TRIBUNSUMSEL.COM-Pelaku perampokan disertai pembunuhan terhadap sopir Gocar Tri Widiyantoro yang menjadi buronan polisi yakni Hengki, akhirnya ditangkap anggota Jatanras Ditreskrimum Polda Sumsel.
Setelah dilakukan pengejaran, Hengki yang diketahui bersembunyi di Brebes, Jawa Tengah berupaya kabur ketika akan ditangkap.
Baca: Dituding Bangkrut dan Tak Harmonis Lagi, 5 Momen ini Jadi Bukti Betapa Romantisnya Dhani dan Mulan
Baca: Makin Panas, Legenda Sepakbola ini Sebut Kekalahan Juventus atas Real Madrid Ada Campur Tangan Mafia
Baca: Kisah Pelarian Hengki Pembunuh Driver Gocar dari Hubungi Kades Hingga Tewas Ditembak Polisi
Baca: Inilah Detik-detik Akhir Pelarian Hengki Pelaku Pembunuhan Driver Gocar Hingga Tewas Ditembak Polisi
Sehingga, petugas harus mengeluarkan tindakan tegas terukur.
Hengki yang terkena tembakan petugas, berupaya dibawa ke rumah saki untuk mendapatkan pertolongan. Namun, ketika di perjalanan Hengki menghembuskan nafas terakhir.
Kapolda Sumsel Irjen Zulkarnain ketika konfirmasi menjelaskan, bila pelaku perampokan diserta pembunuhan yakni Hengki tewas ketika akan dibawa ke rumah sakit, setelah ditembak anggota karena berupaya kabur ketika akan di tangkap.
"Anggota mengejarnya sampai ke Brebes Jateng. Tertangkap sekitar pukul 13.00 dan berupaya melawan dan akan kabur, sehingga harua dilakukan tindakan tegas," ujar jenderal bintang dua ini, Rabu (11/4).
Hengki, menjadi buronan setelah kasus perampokan disertai pembunuhan yang dilakukannya bersama tiga tersangka lainnya yakni Bayu, Poniman dan Tyas.
Poniman tewas setelah ditembak petugas yang juga berupaya kabur ketika akan ditangkap. Sedangkan Bayu, harus dilumpuhkan karena berupaya kabur ketika akan ditangkap. Tyas, diserahkan orangtuanya karena takut sang anak di tembak polisi.
"Memang sudah tertangkap dan tewas karena berupaya melawan. Sekarang, tim masih dalam perjalanan pulang ke Palembang," tambah Zulkarnain.
Sementara itu. beberapa waktu lalu Tribunsumsel mengunjungi langsung ke kediaman Orangtua Hengki.
Kedua orangtuanya tidak percaya dan tak pernah menyangka anaknya bisa berbuat seperti itu.
"Kami terkejut. Kami yang di rumah mikir. Anak ini dipondokkan, disekolahkan, dikuliahkan. Dari kecil gak pernah bertengkar tapi kok berbuat begitu," kata Kasidi, ayah dari Hengki Sulaiman
"Kami lihat di koran, internet bahwa Hengki pembunuh berdarah dingin dan lain-lain. Ya Allah, padahal anak ini pendiam. Dia memang gak bisa dikerasin, kudu dilembutin," tambahnya lagi sembari dia mengelus dada.
Hengki, Pembunuh Driver Online di Sumsel yang Buron Akhirnya Tewas Ditembak
Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, M Ardiansyah
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Pelaku perampokan disertai pembunuhan terhadap sopir Gocar Tri Widiyantoro yang menjadi buronan polisi yakni Hengki, akhirnya ditangkap anggota Jatanras Ditreskrimum Polda Sumsel.
Setelah dilakukan pengejaran, Hengki yang diketahui bersembunyi di Brebes, Jawa Tengah.
Ia berupaya kabur ketika akan ditangkap.
Sehingga, petugas harus mengeluarkan tindakan tegas terukur.
Hengki yang terkena tembakan petugas, berupaya dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan.
Namun, ketika di perjalanan Hengki menghembuskan nafas terakhir.
Kapolda Sumsel Irjen Zulkarnain ketika konfirmasi menjelaskan, bila pelaku perampokan disertai pembunuhan yakni Hengki tewas ketika akan dibawa ke rumah sakit.
Setelah ditembak anggota karena berupaya kabur ketika akan di tangkap.
"Anggota mengejarnya sampai ke Brebes Jateng."
"Tertangkap sekitar pukul 13.00 dan berupaya melawan dan akan kabur, sehingga harua dilakukan tindakan tegas," ujar jenderal bintang dua ini, Rabu (11/4).
Hengki, menjadi buronan setelah kasus perampokan disertai pembunuhan yang dilakukannya bersama tiga tersangka lainnya yakni Bayu, Poniman dan Tyas.
Poniman tewas setelah ditembak petugas yang juga berupaya kabur ketika akan ditangkap. Sedangkan Bayu, harus dilumpuhkan karena berupaya kabur ketika akan ditangkap.
Tyas, diserahkan orangtuanya karena takut sang anak di tembak polisi.
"Memang sudah tertangkap dan tewas karena berupaya melawan."
"Sekarang, tim masih dalam perjalanan pulang ke Palembang," pungkas Zulkarnain.
Sebelumnya, Rahmat Kosamsi (50) menyerahkan anaknya Tyas Dryantama ke Mapolda Sumsel.
Tyas, menjadi salah satu pelaku perampokan disertai pembunuhan terhadap Tri Widiyantoro (44) yang ditemukan tinggal tulang belulang.
Ternyata, Tyas masih bertatus mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Sriwijaya.
Rahmat Kosamsi (50) mengetahui anaknya menjadi salah satu pelaku perampokan dan pembunuhan Tri setelah Kapolda Sumsel mengungkapkan dua pelaku yang masih buron.
Rahmat menyerahkan anaknya sendiri ke Mapolda Sumsel karena takut anaknya ditembak polisi dan dihantui rasa bersalah terhadap keluarga korban.
Sebelumnya, tiga dari empat tersangka perampokan disertai pembunuhan Tri sudah diungkap pihak kepolisian.
"Tyas bersembunyi di kampung halamannya di Dusun III RT 9 Desa Mulya Jaya Kecamatan Lalan Kabupaten Musi Banyuasin selama lebih dari 45 hari usai melakukan perampokan terhadap korban," pungkasnya.
Dalam kejahatan tersebut, empat tersangka mengatur rencana dengan memesan taksi online.
Aksi sadis itu mereka lakukan dengan berpura-pura memesan angkutan dari Jalan Kapten Anwar Arsyad, Pakjo, Palembang menuju Kenten Ujung Banyuasin Kamis 15 Februari lalu.
Saat berada di kebun sawit Tanjung Lago, Kecamatan Talang Kelapa, Banyuasin, tersangka meminta berhenti.
Dan ketika itulah salah satu tersangka menjerat leher korban menggunakan tali tambang. Sementara tersangka lain membekap mulut korban hingga tewas.
Lalu, jasadnya dibuang ke semak-semak dan baru ditemukan polisi sudah menjadi tulang, Jumat (30/3).
Dalam penelusuran, tersangka Poniman (21), ditembak mati karena berusaha melarikan diri saat berusaha diringkus polisi di kediamannya di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Lalan, Musi Banyuasin Sumsel, Kamis (29/3).
Lalu, petugas meringkus tersangka Bayu (20) di Jalan Letnan Simanjuntak, Kecamatan Kemuning, Palembang.
Dia terpaksa dilumpuhkan dengan sebelas tembakan di kakinya karena berusaha kabur.
Tersangka saat ini tengah menjalani perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang.(ard)