Ia Meninggal Saat Menunggu untuk Dioperasi, Nasibnya Mungkin Berbeda Jika Ia Punya Banyak Uang

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Lim Chi Ling

Tidak seperti mahasiswa kebanyakan, Lim bekerja paruh waktu sambil kuliah untuk mengurangi beban keluarga.

Pada Juni 2017 lalu, Lim kembali ke Malaysia saat liburan kuliah.

Ia pulang ke Malaysia bukan untuk berlibur saja, tapi ia kembali bekerja.

Gejala penyakitnya awalnya terlihat ketika ia merasa sakit perut saat acara kumpul keluarga.

Awalnya keluarga mengira bahwa sakit perut Lim biasa-biasa saja, namun kondisi Lim mendadak kritis.

Lim kemudian dibawa ke dua rumah sakit pemerintah.

Lim dan keluarganya kaget ketika mengetahui bahwa ia didiagnosis gagal hati.

Lim Chi Ling (kwongwah.com.my)

Matanya pun menguning karena sakit kuning.

Ia kemudian kehilangan kesadaran dan tekanan darahnya makin melemah.

Khawatir akan kondisi sang anak, ayah Lim menyewa ambulance udara dengan biaya RM85,700 (Rp266 juta) untuk mengirimkan Lim ke rumah sakit di Singapura.

Semua tabungannya kosong serta harus berhutang sana-sini agar bisa menyelamatkan Lim.

Di Siangapura, biaya operasi transplantasi organ itu sendiri senilai $300,000 (Rp 2,9 miliar).

Selain itu, donor organ harus membayar $100,000 (Rp978 juta) sebagai biaya deposit rumah sakit.

Keluarga langsung tertunduk lesu mengetahui biaya rumah sakit, menunda sementara operasi yang harus segera dilakukan.

Kedua kakak Lim, masing-masing berusia 29 dan 30 tahun, memohon pada publik untuk mendonasikan uang.

Kakak Lim Chi Ling (kwongwah.com.my)
Halaman
123

Berita Terkini