Fakta Menarik Rustam Effendi, Mantan Walikota Jakarta Utara yang Disebut Musuh Ahok

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

"Saya tidak pernah memusuhi Ahok, lho, cuma saya enggak mau gabung dengan Ahok, begitu saja. Saya enggak pernah musuh sama Ahok," kata Rustam.

Ia meminta semua pihak tidak berspekulasi dan menganggap dirinya bermusuhan dengan Ahok.

Kini, Rustam kembali menduduki jabatan struktural. Ia menganggap pelantikannya menjadi kepala biro sebagai hal yang biasa. Setiap orang pasti mengalami naik turun jabatan.

"Kebetulan dikasih amanah lagi, itu biasa, kan. Dari dulu juga saya dari level paling bawah, pelan-pelan, terus ke eselon IV, eselon III, eselon II, sampai wali kota. Barangkali jalannya seperti itu, ya kembali lagi," ucapnya.

Kisah Rustam dan Ahok

Gubernur DKI Jakarta nonaktif, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) bersiap menjalani sidang kasus penodaan agama yang melibatkan dirinya di Pengadilan Negeri Jakarta Utara yang menggunakan bekas gedung Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, di Jalan Gajah Mada, Jakarta Pusat, Selasa (27/12/2016). Sidang kali ini merupakan sidang Ahok yang ketiga dengan agenda putusan sela hakim. (Tribunnews/EPA/Bagus Indahono/Poo)

Rustam pernah memimpin Jakarta Utara hingga April 2016. Rustam menjadi wali kota dan ikut menyukseskan sejumlah program Ahok ketika itu. 

Penertiban di kawasan prostitusi Kalijodo tidak lepas dari peran Rustam. Namun, tak lama setelah itu Rustam mengundurkan diri dari jabatan.

Meski berhasil menertibkan Kalijodo, Ahok menilai kinerja Rustam tidak baik.

Semua bermula saat Ahok mengumpulkan pejabat satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dalam rapat penanggulangan banjir, 22 April 2016. Dalam rapat tersebut, Ahok mengemukakan ide agar saluran air dari Ancol diteruskan hingga Pintu Air Pasar Ikan, sehingga Ancol tak banjir lagi.

Namun, Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta mengaku sulit melakukan hal itu karena ada bottle neck atau penyempitan di kawasan Ancol.

Ahok pun menyebut kinerja Rustam lambat karena tidak juga menertibkan permukiman liar di kolong Tol Ancol.

Ahok menuding Rustam mendukung pakar hukum tata negara Yusril Ihza Mahendra yang saat itu merupakan bakal calon gubernur DKI Jakarta. Sebenarnya, ketika itu Ahok hanya bercanda.

Tak sampai di situ, dalam kesempatan berbeda, Ahok juga menyindir Rustam yang disebut sebagai anggota geng golf. Saat itu, Ahok menyebut ada keuntungan yang didapat para pegawai negeri sipil yang bergabung dengan geng golf ini. Anggota geng golf rata-rata naik jabatan lebih cepat.

Tudingan-tudingan Ahok berbekas di hati Rustam.

Tidak butuh waktu lama bagi Rustam hingga akhirnya memutuskan mengundurkan diri dari jabatannya.

Halaman
123

Berita Terkini