Adapula Miraca Night Club di Sarinah, Thamrin, yang dikelola Usmar Ismail, sineas terkemuka Indonesia. Masa itu, orang-orang menjuluki Usmar Ismail sebagai Raja Night Club.
Setelah Miraca tutup pada 1970-an awal, “posisi” Usmar Ismail digantikan Ahmad Fahmy Alhady yang mendirikan diskotek Tanamur, 12 November 1970.
Baca: Bukan Rekening Pribadi, Ratna Sarumpaet Bayar Oplas Pakai Rekening Bantuan Korban KM Sinar Bangun
Alasan pria yang pernah jadi suami Ratna Sarumpaet ini membuka diskotek sederhana saja…
“Sudah terlalu banjak night club di Djakarta. Tapi semuanja terlalu formil. Tidak ada suasana bersantai. Perlu didirikan sesuatu jang lain jang dapat memberikan suasana merdeka, sehingga orang dapat beristirahat,” katanya, tulis majalah Tempo, 20 Maret 1971.
Jangan samakan dengan sekarang. Waktu itu diskotek masih hal baru.
Bahkan kata diskotek sendiri belum banyak dikenal orang.
“Seorang pejabat provinsi Jakarta bahkan menanyakan perihal kata itu ketika Fahmy meminta izin pendirian diskoteknya,” tulis sejarawan Hendaru Tri Hanggoro di majalah Historia, No 2, Tahun I, 2012.
Lelaki brewokan itu menyulap sebuah rumah tua di Jl. Tanah Abang Timur No. 14 menjadi diskotek — konsep tempat hiburan yang dibawanya dari Eropa.
Mulanya bangunan itu hanyalah rumah tua biasa. Atapnya berbentuk segitiga. Tepat di sebelahnya terdapat sebuah kubah besar berbentuk setengah lingkaran — membuat Tanamur terlihat seperti penggabungan dari bangunan masjid dan gereja.
Bangunan itu bercat hitam. Ada pohon kaktus besar di pekarangannya. Pintu bercorak klasik warna merah.
Begitu masuk menuruni anak tangga, terhampar lantai dansa berikut sebuah bar yang terbuat dari kayu. Bangku-bangku berbantal kulit kambing.
Dengan konsep diskotek — lain dengan night club atau bar — Fahmy, anak saudagar Arab jugaran tekstil Tanah Abang berhasil merajai hiburan malam Jakarta
Baca: Heboh Hoax Ratna Sarumpaet sudah Sampai ke Telinga Jokowi, Begini Tanggapannya
Baca: Fadli Zon Bantah Sebarkan Hoaks Penganiayaan Ratna Sarumpaet, Saya Tidak Merasa