Kwik Kian Gie Meninggal
KABAR DUKA, Kwik Kian Gie Menteri Era Gus Dur Meninggal Dunia di Usia 90 Tahun
Kwik Kian Gie, politisi senior PDIP sekaligus ekonom Indonesia yang kritis dan berintegirtas yang meninggal dunia pada Senin (28/7/2025) malam.
Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
TRIBUNSUMSEL.COM - Kwik Kian Gie, politisi senior PDIP sekaligus ekonom Indonesia yang kritis dan berintegirtas, dikabarkan meninggal dunia di Rumah Sakit Medistra, Jakarta, pada Senin (28/7/2025) malam.
Sosok yang pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri (EKUIN) era Presiden Gusdur itu meninggal pada usia 90 tahun.
Kabar duka ini dikonfirmasi oleh mantan Calon Wakil Presiden 2019, Sandiaga Uno. Ia menyampaikan rasa duka yang mendalam atas wafatnya Kwik.
Baca juga: BREAKING NEWS : Sekdisdikbud Lubuklinggau, Yulianti Meninggal Dunia Dalam Kecelakaan di Prabumulih
Dalam unggahan Instagram-nya, Sandi menyebut Kwik sebagai mentor dan teladan yang tak pernah lelah memperjuangkan kebenaran.
“Selamat jalan, Pak Kwik Kian Gie. Ekonom, pendidik, nasionalis sejati," tulis Sandi, disertai foto dirinya bersama Kwik dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini mengenang sosok Kwik Kian Gie yang selalu berjuang demi kepentingan masyarakat.
"Mentor yang tak pernah lelah memperjuangkan kebenaran. Yang berdiri tegak di tengah badai, demi kepentingan rakyat dan negeri,” sambungnya.
Dikonfirmasi terpisah, senior PDI-P, Hendrawan Supratikno menceritakan bahwa Kwik Kian Gie Kwik Kian Gie sempat dirawat selama dua bulan di Rumah Sakit (RS) Medistra, Jakarta.
"Beliau meninggal dunia setelah dirawat sekitar dua bulan di RS Medistra,” ujar Hendrawan.
Hendrawan sendiri mengenang Kwik sebagai sosok yang berintegritas.
Adapun mengenai tempat persemayaman jenazah Kwik Kian Gie, ia menjelaskan bahwa hal itu masih menunggu keputusan keluarga.
"RIP (rest in peace) Kwik Kian Gie. Selamat jalan menuju keabadian, ekonom andal berintegritas. You’ll be missed," ujar Hendrawan.
Baca juga: Sosok Al Waleed bin Khaled Pangeran Arab Saudi Meninggal Usai Koma 20 Tahun, Cicit Raja Abdul Aziz
Kepergian Kwik Kian Gie meninggalkan kekosongan intelektual dalam wacana ekonomi politik nasional.
Ia bukan sekadar ekonom, tetapi penjaga moral publik di tengah kerasnya pertarungan ideologi dan kepentingan di panggung kekuasaan.
Meski dikenal dekat dengan PDI-P, Kwik juga sempat menjadi penasihat bagi Prabowo Subianto dan tampil dalam sejumlah pertemuan di lingkaran strategis nasional.
Ia aktif menulis dan berdiskusi dalam berbagai forum akademis dan politik, bahkan di usia senja sekalipun.
Profil Singkat Kwik Kian Gie
- Kwik Kian Gie (mandarin: Guo Jianyi) merupakan pria keturunan Tionghoa yang lahir di Pati – Jawa Tengah, 11 Januari 1935.
- Kwik alumni Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
- Tahun 1956, Kwik melanjutkan studi Nederlandsche Economiche Hogeschool, Rotterdam Belanda(1956-1963).
Masa mudanya Kwik dihabiskan di Belanda. - Tahun 1963-1964 Kwik bekerja sebagai asisten atase kebudayaan dan penerangan pada Kedutaan Besar RI di Den Haag.
- Setahun kemudian menjadi Direktur Nederlands Indonesische Geoderen Associatie (1964-1965). Lima tahun selanjutnya menjadi Direktur NV handelsonderneming “Ipilo Amsterdam”.
- Tahun 1970, di usianya ke-35, Kwik kembali ke tanah air.
- Kwik terjun ke dunia bisnis dan mendirikan PT Indonesian Financing & Investment Company.
- Kepiawaianya dalam ekonomi bisnis, mendapat kepercayaan berbagai perusahaan memintanya menjadi pimpinan perusahaan.
- Pada tahun 1978, tercatat ada minimal 3 perusahaan yang dipimpin Kwik yakni sebagai Direktur sekaligus Pemegang saham PT Altron Panorama Electronic, Dirut PT Jasa Dharma Utama, dan Komisaris PT Cengkih Zanzibar.
- Mulai tahun 1985 (24 tahun silam), Kwik aktif menulis ide kreatif mengenai ekonomi di Harian Kompas demi mengedukasi perspektif masyarakat.
- Setelah cukup mapan (sudah kaya), pada usia 42 tahun Kwik resmi terjun ke dunia pendidikan dan pengamat ekonomi. Secara bertahap Kwik mulia meninggalkan dunia bisnis. Di bidang pendidikan, tahun 1987 bersama Djoenaedi Joesoef dari Konimex dan Kaharudin Ongko dari Bank Umum Nasional, Kwik mendirikan Institut Bisnis Indonesia (IBiI).
- Kwik pun dipercayai menjabat sebagai Ketua Dewan Direktur sejak pendiriannya.
- Perjuangan politik Kwik dimulai dengan bergabung dengan PDI pro Megawati. Meskipun terjun ke dunia politik, namun Kwik konsisten dengan ilmu, sikap dan pengalamannya.
- Kepiawaiannya di bidang ekonomi, Kwik dipercaya memimpin sejumlah jabatan menteri di era Gusdur dan Megawati. Seperti Menteri Koordinator Ekonomi dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional & Ketua Bappenas dan lainnya.
Bergabung PDI-P
Kwik Kian Gie sendiri bukan nama yang asing di kancah perpolitikan Indonesia. Ia diketahui sudah bergabung dengan PDI-P sejak 1987, saat masih bernama Partai Demokrasi Indonesia (PDI).
Melansir dari laman Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie (IBIKKG), Kwik Kian Gie merupakan sosok yang kental dengan dunia bisnis. Hingga akhirnya bergabung dengan PDI pada 1987.
Pada tahun yang sama, Kwik Kian Gie mewakili PDI sebagai anggota Badan Pekerja Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
Kemudian saat Megawati Soekarnoputri menjadi Ketua Umum PDI yang berubah nama menjadi PDI-P, ia menduduki jabatan Ketua DPP merangkap Ketua Badan Penelitian dan Pengembangan.
Sebagai kader PDI-P, Kwik Kian Gie pernah menjadi Wakil Ketua MPR, Menko EKUIN, anggota Komisi IX DPR dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas.
Untuk semua karyanya, Kwik Kian Gie juga memperoleh penghargaan Bintang Mahaputera Adipradana pada 9 Agustus 2005.
Kwik Kian Gie Dikenal Dekat dengan Ayah Prabowo
Politikus senior PDI-P Hendrawan Supratikno mengungkap kedekatan ekonom senior Kwik Kian Gie dengan ayah Presiden Prabowo Subianto, Soemitro Djojohadikusumo.
Tak hanya sebatas hubungan personal, keduanya juga disebut memiliki kesamaan garis pemikiran ekonomi yang kuat.
Hendrawan menjelaskan bahwa keduanya merupakan sosok yang sama-sama dipengaruhi pemikiran ekonomi arus utama Eropa Barat, khususnya aliran Keynesian.
"Mereka dekat karena garis pemikirannya banyak memiliki kesamaan. Pemikiran arus besar Keynesian Economics seperti yang dianut negara-negara Eropa Barat, seperti Belanda," kata Hendrawan kepada Kompas.com, Selasa (29/7/2025).
Menurut Hendrawan, Soemitro dan Kwik memang berbeda generasi saat menempuh pendidikan di Erasmus University, Belanda.
Namun, mereka berada dalam satu jalur pemikiran yang dipengaruhi oleh guru besar yang sama.
"Guru mereka sama-sama Prof. Jan Tinbergen, pemenang Nobel Ekonomi yang pertama pada 1969," ungkapnya.
Hendrawan juga menceritakan bahwa pada akhir tahun 2023, ia sempat bertemu dengan Rektor Erasmus University.
Dalam pertemuan itu, pihak universitas menitipkan sebuah buku khusus untuk disampaikan kepada Kwik Kian Gie.
"Buku Jan Tinbergen: The Rise of Economic Expertise, tulisan Erwin Dekker," ujar Hendrawan.
Sebagian artikel tayang di Kompas.com dengan judul Kabar Duka, Kwik Kian Gie Meninggal Dunia di Usia 90 Tahun dan
di Tribungorontalo.com dengan judul Siapa Kwik Kian Gie? Tokoh Senior PDIP yang Meninggal, Menteri Gusdur dan Penasihat Prabowo
(*)
Baca berita lainnya di google news

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.