Berita Palembang

RPJPD Sumsel Saat Transisi Energi di Depan Mata, Namun Cadangan Batubara di Sumsel Melimpah

Untuk itu pemerintah Provinsi Sumsel pun sudah menentukan arah kebijakan pembangunan hingga 2045.

Penulis: Linda Trisnawati | Editor: Slamet Teguh
Tribunsumsel.com/ Linda Trisnawati
PELATIHAN JURNALIS - Foto bersama Pelatihan Jurnalisme Transisi Energi yang diselenggarakan AJI PAlembang bersama Yayasan Mitra Hijau di Fave Hotel Palembang, Kamis (31/7/2025). 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Linda Trisnawati

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Pemerintah menargetkan Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060, sedang cadangan batubara di Sumatera Selatan (Sumsel) bisa sampai tahun 2121.

Untuk itu pemerintah Provinsi Sumsel pun sudah menentukan arah kebijakan pembangunan hingga 2045.

"Terkait transisi energi telah dibuat  arah kebijakan pembangunan Provinsi Sumsel dalam RPJPD Provinsi Sumsel tahun 2025-2045," kata Kepala Bidang (Kabid) Perekonomian dan Pendanaan Pembangunan Bappeda Sumsel, Hari Wibawa saat Pelatihan Jurnalisme Transisi Energi yang diselenggarakan AJI PAlembang bersama Yayasan Mitra Hijau di Fave Hotel Palembang, Kamis (31/7/2025). 

Hari menjelaskan, Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) ini dibagi dalam empat tahapan, tahap pertama tahun 2025-2029 terkait penguatan fondasi transformasi seperti pengembangan teknologi di bidang energi dalam mendukung transisi energi yang berkeadilan menuju pemanfaatan energi baru dan terbarukan secara berkelanjutan. 

Lalu tahapan kedua, pada tahun 2030-2034, akselerasi transformasi seperti peningkatan teknologi dan inovasi dalam mengakselerasi transisi energi berkeadilan menuju pemanfaatan energi baru dan terbarukan secara berkelanjutan. 

Kemudian tahapan ketiga, tahun 2035-2039, pemantapan dan ekspansi regional seperti penguatan transisi energi yang berkeadilan. Lalu tahapan ke empat, tahun 2040-2044, perwujudan Sumsel MAPAN yaitu mewujudkan daerah yang menerapkan ekonomi hijau terutama pengelolaan dan penggunaan energi baru terbarukan. 

"Sumsel ini merupakan salah satu daerah penghasil batubara terbesar. Bahkan cadangan batubara di Sumsel bisa sampai tahun 2121. Saat ini produksi batubara di Sumsel terus meningkat seperti pada 2024 mencapai 113,29 juta ton, melampaui 2023 sebesar 105,85 juta ton dan di 2025 ini rencana produksi batubara di Sumsel 147,33 juta ton," ungkapnya. 

Menurut Hari, peran batubara dalam perekonomian di Sumsel cukup besar seperti dari sektor batubara menyumbang 15 persen PDRB Sumsel. Lalu 12 persen menyumbang pendapatan Sumsel dan 2,26 persen tenaga kerja di sektor tersebut. 

Baca juga: PALI Bakal Dapat Proyek Hilirisasi Batubara Senilai Rp 40 T, Bisa Serap 40 Ribu Tenaga Kerja Baru

Baca juga: Angkutan Batubara Dilarang Melintas di Jalan Umum Wilayah Sumsel Mulai 1 Januari 2026

Sementara itu Direktur Eksekutif Yayasan Mitra Hijau Dr. Doddy S. Sukadri menambahkan, memang tidak bisa dipungkiri Sumsel ini penghasil batubara terbesar nomor dua di Indonesia. 

"Maka perlu percepatan untuk menyelesaikan terkait batubara di Sumsel ini. Sebab peralihan ini tujuannya untuk mengurangi penggunaan fosil. Karena memang tidak bisa dilakukan seperti membalikkan telapak tangan, perlu proses dan bertahap," kata Doddy. 

Menurutnya, Sumsel mempunyai berbagai jenis sumberdaya energi, baik energi bersih maupun energi kotor, yang mencukupi untuk memasok kebutuhan listrik seluruh propinsi. Yang menjadi masalah adalah bakal terjadi menurunnya pendapatan provinsi yang berasal dari pendapatan batubara. 

"Sumsel mempunyai total cadangan batubara 36,78 persen dari total cadangan nasional. Sedangkan Sumsel maupun daerah lain di Indonesia, harus bisa melepaskan ketergantungan dari batubara dan melakukan transformasi ekonomi ke arah yang lebih hijau dan berkelanjutan," katanya. 

Maka, transisi energi berkeadilan dan transformasi ekonomi yang berkelanjutan akan membutuhkan pendanaan besar, untuk itu pengembangan kapasitas pemangku kepentingan daerah, tata aturan pemerintah daerah yang mendukung, dan dukungan dari semua pemangku kepentingan daerah dan nasional perlu ditingkatkan. 

Sementara itu dalam kegiatan ini Pelatihan Jurnalisme Transisi Energi juga diisi dengan workshop dengan narasumber Pemimpin Redaksi Tribun Sumsel dan Sriwijaya Post Yudie Thirzano yang memaparkan tentang Distribusi Konten Liputan Transisi Energi di Media Sosial. 

 

 

 

 

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News

ikuti dan bergabung dalam saluran whatsapp Tribunsumsel.com

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved