Mayat Pegawai Koperasi di Lampung

Sosok Salam Paryitno, Bunuh Pegawai Koperasi di Natar Gegara Ditagih Utang, Rumah Dibakar Massa

Salam Prayitno, Pelaku pembunuhan pegawai koperasi simpan pinjam yang ditemukan mengapung di sungai di Dusun Sukarame, Desa Haduyang, Kecamatan Natar

|
Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Kharisma Tri Saputra
Tribunlampung.co.id
PEMBUNUH PEGAWAI KOPERASI- Salam Prayitno, Pelaku pembunuhan pegawai koperasi simpan pinjam yang ditemukan mengapung di sungai di Dusun Sukarame, Desa Haduyang, Kecamatan Natar, Lampung Selatan diamankan 

Saat ini pihaknya sudah memeriksa 7 saksi, pada pemeriksaan awal.

"Kericuhan kemarin pagi kita tidak boleh main hakim sendiri nanti akan ditangani subdit 1 keamanan negara Polda Lampung," tukasnya.

Kronologi

Paman Pandra, yaitu Andi mengatakan bahwa korban mendatangi rumah pelaku, yang merupakan salah satu nasabah koperasi tempatnya bekerja pada hari sebelum keponakannya itu menghilang.

Informasi ini didapat dari kekasih Pandra, yang melakukan video call dan menanyakan posisi korban.

Saat itu, Pandra mengatakan bahwa dia sedang dalam perjalanan mengambil uang. Namun, 10 menit kemudian, ponsel korban tak bisa dihubungi lagi.

Melansir dari Kompas.com, hasil autopsi menunjukkan bahwa Pandra diduga tewas akibat pendarahan masif di leher.

Dokter spesialis forensik dari Rumah Sakit Bhayangkara, I Putu Swartama, mengungkapkan bahwa terdapat trauma tajam pada leher korban.

Luka tersebut lah yang kemudian menyebabkan dua sudut taham yang memotong pembuluh darah besar di sisi kanan dan kiri, serta menyayat tenggorokan hingga mencapai tulang leher ketiga.

"Jenazah korban sudah mengalami pengeroposan lanjut. Jadi kita menilai dari pengeroposan lanjut tersebut," ujarnya saat press rilis di Rumah Sakit Bhayangkara, Kamis (31/7/2025) sekitar pukul 20.00 WIB.

"Kita menilai paling tinggi diketemukan belatungnya. Jadi belatung yang ditemukan di tubuh korban belatungnya paling besar 0,8 sentimeter atau 8 mili. Kalau dikonversi hari 2-3 hari," terusnya.

Ia menyebut kendala dalam mengindentifikasi penyebab kematian korban karena jenazah korban sudah mengalami pembusukan.

"Karena jenazah korban sudah mengalami pembusukan. Maka dari itu kita nanti melakukan pemeriksaan penunjang anatomi," ungkapnya.

"Kalau melihat lukanya, trauma benda tajam. Terputusnya atau terpotongnya pembuluh darah besar di leher, tenggorokan dan kerongkongan. Sehingga menyebabkan pendarahan masif atau aktif," sambungnya.

Pihaknya akan melakukan pemeriksaan pantohir anatomi untuk menentukan luka pada tubuh korban dan penyebab korban meninggal.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved