Berita Palembang

Tak Ada Tuslah Saat Mudik Lebaran, Tiket KA Ekonomi Kertapati-Tanjungkarang H-3 sampai H-1 Ludes

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TIBA - Penumpang kereta api saat tiba di Stasiun Kertapati Palembang, Selasa (17/4/2018). Penumpang sudah bisa membeli tiket untuk mudik lebaran pada H-90 sebelum lebaran (TRIBUNSUMSEL/M.A.FAJRI)

"Ini saya kira hampir sama dengan angkutan-angkutan lainnya," jelasnya.

Aida menerangkan, angkutan kereta api di Kota Palembang memang belum diutamakan.

Apalagi dengan adanya transportasi lain seperti bus, travel, hingga pesawat terbang yang memberikan promo menarik.

"Tapi tidak bisa dipungkiri, kereta api masih memiliki penumpang setia, apalagi dengan semua fasilitas yang ditambah."

"Buktinya, setiap tahun tiket yang kita siapkan ludes terjual," tegasnya.

Disinggung mengenai adanya penambahan gerbong atau tiket pada angkutan lebaran kali ini.

Aida mengaku, masih melihat kebutuhan di lapangan. Karena sejauh ini, tiket yang disiapkan pun belum habis.

"Kalau tiket habis dan permintaan masih tinggi, kita akan ajukan tambahan ke kantor pusat. Tapi untuk sementara ini kita siapkan itu saja," katanya.

Untuk meningkatkan kenyamanan bagi para penumpangnya, PT KAI Divre III membatasi jumlah barang bawaan penumpang tidak melebihi dari 20 kg.

PT KAI Divre III, akan mengenakan biaya tambahan bagi penumpang yang membawa bawaan per lebih.

Biaya yang diterapkan ialah Rp 6.000 per kilogram untuk kelas bisnis, Rp 2.000 per kilogram untuk kelas ekonomi serta Rp 10 ribu/ kg untuk kelas eksekutif.

"Untuk tiket tidak ada kenaikan ya," jelasnya.

Aida juga menegaskan, guna menjaga kelancaran selama perjalanan, PT KAI Divre III akan mengerahkan seluruh sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki, mulai dari sarana dan prasarana.

"Seperti sebelumnya, titik berat pelaksanaan angkutan lebaran terletak pada faktor keselamatan, keamanan, dan kelancaran perjalanan kereta api," katanya.

Untuk keselamatan perjalanan kereta api, PT KAI Divre III terus melakukan meningkatkan pengawasan di daerah rawan dengan menyiapkan petugas posko dan alat material untuk siaga (AMUS), berupa batu balas, bantalan rel, pasir, serta melakukan pemeriksaan jalur.

"Keamananpun tak luput dari perhatian, dari internal seperti Polsuska dan satpam, kami juga libatkan unsur TNI dan Polri, untuk mengamankan perjalanan, baik di stasiun maupun selama perjalanan," ujarnya. (str)

Berita Terkini