Disebut-sebut Indonesia menjadi lokasi lintasan gerhana matahari paling strategis.
Dilansir dari Infoastronomy.org, berbeda dengan gerhana Matahari total 9 Maret 2016, yang mana seluruh wajah Matahari tertutupi oleh Bulan.
Gerhana cincin adalah peristiwa yang lebih unik.
Kita akan melihat Matahari yang tadinya bulat di langit, berubah menjadi semacam cincin yang dijuluki sebagai "Ring of Fire".
Hal ini terjadi karena saat gerhana terjadi, Bulan sedang berada di apogee, atau jarak terjauhnya dari Bumi.
Itu membuat diameter sudut Bulan menjadi lebih kecil dalam pandangan dari Bumi, sekitar 1,2 menit busur lebih kecil dari diameter sudut Matahari.
Sehingga saat Bulan melintas di depan Matahari, ia menyisakan sisi terluar Matahari yang tidak terhalangi, tepatnya hanya 94% wajah Matahari yang terhalang oleh Bulan.
Berbeda dengan gerhana Bulan yang bisa diamati di seluruh area malam Bumi, gerhana Matahari memiliki jalur gerhana tersendiri.
Yang mana hanya wilayah-wilayah yang dilintasi jalur gerhana saja yang berkesempatan melihat gerhana cincin (atau gerhana total, bila yang terjadi adalah gerhana Matahari total).
Jalur gerhana cincin itu melintasi berbagai negara selain Indonesia, yakni mulai dari Arab Saudi, Qatar, Uni Emirat Arab, Oman, India, Sri Langka, Singapura, Malaysia, Filipina, dan berakhir di Samudera Pasifik.
Namun, Indonesia cukup beruntung karena menjadi titik pusat gerhana yang disebut sebagai "Greatest Eclipse", yakni pada koordinat 01° 00,5' LU dan 101° 57,4' BT, dekat Pulau Padang, Riau.
Sementara itu, wilayah dengan durasi gerhana cincin terlama juga di Indonesia, yakni di Pulau Kelong, dekat Tanjungpinang, Kepulauan Riau, dengan durasi sekitar 3 menit 40 detik.