar Masuk Jalan Tambang PT Bukit Asam

"Selama ini kami tidak pernah mendapatkan bantuan PKH apalagi KIS," bebernya.

Iin (35 tahun), warga jalan Pipa puncak harapan lima kota Palembang merupakan ibu yang viral di sosial media sejak dua hari yang lalu.

Dia mencuri perhatian warganet karena tindakannya mencari dana untuk biaya pengobatan bagi anaknya yang sedang sakit.

Bersama anak pertamanya, Iin duduk di halte Bus dekat RS Hermina Jalan Basuki Rahmat Kota Palembang dengan membawa selembar kertas putih bertuliskan "Mohon bantuan dana anak saya lagi di rumah sakit nak bayar katek duet ini bukan modus (Demi Allah)".

Aksinya itu mendapat perhatian publik yang mempertanyakan mengenai bantuan dari pemerintah terhadap warga kurang mampu.

"Saya tidak punya BPJS,"terangnya dengan wajah yang datar, Jumat (31/5/2019).

Harga Tiket Nonton Kejuaraan Dunia MXGP di Palembang Mulai Rp100 Ribu Hingga Rp1 Juta

Iin menuturkan selama ini dia dan anggota keluarganya juga tidak memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS).

Padahal dia dan suaminya adalah orang tidak mampu serta harus menghidupi empat orang anak dengan rumah yang masih mengontrak.

"KIS baru mau ngurus kemarin, tapi sampe sekarang belum keluar. Kita dengar setelah dua minggu baru itu bisa digunakan, jadi kan tidak mungkin kami nunggu itu,"kata Iin menceritakan latar belakangnya melakukan tindakan mencari dana untuk biaya pengobatan anaknya.

Lanjutnya, sebelum melakukan aksi nekatnya tersebut, dia juga sudah membawa anaknya ke puskesmas tak jauh dari rumahnya.

Namun saat itu dokter disana mengatakan anaknya hanya terkena demam dikarenakan radang.

"Katanya demam karena radang, jadi di kasih obat seperti biasa. Tapi kok tidak sembuh-sembuh. Saya juga sudah beli obat sendiri di apotek, terus di kasih obat tradisional seperti sari kurma dan engkak, tetap saja tidak sembuh-sembuh,"katanya.

Itulah kenapa, lanjut Iin, dia bersama suaminya langsung membawa Arya Novarel (6) anak ketiganya ke rumah sakit Karya Asih Charitas pada Rabu (29/5/2019) lalu.

"Saya sudah benar-benar bingung waktu itu, sudah tidak ada pilihan lain. Anak saya benar-benar parah waktu itu. Jadi kami harus ada tindakan cepat,"katanya dengan mata berkaca-kaca menahan tangis.

Iin mengaku selama ini dirinya sedang terlilit banyak utang. Baik untuk makan ataupun membayar segala keperluan bagi keluarganya.

Sholawat Nabi Muhammad SAW, Bacaan Lengkap Arab, Latin dan 10 Keutamaan Membaca Sholawat

Bahkan dirinya juga pernah satu kali, sampai harus mengemis karena tidak ada uang untuk memberi makan anak-anaknya.

"Sedih saya kalau ingatannya, dulu pernah waktu tidak ada uang saya ngemis di bakso bang Ilham. Dapat uang Rp.30 ribu, terus saya pulang. Uang itu untuk makan anak-anak saya,"kata dia yang langsung menghapus air matanya.

Begitupun saat dia terpaksa mencari dana untuk pengobatan anaknya.

Iin mengatakan, terpaksa melakukan itu karena takut suaminya akan melakukan tindakan nekat menjadi seorang pencuri karena terbelit permasalahan ekonomi.

"Sudah, dari pada suami saya nekat, lebih baik saya singkirkan rasa malu dan berbuat seperti itu. Lagian saya pernah dengar ceramah, ada ustadz yang pernah bilang kalau kita boleh mengemis saat kita terluka hutang atau saat usaha kita bangkrut. Nah, jadi ya sudah, terpaksa saya lakukan tindakan itu,"ungkapnya.

Berita Terkini