Kedua alasan tersebut, menjadi dasar mereka untuk membantu membebaskan para napi dan melaksanakan aksi teror ke sejumlah wilayah.
“Mereka berdua bekerja sebagai pedagang makanan di Pekanbaru Riau.
AA dan HK bertemu di sebuah pengajian di Pekanbaru, Riau,” tutupnya.
Saat terjadi teror di Mapolda Riau hari ini, keduanya mengaku tidak terlibat.
Tetapi polisi tetap mendalami keterlibatan dua terduga teroris mengingat keduanya juga berasal dari Riau.
Hendak Bom Mapolda Sumsel Tetapi Keburu Ditangkap
Kembali ke soal isu penyerangan Mapolda Sumsel, Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Polisi Setyo Wasisto di Markas Besar Polri, Jakarta mengatakan, Pascateror yang terjadi di Surabaya, Jawa Timur, polisi juga menangkap dua terduga teroris di Palembang, Sumatra Selatan pada Senin (15/5).
Kedua teroris tersebut diduga berkaitan dengan upaya penyerangan Markas Korps Brigade Mobil.
"Yang di Sumatra Selatan kaitannya pada saat kejadian di Mako Brimob maka mereka merencanakan untuk menyerang Mako Polda Sumsel," kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Polisi Setyo Wasisto seperti dilansir dari tribunnews, di Markas Besar Polri, Jakarta, Selasa (15/5).
Adi Sufiyan Mahasiswa 23 Tahun yang Berani Tebas Polisi Awalnya Ingin Serang Palembang, Ini Faktanya
TRIBUNSUMSEL.COM-Markas Polda Riau di Kota Pekanbaru menjadi sasaran serangan kelompok teroris, Rabu (16/5/2018) pagi.
Seorang anggota Polri, Inspektur Dua (Ipda) Auzar,meninggal dunia akibat ditabrak teroris yang mengendarai mobil warna putih.
Seorang perwira polisi lainnya, Komisaris Polisi (Kompol) Faris Abdullah, dan Brigadir John Hendrik mengalami luka-luka setelah diserang para teroris menggunakan pedang.
Dari pihak teroris, empat orang tewas diterjang peluru, seorang lainnya ditangkap hidup setelah berupaya melarikan diri.
Para teroris menggunakan mobil Toyota Avanza BM 1192 RQ untuk menabrak gerbang masuk Polda Riau yang berada di depan kantor Gubernur Riau, sekira pukul 09.00 WIB.