Namun, teman-temannya lebih memilih mati dibandingkan harus membocorkan rahasia negara kepada para penjahat itu.
"Saya mendengar teroris bicara kepada saya. Dia (napi teroris) bilang Disitu ada teman mu, adek mu yang masih muda itu, saya interogasi tidak mau, dia memilih ditembak mati dari pada didinterogasi," kata Bripka Iwan menirukan ucapan pelaku.
Ia mengaku tidak tahu siapa napi yang berbicara kepadanya itu lantaran matanya ditutup serta kaki dan tangannya terikat.
"Saya tidak mengenalinya. Karena mata saya ditutup oleh pelaku," lanjutnya.
Iwan mengaku pasrah apapun resiko yang akan dialaminya ketika disandera oleh napi teroris di dalam mako Brimob.
Meski demikian, besar harapannya ada yang datang untuk membebaskannya dari sanderaan napi teroris itu.
"Saya ingat keluarga dirumah dan saya engga akan bertemu lagi dengan mereka. Saya berharap ada yang membebaskan saya lagi dan ada anggota yang masih hidup didalam," ungkapnya.
Menurutnya, selamatnya ia dari tangan napi teroris merupakan anugrah dari tuhan.
"Saya berpikir 99 mati dan 1 persen hidup dan satu persenlah yang menjadi harapan diri saya untuk hidup. saya juga terimakasih kepada pimpinan yang saat it anak buahnya disandera," ungkapnya.
Ia pun berpesan agar seluruh anggota jangan gentar melawan teroris.
"Tetap semangat melawan teroris tanpa harus takut dan putus asa, Kejaidian saya ini menjadi semnagta untuk rekan2 berjuang lagi," kata dia. (TribunnewsBogor.com/Vivi Febrianti/Damanhuri)