Harga Karet Hari Ini
Harga Karet di OKU Timur Turun Buat Petani Kian Terpuruk, Biaya Operasional Tak Sebanding Pendapatan
Petani karet di Desa Perjaya, Kecamatan Martapura, Kabupaten OKU Timur, kembali dihadapkan pada penurunan harga jual yang kian menekan.
Penulis: CHOIRUL RAHMAN | Editor: Shinta Dwi Anggraini
TRIBUNSUMSEL.COM, MARTAPURA – Para petani karet di Desa Perjaya, Kecamatan Martapura, Kabupaten OKU Timur, Sumsel kembali dihadapkan pada penurunan harga jual yang kian menekan.
Dalam sepekan terakhir, harga karet alami penurunan sebesar Rp 200 per kilogram.
Jika pada pekan sebelumnya harga karet untuk usia dua minggu mencapai Rp 13.300 per kilogram, kini hanya dihargai Rp 13.100 di tingkat kelompok tani.
Penurunan ini menjadi pukulan tersendiri bagi petani karet yang harus berjuang di tengah ketidakpastian cuaca.
Perubahan iklim yang sulit diprediksi kadang hujan deras, kadang panas terik membuat proses penyadapan hingga pengeringan lateks menjadi tidak optimal.
Salah satu petani karet di Desa Perjaya, Eko, mengaku penurunan harga bukan satu-satunya tantangan yang ia hadapi.
Cuaca yang tidak menentu membuat produksi karet ikut terganggu.
“Sudah beberapa minggu ini cuaca memang tidak menentu, kadang pagi panas, siangnya hujan. Ini sangat berpengaruh ke hasil sadapan kami. Kalau cuaca lembap atau sering hujan, getah susah keluar dan susah kering. Kadang hasilnya malah rusak karena lembap terlalu lama. Belum lagi kalau harga turun seperti sekarang, makin berat kami sebagai petani,” keluh Eko, Rabu (06/08/2025).
Baca juga: Harga Karet di PALI Bertahan Rp 10 Ribu per Kg, Petani Kian Terjepit Imbas Hasil Produksi Merosot
Senada dengan itu, petani lain, Vivin juga mengeluhkan kondisi yang semakin sulit.
Ia mengatakan biaya operasional tidak sebanding dengan hasil yang didapatkan.
“Kami ini kerja subuh-subuh nyadap, kadang hujan datang tiba-tiba, getah tidak bisa dikumpulkan maksimal. Kami juga butuh biaya beli pupuk, tebas semak, belum lagi kebutuhan rumah tangga. Kalau harga terus turun begini, kami makin bingung harus bagaimana. Harapan kami harga bisa stabil dan cuaca juga mendukung, karena kami sangat bergantung pada dua hal itu,” ujarnya.
Sedangkan, Salah satu petani karet lainnya di daerah setempat, Adi mengungkapkan keresahan yang kian membelit kehidupan para petani karet belakangan ini.
Ia mengaku sudah puluhan tahun menggantungkan hidup dari hasil karet, namun beberapa tahun terakhir terasa semakin berat untuk bertahan.
“Kami ini petani kecil, lahan saya cuma satu hektar lebih sedikit. Dulu waktu harga karet bagus, kita masih bisa napas lega, bisa nyekolahin anak, bisa nabung walau sedikit. Tapi sekarang, jangankan buat nabung, untuk makan sehari-hari saja sudah susah. Harga turun terus, sementara kebutuhan hidup terus naik,” ujarnya sambil memandangi tumpukan karet setengah kering di pinggir pondoknya.
Adi juga menambahkan bahwa perubahan cuaca turut memperparah kondisi. Menurutnya, tahun ini cuaca jauh lebih sulit diprediksi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Harga Getah Karet di OKU Timur Sumsel Naik-Turun, Petani Tertekan Produksi Menurun |
![]() |
---|
Rincian Harga Karet Hari ini di OKI, Merangkak Naik di Bulan Agustus Tapi Hasil Panen Turun |
![]() |
---|
Harga Karet di PALI Bertahan Rp 10 Ribu per Kg, Petani Kian Terjepit Imbas Hasil Produksi Merosot |
![]() |
---|
Harga Karet Hari Ini, 26 Juli 2025 di OKI, Kualitas Bagus Rp 12 Ribu Perkilo |
![]() |
---|
Update Harga Karet di OKU Sumsel Rabu 23 Juli 2027, Harga Stabil Tapi Hasil Getah Justru Sedikit |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.