TRIBUNSUMSEL.COM - Presiden Sriwijaya FC mengaku dirinya tak perlu diturunkan dari posisinya di klub.
Ini dikarenakan dari dua tahun lalu sudah menawarkan untuk yang mau pegang posisi tersebut (Presiden SFC).
"Tapi gak ada yg mau, karena tidak ada yg mau berkorban finansial/uang, waktu dan pikiran."
"Nah kalau pemegang saham mengizinkan saya istirahat setelah 10 tahun berkorban untuk SFC, Alhamdulillah." ujarnya.
Baca: Herman Deru Bicara Soal Permasalahan Sriwijaya FC, Tak Ada Alasan Untuk Melemahkan SFC
Tapi dirinya tegaskan jangan cuma ngomong doang, yang pegang SFC harus punya uang, waktu dan pikiran yang harus dikorbankan.
Ia menjelaskan situasi sekarang beda dengan 10 tahun lalu saya mulai mengurusi SFC.
Hutang 12 milyar, gaji telat 7 bulan, manajemen amburadul, ditambah oleh pemborosan APBD.
"Klasemen urutan buncit. Tanya saja sama RD (Coach Rahmad Darmawan, Red) yang waktu itu memelas-melas minta SFC diselamatkan."
Dirinya diminta tolong waktu itu oleh Baryadi untuk membenahi dan bukan dirinya yang mau jabatan tersebut.
Baca: Dua Laga Kandang Sriwijaya FC Terancam Tunda, Manajemen Masih belum dapat Pilihan
"Kalau sekarang kita banyak sponsor, tanpa APBD, pembayar pajak terbesar, prestasi juga membanggakan."
"Jadi harus punya uang pribadi kalau sponsor tidak cukup. Sanggup tidak?"
Ia menjelaskan persoalan ini sangat kompleks, kalau mau juara harus punya uang banyak.
Jadi harus siap-siap berkorban pribadi.
"Jangan cuma berkoar-koar saja, tapi mau nalangin transport pemain saja gak mau."
Baca: 4 Suporter Tersangka Perusak Kursi di Stadion GSJ Saat Sriwijaya FC Vs Arema FC, Masih Dibawah Umur
"Tanya itu sama HZ (Hendri Zainuddin) yang pernah jadi manajer, tiap kesulitan uang lari ke saya. Jadi jangan cuma koar-koar doank memanfaatkan situasi."
Ia menambahkan dengan Gubernur Alex Noerdin yang sangat peduli olahraga saja kadang-kadang SFC ada kendala, apalagi kalau pembinanya tidak ngerti olahraga.
"Kalau bicara politik di olah raga, tanya sendiri sama HZ itu. Dia kampanye untuk jadi DPD kemarin mohon izin sama saya untuk menggunakan nama SFC."
"Saya izinkan karena kalau tidak, siapa yang kenal dia? Sekarang jangan melempar fitnahlah, suporter dan masyarakat tidak bodoh." jelasnya.
Dodi mengatakan jika dirinya tidak pernah menggunakan SFC dalam kampanye Pileg, Pilbup, dan Pilgub.
Baca: Hamka Hamzah Bantu Arema FC Kalahkan Mantan Tim, Ia Diminta Kembali ke Sriwijaya FC
"Semua orang toh sudah kenal dan tahu kiprah saya."
"Beda kalau kita belum dikenal orang dan lagi cari panggung, jadi fitnah dan provokasi sana sini." ungkapnya.
Dirinya juga tidak rela SFC rusak oleh segelintir orang dan suporter yang oportunis.
"Berkorban darah, tenaga, dan pikiran kami-kami semua selama ini. Jadi tetap jaya SFC!"
"Soal evaluasi kemarin memang wajib dilakukan. Saya tegas dalam hal penyelamatan SFC. Karena situasi sudah tidak sehat." ujarnya
Baca: Dodi Reza Tawarkan Posisinya di Sriwijaya FC Sejak 2 Tahun Lalu, Tapi Tak Ada yang Mau Berkorban
Justru karena manajemen ingin menyelamatkan SFC. Tidak ada yang tahu kalau ada yang bermain-main soal uang kontrak pemain?
"Tidak ada yang tau kan kalau ada yang melemahkan dari dalam? Baik itu orang-orang luar maupun orang-orang terdekat/keluarga anggota tim."
"Ngoceh kemana-mana dan hasut fitnah sana sini. Jadi Pak Muddai ambil tindakan tegas amputasi supaya jangan busuk ke dalam Saya support itu." ujarnya.
"Suatu hal yang jamak terjadi dalam satu tim karena SFC milik masyarakat Sumsel, bukan dikendalikan oleh parasit-parasit di dalam."
"Ke depan kita benahi dengan pemain/pelatih dan ofisial dan managemen yang punya etika dan konduite (kepatuhan kepada tata tertib, Red) yang baik." (tim)