Diplomat Kemenlu Tewas di Menteng
7 Misteri Kasus Kematian Arya Daru yang Belum Terjawab: Salah Kirim WA, Motif Hingga Ponsel Hilang
Deretan kasus kematian Arya Daru Diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) yang menimbulkan pertanyaan meski hasil penyelidikan
Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Kharisma Tri Saputra
TRIBUNSUMSEL.COM - Deretan kasus kematian Arya Daru Diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) yang menimbulkan pertanyaan meski hasil penyelidikan sudah dirilis Polda Metro Jaya.
Seperti diketahui, Polda Metro Jaya mengungkap hasil penyelidikan soal diplomat muda Arya Daru Pangayunan yang ditemukan tewas di kamar kos di kawasan Menteng Jakarta Pusat dengan kepala terlilit lakban kuning pada 8 Juli 2025 lalu.
Polda Metro Jaya menyimpulkan bahwa kematian Arya Daru karena mengakhiri hidup.
"Disimpulkan bahwa indikator dari kematian ADP mengarah pada indikasi meninggal tanpa keterlibatan pihak lain,” kata Direskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya Triputra, Selasa(29/7/2025).

Sementara, Dokter Forensik dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), dr. G. Yoga Tohjiwa, Sp.FM, mengungkapkan bahwa penyebab kematian korban adalah mati lemas.
"Maka sebab mati akibat gangguan pertukaran oksigen pada saluran atas nafas yang sebabkan mati lemas,” ucapnya.
Baca juga: ISI Chat Istri Arya Daru ke Penjaga Kos Sebelum Diplomat Tewas, Curigai Ada Sandal di Depan Kamar
Meski begitu, terkait hasil penyelidikan ini, masih ada beberapa pertanyaan atau misteri yang masih belum terjawab.
Berikut ini deretan hal yang masih dipertanyakan di balik kematian Arya Daru Pengayunan:
1. Kenapa Ponsel yang Hilang Tidak Terlacak Polisi
Teka-teki mengenai keberadaan telepon seluler milik diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arya Daru Pangayunan hingga kini belum juga terpecahkan. Polisi mengaku hanya menemukan satu unit handphone merk Samsung Note 0.
Sementara Arya Daru diketahui memiliki telepon seluler lain yakni Samsung Ultra 22 yang hingga kini keberadaannya tidak diketahui.
"Samsung Ultra 22 saya tidak terima, hilang atau nggaknya saya nggak tahu," ujar Anggota Tim Digital Forensik dari Direktorat Siber Polda Metro Jaya, Ipda Saji Purwanto.
Sementara itu Direskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya Triputra juga mengatakan hal serupa. Kata dia handphone jenis Samsung Ultra 22 sehari-hari digunakan korban sampai sekarang dan belum ditemukan.
"Handphone itu sampai sekarang belum ditemukan," ujar Kombes Wira.
Ipda Saji Purwanto menjelaskan handphone yang diberikan kepada penyidik pertama kali adalah Samsung Note 0 dan dinyalakan tahun 2019 tepatnya bulan Juni.
"Kemudian kami melakukan penelitian bahwa handphone digunakan untuk komunikasi instant messenger pada September 2022 dan dinyalakan lagi pada Januari 2024, " kata Ipda Saji.
Kemudian lanjut Ipda Saji mencari perangkat laptop. Setelah ditemukan laptop milik Arya Daru ada koneksi ke perangkat Samsung Ultra 22 dari laptop tanggal 25 Juni 2025.
"Jadi handphone yang kami periksa adalah handphone yang terakhir kali digunakan pada tahun 2022," kata Ipda Saji.
Ponsel Arya Daru yang hilang dan belum ditemukan yakni ponsel yang biasa digunakan korban untuk berkomunikasi dengan keluarga dan rekan kerja. Padahal, saat awal penyelidikan polisi tegas bilang tak ada barang berharga milik korban yang hilang di tempat kejadian perkara.
Kompolnas juga membenarkan informasi soal ponsel Arya Daru yang belum ditemukan.
Ketua Harian Kompolnas, Arief Wicaksono bilang pada 7 Juli 2025 lalu, setelah berkomunikasi dengan istrinya sepulang dari Mal Grand Indonesia, sekira pukul 21.00 WIB tanpa sebab yang jelas tiba-tiba ponsel Daru off atau mati total dan tak bisa lagi dihubungi
Sementara, menurut t analis dari Indonesia Crime Analyst Forum, Mustofa Nahrawardaya, jika handphone utama ini berhasil ditemukan, maka akan muncul fakta-fakta baru.
"Kalau keinginan bunuh dari tahun 2013, udah 10 tahun lebih, kemudian kemarin handphone yang ditemukan itu terakhir kali tahun 2022 dia pake, terlalu jadul, terlama lama, udah usang," katanya dikutip dari Youtube TV One.
"Jadi satu-satunya cara adalah menemukan handphone utama," sambung Mustofa.
2. Salah Kirim WhatsApp
Selain itu, ada jejak digital yang sampai sekarang masih misterius. Salah satunya soal Arya Daru salah mengirim pesan Whatsapp kepada sang istri.
Awak media saat jumpa pers kemarin sempat menanyakan soal pesan WhatsApp yang diduga salah kirim oleh Arya kepada istrinya, Meta Ayu Puspitantri.
Pesan itu disebut seharusnya ditujukan kepada orang lain kemungkinan perempuan yang disebut sebagai Vara(Sebelumnya disebut Farah) namun polisi tidak menjawab pertanyaan tersebut.
Padahal, saat jumpa pers polisi sempat memaparkan hasil pemeriksaan terhadap sejumlah rekaman CCTV.
Termasuk, CCTV di mal Grand Indonesia, Jakarta. Dalam pemaparan itu, polisi turut menampilkan foto tangkapan kamera CCTV disertai dengan narasi penjelasan yang ditampilkan pada monitor.
Salah satu yang ditampilkan adalah momen saat Arya sedang antre menunggu taksi untuk pulang dari Grand Indonesia pada Senin(7/7/2025) sekitar pukul 21.18 WIB.
Dalam narasi yang ditampilkan disebutkan Arya sedang mengantre taksi sambil membawa tas gendong dan tas belanja. Masih dalam narasi itu, disampaikan pula rekaman CCTV itu sesuai dengan keterangan saksi bahwa Arya salah mengirim pesan WhatsApp. "BERDASARKAN CCTV TERLIHAT KORBAN ANTRE TAXI BLUE BIRD. KORBAN MEMBAWA TAS GENDONG DAN TAS BELANJA, SESUAI DENGAN KETERANGAN SAKSI BAHWA KORBAN SALAH MENGIRIM PESAN WHATSAPP," demikian narasi pada monitor.
3. Motif Masih Jadi Misteri
Polda Metro Jaya menyimpulkan bahwa kematian Arya Daru karena bunuh diri.
“Disimpulkan bahwa indikator dari kematian ADP mengarah pada indikasi meninggal tanpa keterlibatan pihak lain,” kata Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya Triputra.
Namun, mengenai motifnya, polisi tidak menjelaskan lebih lanjut. Meski begitu, Direskrimum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra mengatakan, hasil pemeriksaan digital forensik, tidak ditemukan adanya ancaman terhadap Arya Daru semasa hidup.
"Hasil digital tidak ditemukan ancaman fisik, psikis terhadap korban termasuk kekerasan," kata Wira.
4. Siapa Vara dan Dion ?
Muncul nama sosok Vara dan Dion yang disebut-sebut bertemu dengan Arya Daru Pangayunan di malam sebelum korban meninggal.
Dalam rilis kasus, polisi menampilkan CCTV detik-detik Arya Daru pergi ke mal Grand Indonesia (GI) di wilayah Jakarta Pusat, Senin (7/7/2025) petang. Saat disinggung soal kedekatan Vara dan Arya, polisi enggan mengungkapnya.
"Kami tidak bisa sampaikan karena privasi," jawab Kombes Wira. Nah, Vara ini juga disebut polisi masuk bersama Arya Daru dan Dion ke sebuah toko baju di mal.
"Berdasarkan CCTV pintu masuk H&M korban masuk ke dalam mal Grand Indonesia bersama Dion dan Vara sesuai dengan keterangan saksi," demikian keterangan pada paparan rangkaian rekaman CCTV yang ditampilkan Wira.
Ini pun disorot analis Mustofa Nahrawardaya karena polisi gelagapan ketika ditanya terkait hal ini.
"Waktu jumpa pers selesai, ada tanya jawab dengan wartawan, ada satu pertanyaan yang polisi itu gelagapan menjawab dan tidak siap menurut saya. 'Vara itu hubungannya apa dengan korban ?.' 'Oh ini privat gak boleh kami sampaikan.' Lho ! bagaimana kita mau mengungkap sesuatu kok privat," ujar Mustofa.
5. Ada Isu Asmara ?
Rilis kasus kematian diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arya Daru Pangayunan sempat menyinggung isu perselingkuhan. Mulanya wartawan menanyakan bahwa ada informasi bahwa Arya Daru sempat salah mengirim pesan WhatsApp kepada istrinya.
Di mana pesan itu maksudnya tujukan untuk pihak lain, namun belum diketahui pasti untuk siapa pesan tersebut.
Terkait pertanyaan itu, Direskrimum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra enggan memberikan komentar. Menurutnya, bahwa kematian Arya Daru bukan disebabkan keterlibatan orang lain. Nada Wira meninggi saat memberikan jawaban perihal isu perselingkuhan.
"Korban meninggal bukan karena keterlibatan orang lain dan penyelidik belum menemukan pidana dalam perkara ini," tegasnya.
Isu persoalan asmara juga disorot analis Mustofa di balik kasus kematian Arya Daru ini.
Analis Mustofa juga mengaku bahwa dia memang mendengar isu beredar ini, sehingga gelagat istri almarhum disorot di malam sebelum kejadian.
"Beredar kabar bahwa ini terkait dengan asmara. Dihubungkan dengan istrinya, tidak mengurangi rasa hormat dengan kepada keluarga empati kita, tapi ini analisa ya," katanya.
"Apakah sehari sebelumnya, dua hari sebelumnya, tiga hari sebelumnnya dan seterusnya, selama ngekos di situ apakah sebegitu intens istrinya menelepon suaminya atau berhubungan. Kok istri sampai mengejar penjaga kos untuk mengawasi kemudian melihat ke kamarnya sampai memutar CCTV segala ?," imbuhnya.
"Kemungkinan dugaan saya adalah istrinya sudah tahu, atau keluarga sudah tahu ada masalah sebelum hari itu, itu gak gamblang disampaikan," ujar Mustofa.
6. Temuan Alat Kontrasepsi
Penyidik menemukan alat kontrasepsi di dua tempat yang berkaitan dengan sang diplomat.
"Barang bukti berupa alat kontrasepsi itu memang ada. Itu ada di dua tempat baik itu yang dibuang dari kamar. Dan ada juga ditemukan di tas gendong yang ditemukan di lantai 12," ujar Kombes Pol Wira Satya Triputra.
Ditanya soal kegunaan alat kontrasepsi tersebut dalam kasus kematian Arya Daru, polisi enggan gamblang.
"Kalau untuk apanya kami kurang tahu," pungkas Kombes Pol Wira Satya Triputra.
7. Tekanan Psikologis Arya Daru Tidak Didalami
Ahli Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor) Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi) Nathanael E. J. Sumampouw mengungkap kondisi psikologis diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arya Daru Pangayunan. Ahli Asosiasi Psikologi Forensik—atau yang tergabung dalam Apsifor (Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia)—adalah para psikolog profesional yang memiliki keahlian khusus dalam menerapkan ilmu psikologi dalam konteks hukum dan peradilan.
Pemeriksaan terhadap Arya Daru dilakukan oleh tim yang terdiri dari tujuh psikolog berpengalaman dengan pendekatan autopsi psikologis. Nathanael menyebut dalam proses pengungkapan pihaknya mewawancarai keluarga, rekan kerja, atasan, dan orang-orang yang mengenal almarhum.
Selain itu pihaknya juga mempelajari dokumen dan informasi dari kehidupan pribadi, pekerjaan, serta data dari kepolisian untuk memahami kondisi psikologis. Dari hasil pemeriksaan mendalam terungkap bahwa almarhum memiliki riwayat untuk mengakses layanan kesehatan mental secara daring.
Data yang dihimpun, upaya itu pertama kali tercatat pada tahun 2013 dan terakhir kali terpantau pada tahun 2021.
Menurutnya, almarhum menjalankan tugas sangat mulia yakni memberikan perlindungan kepada Warga Negara Indonesia (WNI) di luar negeri. Nathanael mengungkap Arya Daru seorang pekerja kemanusiaan yang memikul berbagai tanggung jawab, pelindung, pendengar, dan penyelamat (rescuer) bagi WNI yang terjebak dalam situasi krisis.
Hal itu menuntut empati yang tinggi, kepekaan emosional yang mendalam, ketahanan psikologis, dan sensitivitas sosial. Dalam bahasa psikologis, almarhum mengalami burnout (kelelahan mental), compassion fatigue (kelelahan karena kepedulian), serta terpapar penderitaan dan trauma. Apsifor menyimpulkan almarhum memiliki karakteristik kepribadian yang cenderung menekan dan menyembunyikan apa yang dirasakan.
"Almarhum mengalami dinamika psikologis yang kompleks," ujarnya.
Istilah psikologis merujuk pada segala hal yang berkaitan dengan pikiran, perasaan, dan proses mental manusia. Ini mencakup cara seseorang berpikir, merasakan, berperilaku, dan merespons terhadap lingkungan atau situasi tertentu.
Kontak Bantuan
Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.
Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.
Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.
Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:
https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Keping-keping Puzzle Misterius Kematian Arya Daru: Isu Selingkuh, Pesan Whatsapp dan Ponsel Hilang
Keluarga Arya Daru Merasa Terancam Terima Simbol Misterius, Kematian sang Diplomat Masih Misteri |
![]() |
---|
Respon Polisi Soal Misteri Kasus Kematian Arya Daru, Keluarga Sebut HP Mendiang Tiba-Tiba Aktif |
![]() |
---|
Ini Kata Kompolnas Soal Isi Amplop Misterius Diterima Keluarga usai Kematian Arya Daru, Ada 4 Simbol |
![]() |
---|
Isi Amplop Misterius Ungkap Petunjuk Baru Kematian Arya Daru Diungkap Keluarga, Ada 4 Simbol |
![]() |
---|
Keluarga Arya Daru Heran Kenapa Almarhum Panik, Minta Usut 2 Sosok yang Ditemui sebelum Meninggal |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.