Pembunuhan Wanita di Purwakarta

Isi Ancaman yang Diterima Dea Sebelum Ditemukan Tewas, Sering Diintai, Diminta Menjauhi Seseorang

Ibunya Yuli Ismawati (55), menyebut ancaman ke putrinya terkait permintaan agar Dea menjauhi seseorang yang pernah ia bantu mendapatkan pekerjaan.

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Kharisma Tri Saputra
YOUTUBE TRIBUN CIREBON
ANCAMAN SEBELUM DIBUNUH- Ibunda Dea Permata Karisma (27), mengungkapkan isi ancaman teror yang diterima putrinya sebelum ditemukan tewas mengenaskan di kediamannya yang terletak di Desa Jatimekar, Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, pada Selasa siang (12/8/2025).   

Semasa hidupnya, Dea dikenal dikenal sebagai sosok ramah. 

‎"Dia baik, suka bergaul sama semua orang. Saya enggak dengar dia punya masalah dengan siapa pun," ungkap Salbiah, tetangga Dea melansir dari Tribunjabar.com, selasa (12/8/2025). 

Hal senada pun diungkap oleh adik korban, Rafi Karisma (19). 

Rafi menyebutkan bahwa Dea merupakan anak kedua dari lima bersaudara. 

‎"Terakhir ketemu hari Sabtu (9/8) kemarin, kami sekeluarga main ke rumah sini yang di Jatiluhur," kata Rafi kepada Tribunjabar.id, Selasa (12/8/2025).

‎Ia mengatakan, Dea merupakan sosok yang penyayang kepada keluarga.  

"Teteh (Dea) mah baik, kalau ketemu kami adik-adiknya suka nawarin jajan," kata Rafi.
 ‎
Rafi tak menyangka bahwa pertemuan dengan sang kakak pada akhir pekan tersebut menjadi hari terakhir pertemuannya.

Kronologi Pembunuhan 

Jasad Dea pertama kali ditemukan oleh asisten rumah tangganya dalam kondisi bersimbah darah dengan sejumlah luka tusuk. 

Garis polisi telah terpasang di sekitar rumah sejak pukul 16.00 WIB, dan aparat kepolisian masih melakukan olah tempat kejadian perkara serta memeriksa sejumlah saksi. 

Pembunuhan itu diduga dilakukan siang. Soalnya, tetangga korban sempat bersama korban berbelanja. 

Baca juga: 3 Bulan Diteror di WA, Dea Sempat Lapor Polisi Namun Tak Ditanggapi, Kini Ditemukan Tewas di Rumah

Detik-detik terakhir Dea Permata Karisma sebelum dibunuh itu diungkap tetangganya yang bernama Salbiah.

‎"Tadi sekitar jam 10 pagi, saya mau beli sayur. Bu Dea juga keluar, kayaknya mau belanja. Jam 11 siang, kami pulang hampir bersamaan," ujar Salbiah.

‎Saat itu, kata Salbiah, Dea terlihat normal. 

"Saya sempat sapa dia yang lagi makan. Dia bilang buru-buru karena mau hujan dan jemurannya banyak," ujar Salbiah.

‎Tak disangka, beberapa jam kemudian, pembantu Dea berlari ketakutan sambil berteriak, "Ibu-ibu, Bu Dea dibunuh," kata Salbiah menirukan pembantu korban. 

‎Ia menyebutkan, kejadian terungkap ketika pembantu Dea pulang dari warung sekitar jam 13.00 WIB.

‎"Dia disuruh beli minuman. Pas balik, langsung nemuin Bu Dea sudah tidak bernyawa," kata Salbiah. 

‎Salbiah dan warga lain langsung bergegas ke rumah Dea. 

Saat akan masuk rumah, Salbiah mengaku mengurungkan niatnya setelah melihat ada jejak kaki yang berdarah. 

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved