Berita Palembang

Fenomena Bendera One Piece Viral, Penjual Bendera Merah Putih di Palembang Optimis Tak Terdampak

Ramainya fenomena bendera one piece berkibar jelang 17 Agustus tahun ini tak dikhawatirkan oleh penjual bendera merah putih di Palembang.

SRIPOKU/SYAHRUL HIDAYAT
BENDERA MERAH PUTIH -- Dadang pedagang bendera merah putih melayani pembeli di Jalan POM IX, Jumat (1/8/2025). Viralnya aksi beli bendera one piece oleh sejumlah sopir di media sosial tidak begitu mempengaruhi jumlah pembeli. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG -- Kemeriahan perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80 mulai terasa di Palembang, Sumatera Selatan. 

Di berbagai sudut kota, para pedagang musiman mulai menjajakan pernak-pernik Agustusan.

Dari bendera, umbul-umbul, hingga latar Merah Putih, semua berderet rapi, menarik perhatian warga yang melintas.

Meski demikian, gairah perayaan kali ini dirasakan berbeda sebab ramainya isu di media sosial banyak warga yang memasang bendera serial anime One Piece. 

Namun, bagi para pedagang musiman di Palembang, isu tersebut tak menyurutkan semangat mereka.

Dadang, salah satu pedagang yang membuka lapak di depan Gedung DPRD Sumsel, Jalan POM IX, mengaku tak khawatir.

"Enggak masalah, kami juga tidak jual bendera One Piece itu. Sopir beli bendera itu lewat olshop, kami hanya ada bendera Merah Putih, umbul-umbul, dan background Merah Putih," ujarnya, Jumat (1/8/2025).

Ia menambahkan, lapaknya sudah mulai beroperasi sejak Senin, 28 Juli 2025, dan pembeli mulai berdatangan meski masih dalam jumlah kecil. 

"Lumayan sudah ada yang beli, walaupun hanya satu per hari. Nanti ramainya menjelang 17 Agustus," kata Dadang.

Bukan hanya bendera Merah Putih, Dadang juga menjual bendera Palestina sebagai bentuk solidaritas.

"Bendera ini memang bukan bendera kebangsaan kita. Saya pajang (dan jual) itu sebagai bentuk dukungan sebagai sesama muslim, untuk saudara-saudara kita yang kena musibah di sana," jelas bapak yang sudah menggeluti jual bendera selama 7 tahun ini.

Di seberang sungai, tepatnya di kawasan Seberang Ulu, semangat serupa juga terpancar dari Rahel (20) yang membuka lapak di depan Kantor Badan Kepegawaian Negara (BKN).

Menjual pernak-pernik Agustusan adalah usaha turun temurun dari keluarganya. Sejak dibuka pada 28 Juli, Rahel sudah menjual rata-rata lima bendera setiap hari.

"Pembeli ramai itu biasanya di tanggal belasan, sebelum 17 Agustus. Yang paling banyak dibeli itu umbul-umbul dan panji untuk di lingkungan RT," ujar Rahel.

Ketika ditanya soal isu bendera One Piece, Rahel juga tak ambil pusing. Baginya, rezeki tidak akan pernah tertukar.

"Kami juga jual bendera yang biasa dibeli untuk truk, harganya Rp 20 ribu. (Tentang sopir truk yang tak lagi mengibarkan bendera) tidak apa-apa, InsyaAllah rezeki tidak tertukar," katanya optimis.

Penjualan tahun ini menjadi harapan baru bagi Dadang.

Tahun lalu, ia harus membawa pulang kembali tiga dari tujuh karung bendera yang dibawanya dari Garut. Catatan terburuknya sejak mulai berjualan pada 2007.

"Tahun ini sudah ada instruksi dari pemerintah untuk mengimbau (memasang bendera), mudah-mudahan warga mengikuti imbauan tersebut. Tahun kemarin itu parah sekali," kenangnya.

Optimisme juga datang dari Reja, warga Talang Jambi.

"Mana ada, Kak. Mereka tidak mungkin jual bendera One Piece itu," ungkapnya meyakinkan.

Dengan keyakinan bahwa semangat patriotisme tetap menyala, para pedagang musiman ini terus menjajakan pernak-pernik Merah Putih, berharap tahun ini dapat menjadi berkah dan perayaan kemerdekaan kembali meriah seperti sedia kala. 

 

 

Baca artikel menarik lainnya di Google News

Ikuti dan bergabung di saluran WhatsApp Tribunsumsel

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved