TRIBUNSUMSEL.COM, SEMARANG - Petugas gabungan telah mengangkat jenazah tiga korban jatuhnya helikopter milik Basarnas Jawa Tengah di kawasan perbukitan Desa Canggal Bulu, Kecamatan Candiroto, Kabupaten Temanggung, Minggu (2/7/2017).
"Kami sedang evakuasi. Baru tiga yang bisa dievakuasi," kata Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Pol Djarod Padakova.
Namun, Djarod belum bisa menjelaskan identitas ketiga korban tewas tersebut, termasuk jumlah korban yang diduga tewas dalam kecelakaan tersebut.
Sebelumnya diberitakan, helikopter jenis Dauphin milik Basarnas dilaporkan terjatuh di Kabupaten Temanggung.
Heli berwarna oranye tersebut sebelumnya disiagakan di pintu keluar tol Gringsing, Kabupaten Batang, selama arus mudik dan balik Lebaran.
Heli tersebut lalu diinstruksikan bertolak ke Banjarnegara untuk membantu proses evakuasi korban letusan Kawah Sileri di kawasan Dieng.
Sementara ini sejumlah warga RT 03 RW 08 Desa Protomulyo, Kaliwungu Selatan, Kendal, Jawa Tengah, sibuk memasang tenda di rumah orangtua Maulana Affandi (26), Senin (3/7/2017).
Keluarga ini tengah berduka setelah Maulana yang selama ini bekerja di Basarnas Jawa Tengah dinyatakan tewas dalam jatuhnya helikopter Basarnas di Gunung Butak, Candiroto, Temanggung, Minggu (2/7/2017).
Di dalam rumah, ibu korban, Nur Khamidah (60), terus menangis.
Ia seperti tidak percaya, kalau anak pertamanya, Maulana, menjadi salah satu korban meninggal dunia.
Sementara itu, sang ayah, Kusnyoto (66), terus mengingatkan istrinya untuk tabah.
“Sabar ya, bu. Istighfar,” bisik Kusnyoto.
Beberapa menit kemudian, ibu dari dua anak itu lalu dipapah oleh suami dan anak bungsunya, Hafidz (19), menuju ke mobil hitam.
Mereka akan berangkat menuju Semarang untuk menjemput jenazah anak tercintanya.
Menurut paman korban, Kun Fayakun (52), korban sebenarnya tinggal bersama istri, Rina Panuntun (25), dan anaknya, Distra (6), di Boja Kendal.