Mayat Pegawai Koperasi di Lampung

Sosok Salam Paryitno, Bunuh Pegawai Koperasi di Natar Gegara Ditagih Utang, Rumah Dibakar Massa

Salam Prayitno, Pelaku pembunuhan pegawai koperasi simpan pinjam yang ditemukan mengapung di sungai di Dusun Sukarame, Desa Haduyang, Kecamatan Natar

|
Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Kharisma Tri Saputra
Tribunlampung.co.id
PEMBUNUH PEGAWAI KOPERASI- Salam Prayitno, Pelaku pembunuhan pegawai koperasi simpan pinjam yang ditemukan mengapung di sungai di Dusun Sukarame, Desa Haduyang, Kecamatan Natar, Lampung Selatan diamankan 

TRIBUNSUMSEL.COM - Pelaku pembunuhan pegawai koperasi simpan pinjam yang ditemukan mengapung di sungai di Dusun Sukarame, Desa Haduyang, Kecamatan Natar Kecamatan Natar, Lampung Selatan diamankan warga.

Adapun pelaku bernama Salam Prayitno, warga Dusun Purworejo, Desa Branti Raya, Kecamatan Natar, Lampung Selatan.

Salam Prayitno tega menghabisi nyawa Pandra Apriliadi (24) saat korban menagih utang, pada Sabtu (26/7/2025) yang lalu.

Baca juga: Sosok Pandra Apriliandi, Pegawai Koperasi di Natar Dibunuh Nasabah Usai Tagih Utang, Mayat Mengapung

Keluarga korban mendapat informasi terakhir jika Pandra Apriliadi mendatangi rumah pelaku unutk menagih utang.

Hal itu memicu aksi pembakaran rumah pelaku di Dusun Kroya, Desa Branti Raya, Kecamatan Natar, Lampung Selatan, Kamis (31/7/2025)

Saksi mata di lokasi Septa Adi Putra (35) mengatakan warga membakar rumah terduga pelaku pembunuhan.

"Pembakaran terjadi abis adzan zuhur," ujarnya.

Ia menyebut warga sampai 3 kali membakar rumah terduga pelaku.

"Pembakaran 3 kali. Pertama dibakar, kami masih bisa meredam. Kebakaran kedua pak lurah datang. Kebakaran ketiga kami sudah tidak bisa mencegah. anggota Polda Lampung datang," ungkapnya.

Ia pun menceritakan kronologi pembakaran rumah tersebut.

"Setelah jenazah itu ditemukan, jenazah itu langsung diambil polisi. Mereka langsung bawa jenazah itu. Terus masyarakat diduga dari kelurga korban, kemungkinan masih keluarga korban, mendatangi rumah pelaku," ucapnya.

"Mungkin karena pelakunya nggak ada warga melampiaskannya membakar rumah pelaku. Akhirnya pihak polda datang, bantu disini alhamdulilah. Untuk keluarga korban juga kami maklum kalau ada kesuruhan," sambungnya.

Ia menyebut keadaan di sekitar rumah pelaku sudah berangsung normal.

"Sekarang sudah aman," ujarnya.

Ia mengatakan dari beberapa hari lalu, warga yang penasaran dengan keberadaan korban mendatangi rumah pelaku.

"Kalau mulai ramainya dari hari Minggu malam Senin. Insyallah nanti malam juga ramai dari pihak keluarga korban menduga pelakunya ya itu. Makanya kabur pelakunya," katanya.

Baca juga: VIDEO Rumah Pelaku Pembunuhan Pegawai Koperasi di Natar Dibakar, Korban Dibuang Terikat di Sungai

Ia menyebut pelaku bukan warga kampungnya.

"Pelaku warga kampung baru namanya Salam bukan warga sini," ucapnya.

Diteruskannya dari beberapa hari lalu, terduga pelaku meninggalkan rumah.

"Dari malam kejadian udah nggak ada ,pelaku kabur kenal sama pelaku setiap hari keliling jualan somay kalau korbannya saya nggak kenal katanya waktu itu lagi nagih kejadian," tukasnya.

Pelaku Diamankan

Pelaku menyerahkan diri ke Polsek Natar, Lampung Selatan yang kemudian diserahkan ke Polda Lampung untuk dilakukan pemeriksaan.

Kapolres Lampung Selatan AKBP Toni Kasmiri menyebut pelaku pembunuhan pegawai koperasi asal Lampung Utara sudah diamankan. 

"Kita menjaga kamtibmas. Kita fokus pada pengejaran pelaku. Alhamdulilah pelaku sudah diamankan," ujar Kapolres Lampung Selatan AKBP Toni Kasmiri saat konfrensi pers di Rumah Sakit Bhayangkara Kamis (31/7/2025) sekitar pukul 20.00 WIB.

"Situasi saat ini di sekitar rumah pelaku masih kita lakukan penjagaan 2 SSK dari Dalmas dan 2 SSK dari Brimob ikut gabung fungsi Lampung Selatan dan Polda Lampung," sambungnya.

Meski telah menyerahkan diri, Salam Paryitno belum ditetapkan menjadi tersangka oleh polisi.  

Pihaknya masih melakukan penyelidikan terhadap kasus tersebut.

Ia meminta kepada masyarakat dan keluarga korban untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi

"Kami harapkan untuk rekan-rekan kita pasti transparan. Kita harapkan keluarga korban jangan terprovokasi," ujarnya.

"Percaya pada kami beri kami kesempatan. InsyaAllah semua akan selesai. Yang jelas pelaku sudah kami amankan pelaku atasnama Salam Prayitno. Kemarin siang sudah kami amankan," tukasnya.

Saat ini pihaknya sudah memeriksa 7 saksi, pada pemeriksaan awal.

"Kericuhan kemarin pagi kita tidak boleh main hakim sendiri nanti akan ditangani subdit 1 keamanan negara Polda Lampung," tukasnya.

Kronologi

Paman Pandra, yaitu Andi mengatakan bahwa korban mendatangi rumah pelaku, yang merupakan salah satu nasabah koperasi tempatnya bekerja pada hari sebelum keponakannya itu menghilang.

Informasi ini didapat dari kekasih Pandra, yang melakukan video call dan menanyakan posisi korban.

Saat itu, Pandra mengatakan bahwa dia sedang dalam perjalanan mengambil uang. Namun, 10 menit kemudian, ponsel korban tak bisa dihubungi lagi.

Melansir dari Kompas.com, hasil autopsi menunjukkan bahwa Pandra diduga tewas akibat pendarahan masif di leher.

Dokter spesialis forensik dari Rumah Sakit Bhayangkara, I Putu Swartama, mengungkapkan bahwa terdapat trauma tajam pada leher korban.

Luka tersebut lah yang kemudian menyebabkan dua sudut taham yang memotong pembuluh darah besar di sisi kanan dan kiri, serta menyayat tenggorokan hingga mencapai tulang leher ketiga.

"Jenazah korban sudah mengalami pengeroposan lanjut. Jadi kita menilai dari pengeroposan lanjut tersebut," ujarnya saat press rilis di Rumah Sakit Bhayangkara, Kamis (31/7/2025) sekitar pukul 20.00 WIB.

"Kita menilai paling tinggi diketemukan belatungnya. Jadi belatung yang ditemukan di tubuh korban belatungnya paling besar 0,8 sentimeter atau 8 mili. Kalau dikonversi hari 2-3 hari," terusnya.

Ia menyebut kendala dalam mengindentifikasi penyebab kematian korban karena jenazah korban sudah mengalami pembusukan.

"Karena jenazah korban sudah mengalami pembusukan. Maka dari itu kita nanti melakukan pemeriksaan penunjang anatomi," ungkapnya.

"Kalau melihat lukanya, trauma benda tajam. Terputusnya atau terpotongnya pembuluh darah besar di leher, tenggorokan dan kerongkongan. Sehingga menyebabkan pendarahan masif atau aktif," sambungnya.

Pihaknya akan melakukan pemeriksaan pantohir anatomi untuk menentukan luka pada tubuh korban dan penyebab korban meninggal.

"Jadi kita akan melakukan pemeriksaan pantohir anatomi. Untuk menentukan luka ini ada saat korban masih hidup atau sudah meninggal," ujarnya.

"Jadi penunjang masih dibutuhkan karena jenazah korban sudah mengalami pembusukan. pembusukan itu akan mengancurkan organ-organ tubuh," tukasnya.

Sebelumnya, jasad berjenis kelamin laki-laki ditemukan mengapung di Sungai Natar pada Kamis (31/7/2025) siang.

Saat ditemukan, Mayat Pandra  mengenakan jaket berwarna merah dan celana jeans biru, dan ditemukan di Kampung Kroya, Dusun Sukarame, Desa Haduyang, Kecamatan Natar, Lampung Selatan.

Jenazah tersebut terlihat dalam posisi telentang dengan tangan terikat.

Lalu, sekira pukul 20.30 WIB, jenazah Pandra apriliadi diantarkan ke kediaman orang tuanya, di jalan H Mansur, Desa Gedung Ketapang, Kecamatan Sungkai Selatan, Kabupaten Lampung Utara, dengan mobil ambulans RS Bhayangkara dan dikawal unit Lantas Polres Lampung Selatan.

Kemudian sekira pukul 23.00 WIB jenazah sampai di kediaman orang tuanya dan langsung disalatkan.

Sekira pukul 23.20 WIB jenazah Pandra Apriliadi dibawa ke TPU Desa Gedung Ketapang, Kecamatan Sungkai Selatan Lampung Utara, menggunakan ambulans Rumah Sakit bhayangkara dan dikawal unit Lantas Polres Lampung Selatan.

Artikel telah tayang di Tribunlampung.com dengan topik Penemuan Jasad di Lampung Selatan
 
(*)

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News  

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved