TNI Tewas Dianiaya Senior

Isi Chat Prada Lucky ke Kakak Ungkap Alasan Dipukul Senior, Bukan Karena Penyimpangan

Baru sebulan bertugas, Prada Lucky sempat curhat pilu ke kakaknya soal penyiksaan yang ia alami setelah dilantik jadi anggota Batalion Teritorial Pemb

Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Moch Krisna
Tangkapan layar Kompas TV
TNI TEWAS - Kakak Prada Lucky, Novilda Lusiana Hetinina Namo mengungkapkan curhatan sang adik sebelum tewas. 

Atas kejadian itu, Lusi pun mengadu ke ibunya hingga kenalannya di TNI.

"Dia cerita satu kali dipukul. Saya cerita ke mama, saya punya teman ada kenalan juga di situ, saya bilang 'minta tolong saya punya adik ada sakit, dia dipukul, tolong temani dia ke puskes'," ujar Lusi.

Setelah Lusi menceritakan soal penderitaan Lucky ke sang mama, Lucky sempat marah.

"Dia (Lucky) sempat marah karena 'kak Lusi kenapa kasih tahu mama? jadi kepikiran'. Saya bilang kasihan adik kena pukul di sana'. Habis itu dia tidak cerita saya lagi," pungkasnya.

Tak hanya itu, Lusi juga membantah kalau adiknya ada penyimpangan.

Sempat beredar informasi bahwa aksi kekerasan tersebut lantaran Prada Lucky melakukan penyimpangan seksual dengan Prada Ricard Junimton Bulan.

"Yang saya kenal, saya punya adik dari kecil sampai sekarang, dia punya pergaulan itu normal. Pergaulannya luas, malah lebih dari saya," jelas Lusi.

Diketahui sebelumnya, Prada Lucky tewas pada 6 Agustus 2025 lalu setelah dirawat di rumah sakit selama empat hari.

Prada Lucky dibawa puskesmas lalu rumah sakit lantaran tubuhnya babak belur akibat disiksa puluhan seniornya.

Akibat penganiayaan tersebut, Prada Lucky mengalami gagal ginjal, memar di sekujur tubuh, bekas luka sundutan rokok di punggung hingga organ paru-parunya rusak semua.

 

20 Orang Tersangka

Kini Pangdam IX/Udayana Mayor Jenderal TNI Piek Budyakto mengumukan 20 prajurit TNi yang terlibatt kematian Prada Lucky Namo ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan.

"Laporan sementara saat ini semua sudah ditangani. Seluruhnya 20 tersangka yang sudah ditahan, kemudian ditindaklanjuti pemeriksaan lanjutan. Ada satu orang perwira," kata Piek Budyakto. 

Piek Budyakto tidak menyebutkan inisial dari para tersangka. Motif dari kejadian itu, kata Piek Budyakto, sedang dilakukan penyelidikan oleh Polisi Militer. Piek Budyakto meminta semua pihak untuk menunggu proses. 

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved