Diplomat Kemenlu Tewas di Menteng

7 Misteri Kasus Kematian Arya Daru yang Belum Terjawab: Salah Kirim WA, Motif Hingga Ponsel Hilang 

Deretan kasus kematian Arya Daru Diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) yang menimbulkan pertanyaan meski hasil penyelidikan

Youtube Kompas TV/ig/ddaru_chee
KEMATIAN ARYA DARU- Diplomat Kemenlu RI Arya Daru semasa hidup. (kanan) Arya Daru terekam CCTV naik ke rooftop lantai 12 kantor Kemenlu malam hari sebelum tewas. Berikut deretan kasus kematian Arya Daru Diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) yang menimbulkan pertanyaan meski hasil penyelidikan sudah dirilis Polda Metro Jaya. 

Rilis kasus kematian diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arya Daru Pangayunan sempat menyinggung isu perselingkuhan. Mulanya wartawan menanyakan bahwa ada informasi bahwa Arya Daru sempat salah mengirim pesan WhatsApp kepada istrinya.

Di mana pesan itu maksudnya tujukan untuk pihak lain, namun belum diketahui pasti untuk siapa pesan tersebut. 

Terkait pertanyaan itu, Direskrim​um Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra enggan memberikan komentar. Menurutnya, bahwa kematian Arya Daru bukan disebabkan keterlibatan orang lain. Nada Wira meninggi saat memberikan jawaban perihal isu perselingkuhan.

"Korban meninggal bukan karena keterlibatan orang lain dan penyelidik belum menemukan pidana dalam perkara ini," tegasnya.

Isu persoalan asmara juga disorot analis Mustofa di balik kasus kematian Arya Daru ini.

Analis Mustofa juga mengaku bahwa dia memang mendengar isu beredar ini, sehingga gelagat istri almarhum disorot di malam sebelum kejadian.

"Beredar kabar bahwa ini terkait dengan asmara. Dihubungkan dengan istrinya, tidak mengurangi rasa hormat dengan kepada keluarga empati kita, tapi ini analisa ya," katanya.

"Apakah sehari sebelumnya, dua hari sebelumnya, tiga hari sebelumnnya dan seterusnya, selama ngekos di situ apakah sebegitu intens istrinya menelepon suaminya atau berhubungan. Kok istri sampai mengejar penjaga kos untuk mengawasi kemudian melihat ke kamarnya sampai memutar CCTV segala ?," imbuhnya.

"Kemungkinan dugaan saya adalah istrinya sudah tahu, atau keluarga sudah tahu ada masalah sebelum hari itu, itu gak gamblang disampaikan," ujar Mustofa.

6. Temuan Alat Kontrasepsi

Penyidik menemukan alat kontrasepsi di dua tempat yang berkaitan dengan sang diplomat.

"Barang bukti berupa alat kontrasepsi itu memang ada. Itu ada di dua tempat baik itu yang dibuang dari kamar. Dan ada juga ditemukan di tas gendong yang ditemukan di lantai 12," ujar Kombes Pol Wira Satya Triputra.

Ditanya soal kegunaan alat kontrasepsi tersebut dalam kasus kematian Arya Daru, polisi enggan gamblang.

"Kalau untuk apanya kami kurang tahu," pungkas Kombes Pol Wira Satya Triputra.

7. Tekanan Psikologis Arya Daru Tidak Didalami

Ahli Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor) Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi) Nathanael E. J. Sumampouw mengungkap kondisi psikologis diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arya Daru Pangayunan.​ Ahli Asosiasi Psikologi Forensik—atau yang tergabung dalam Apsifor (Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia)—adalah para psikolog profesional yang memiliki keahlian khusus dalam menerapkan ilmu psikologi dalam konteks hukum dan peradilan.

Pemeriksaan terhadap Arya Daru dilakukan oleh tim yang terdiri dari tujuh psikolog berpengalaman dengan pendekatan autopsi psikologis. Nathanael menyebut dalam proses pengungkapan pihaknya mewawancarai keluarga, rekan kerja, atasan, dan orang-orang yang mengenal almarhum.  

Selain itu pihaknya juga mempelajari dokumen dan informasi dari kehidupan pribadi, pekerjaan, serta data dari kepolisian untuk memahami kondisi psikologis. Dari hasil pemeriksaan mendalam terungkap bahwa almarhum memiliki riwayat untuk mengakses layanan kesehatan mental secara daring. 

Data yang dihimpun, upaya itu pertama kali tercatat pada tahun 2013 dan terakhir kali terpantau pada tahun 2021.

Menurutnya, almarhum menjalankan tugas sangat mulia yakni memberikan perlindungan kepada Warga Negara Indonesia (WNI) di luar negeri. Nathanael mengungkap Arya Daru seorang pekerja kemanusiaan yang memikul berbagai tanggung jawab, pelindung, pendengar, dan penyelamat (rescuer) bagi WNI yang terjebak dalam situasi krisis. 

Hal itu menuntut empati yang tinggi, kepekaan emosional yang mendalam, ketahanan psikologis, dan sensitivitas sosial. Dalam bahasa psikologis, almarhum mengalami burnout (kelelahan mental), compassion fatigue (kelelahan karena kepedulian), serta terpapar penderitaan dan trauma. Apsifor menyimpulkan almarhum memiliki karakteristik kepribadian yang cenderung menekan dan menyembunyikan apa yang dirasakan. 

"Almarhum mengalami dinamika psikologis yang kompleks," ujarnya.

Istilah psikologis merujuk pada segala hal yang berkaitan dengan pikiran, perasaan, dan proses mental manusia. Ini mencakup cara seseorang berpikir, merasakan, berperilaku, dan merespons terhadap lingkungan atau situasi tertentu.

Kontak Bantuan 

Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu. 

Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri. 

Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada. 

Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini: 

https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News  

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Keping-keping Puzzle Misterius Kematian Arya Daru: Isu Selingkuh, Pesan Whatsapp dan Ponsel Hilang

Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved