“Saya kaget suatu hari dicari anggota Kostrad. Saya lupa nama anggota itu. Dia bilang pak Prabowo ingin terjun bebas. Tapi sudah 9 tahun absen. Apa bisa,”kata instruktur terjun payung senior Kusnadi Sukarya kepada tribunsumsel.com, Senin (13/8).
Kusnadi, yang pernah memperkuat tim terjun payung Sumsel, segera menyanggupi.
Bersama penerjun lain Imam Asmawi dan Nandang mereka pun bergegas ke Cilodong.
Saat itu, Prabowo menjabat sebagai Dan Yon 328 Kostrad.
Kusnadi dan tim pun segera menemui Prabowo.
“Mau terjun lagi Pak,”tanya Kusnadi berbasa-basi.
“Jangan panggil Pak lah. Panggil Mas aja,”ujar Prabowo memecah ketegangan suasana.
Maklum, Prabowo adalah menantu Presiden Kedua RI Soeharto.
Setelah latihan kering (latihan pra memori mengingat gerakan dasar terjun) beberapa kali, tak lama kemudian Prabowo pun terjun.
“Saat itu belum ada hape (ponsel) jadi harus ada radio untuk mengontrol kegiatan saat di udara tapi pak Prabowo. Dia yakin semua akan aman,”kenang Kusnadi.
Namun Prabowo sempat agak cemas karena pesawat yang membawa mereka adalah pesawat tua Dakota.
Tetapi, menurutnya “the show must go on”.
Akhirnya, Prabowo terjun dari ketinggian 10.000 kaki. Ia digandeng” oleh Kusnadi Sukarya dan Imam Asmawi.
Ikut menemaninya terjun adalah dr Boyke “Ambo” Setiawan, sahabat Prabowo.
Terjun cara cepat yang dilakukan Prabowo disebut dengan Accelarated Free Fall.
Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu juga pernah menjalani terjun dengan cara ini.