HUT ke 80 RI

Sosok Karisto Paskibraka Nyaris Pingsan Saat Upacara RI Hingga Digandeng 2 Rekannya, Anak Piatu

Mengenal sosok Karisto Gideon Dimara, anggota paskibraka Papua Barat Daya nyaris pingsan saat berlangsung upacara peringatan

|
TRIBUNSORONG.COM/SAFWAN ASHARI
PASKIBRAKA NYARI PINGSAN - Mengenal sosok Karisto Gideon Dimara (tengah) bersama dua rekan yang bopng saat upacara HUT RI. Anggota paskibraka Karisto Papua Barat Daya nyaris pingsan saat berlangsung upacara peringatan HUT ke-80 RI di Lapangan Upacara Kodaeral XIV Sorong, Minggu (17/8/2025) lalu 

TRIBUNSUMSEL.COM - Mengenal sosok Karisto Gideon Dimara, anggota paskibraka Papua Barat Daya nyaris pingsan saat berlangsung upacara peringatan HUT ke-80 RI di Lapangan Upacara Kodaeral XIV Sorong, Minggu (17/8/2025) lalu.

Saat prosesi pengibaran selesai, Karisto mengalami pusing, sesak napas, dan hampir pingsan. 

Meski tubuhnya goyah, ia tetap berusaha menyelesaikan tugasnya dengan tegap. 

Dua rekannya, Afgan Rizal Sapulette dan Frans Beto Koloway, spontan menggandeng tangan Karisto dan menopangnya agar tetap bisa berjalan keluar lapangan dengan formasi yang utuh.

Aksi ini terekam kamera dan viral di media sosial.

Lantas siapakah sosok Karisto ini ?

Karisto Gideon Dimara lahir pada 2008 dan kini berusia 17 tahun. 

Ia merupakan siswa kelas 2 di SMK YPK Bukid Zaitun Waisai, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya.

Karisto adalah anak seorang nelayan. Ayahnya bekerja setiap hari mencari ikan untuk menghidupi keluarga. 

Sementara itu, ibunya sudah meninggal dunia sehingga Karisto menyandang status piatu.

Baca juga: Nasib Karisto Gideon, Paskibra yang Viral Hampir Pingsan saat Upacara di Sorong, Dapat Beasiswa

Meski berasal dari keluarga sederhana, Karisto terpilih sebagai anggota Paskibraka dan bahkan dipercaya menjadi Komandan Pasukan 8 pada upacara penurunan bendera sore harinya.

"Lewat Paskibraka ini saya mau buat bangga bapa di kampung, almarhuma mama, serta semua keluarga di Raja Ampat. Saya bangga menjadi anak nelayan yang meski hampir jatuh, tapi tetap kuat sebab teman-teman pun ada di sisi saya,” ujar Karisto, dikutip dari akun Instagram @tribunsorong.

Setelah lulus dari SMK YPK Bukit Zaitun Waisai, Karisto bercita-cita ingin menjadi anggota Brimob, membanggakan ayahnya, almarhumah ibunya, serta seluruh keluarga.

Cerita Karisto

Siswa kelas dua SMK itu mengaku sempat merasa matanya berunang-kuang dan sesak napas usai pengibaran bendera.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved