Dian dan Solihin juga menjadi tersangka.
Namun, ada cerita menarik di balik perekrutan Dian sebagai calon pengantin.
Solihin mengungkap motifnya menikah lagi lantaran Dian berkeinginan menjalankan tugas amaliyah istisyhadiyah yang dipahami sebagai pengorbanan nyawa untuk agama.
“Secara otomatis dia memerlukan ikhwan (laki-laki) untuk mengurus persiapan yang tidak boleh di luar saya (sebagai suami),” kata Solihin lewat program Kabar Khusus yang disiarkan stasiun televisi TV One, Selasa, 13 Desember 2016.
Menurut Solihin, cara pernikahan yang dilandasi niat peledakan bom bunuh diri dibenarkan karena bertujuan mengharap ridho Tuhan.
Solihin menyadari niat pernikahannya itu berbeda dengan kelompok lain.
Solihin menilai niat pernikahan yang ia lakukan semata hanya untuk akhirat.
Adapun proses pernihakan, Solihin mengaku mempersiapkannya sendiri.
Menurut Solihin, pernikahan ia lakukan diam-diam karena tanpa dihadiri wali dan calon pengantin perempuan.
Wali pernikahan digantikan wali hakim yang ditunjuk pihaknya.
“Kalau nanti saya menikah dengan Neng Dian banyak yang tahu, nanti akan bocor rencana amaliyah-nya,” ujar Solihin.
Setelah menikah, meski tidak saling kenal Solihin bertugas membantu Dian mempersiapkan diri menjelang peledakkan di area sekitar istana negara.
Secara teknis, Solihin mengatakan dirinya mendapat tugas dari simpatisan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), yaitu Bahrun Naim.
Solihin mengaku tidak terlalu banyak tahu soal perakitan bom, waktu, dan tempat.
“Saya hanya tahu barang sudah jadi,” kata Solihin.