وَاسْتَفْزِزْ مَنِ اسْتَطَعْتَ مِنْهُمْ بِصَوْتِكَ وَأَجْلِبْ عَلَيْهِمْ بِخَيْلِكَ وَرَجِلِكَ وَشَارِكْهُمْ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ
hasunglah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan bergabunglah dengan mereka pada harta dan anak-anak. (QS. al-Isra: 64).
Yang penting untuk kita perhatikan di sini adalah kalimat, “bergabunglah dengan mereka pada harta dan anak-anak.” Apakah berarti setan turut membuat anak manusia?
Al-Hafidz Ibnu Katsir menyebutkan dua keterangan ahli tafsir,
Pertama, jadikanlah anak manusia dan hartanya sebagai sebab mereka melakukan maksiat. Buat anak mereka tidak terdidik dengan baik, buat mereka hanya sibuk cari dunia, sehingga hakekatnya mereka di bawah kekuasaan kalian.
Kedua, setan bergabung dengan harta dan anak manusia yang ketika mendapatkannya tidak membaca basmalah. Ketika manusia tidak menyebut nama Allah pada saat makan, minum dan hubungan badan, setan turut bergabung menikmatinya. (Tafsir Ibn Katsir, 1/461).
Salah satu contohnya, anda bisa perhatikan di: Agar Aurat Tidak Dilihat Jin
Bangun Tawakkal dan Bersandar Kepada Allah
Bagian inilah usaha paling penting bagi manusia, agar mereka tidak menjadi budak bagi iblis dan setan. Perbanyak mendekatkan diri kepada-Nya.
Karena itu, di lanjutan ayat, Allah mengingatkan,
إِنَّ عِبَادِي لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطَانٌ وَكَفَى بِرَبِّكَ وَكِيلا
Sesungguhnya hamba-hamba-Ku, kamu tidak dapat berkuasa atas mereka. Dan cukuplah Tuhan-mu sebagai Penjaga. (QS. al-Isra: 65).
Allah berikan jaminan untuk orang selalu dekat dengan-Nya, beribadah kepada-Nya, mereka dijaga dari godaan setan. Al-Hafidz menjelaskan ayat ini,
أي: تسلط وإغواء بل الله يدفع عنهم -بقيامهم بعبوديته- كل شر ويحفظهم من الشيطان الرجيم ويقوم بكفايتهم
Artinya, kau Iblis tidak kuasa untuk mengusai atau menyesatkan mereka, karena Allah melindungi mereka – dengan ibadah yang mereka kerjakan – dari setiap kejahatan. Allah jaga mereka dari setan yang terkutuk, dan mencukupi kebutuhan mereka. (Tafsir Ibnu Katsir, 1/461).
Allahu a’lam.