Cuaca Sumsel Hari Ini

Penjelasan BMKG Penyebab Cuaca Sumsel Terasa Panas Terik, Tetap Ada Potensi Turun Hujan

BMKG mengungkapkan, sejumlah wilayah di Sumsel memang panas terik, namun beberapa hari ke depan akan tetap berpotensi hujan di beberapa daerah. 

Sripoku.com
PANAS -- Warga menggunakan payung saat melintas di atas Jembatan Ampera Palembang. BMKG mengungkapkan penyebab cuaca di Sumatera Selatan (Sumsel) akhir-akhir ini terasa lebih terik, Sabtu (19/7/2025). 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG -- Beberapa hari belakangan ini cuaca panas terik dirasa warga Sumatera Selatan (Sumsel) terutama di siang hari.

Terkait hal tersebut, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan, sejumlah wilayah di Provinsi Sumsel memang panas cukup terik, namun dalam beberapa hari ke depan akan tetap berpotensi hujan di beberapa daerah. 

Kepala Stasiun Meteorologi Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang, Siswanto mengatakan, berdasarkan analisis data BMKG, sekitar 39 persen Zona Musim (ZOM) di Indonesia telah memasuki periode musim kemarau, pada dasarian I hingga dasarian II Juli 2025, termasuk wilayah Sumatera Selatan (Sumsel).

"Kemudian, adanya penguatan angin monsun Australia pada sepekan ke depan, dan diprediksi berada pada kisaran normal dan dapat mendorong bertambahnya, wilayah yang memasuki musim kemarau menyebabkan di wilayah Sumatera Selatan menjadi lebih terik dari biasanya, " kata Siswanto, Sabtu (19/7/2025). 

Baca juga: Prakiraan Cuaca Sumsel Sabtu 19 Juli 2025, Berawan Berpotensi Hujan di OKUS, OKU, Muara Enim & Lahat

Dijelaskannya, meskipun sebagian wilayah telah memasuki periode kemarau, untuk potensi hujan di wilayah Sumatera Selatan pada sepekan ini diprakirakan terjadi hujan dengan intensitas ringan hingga hujan sedang. 

"Terutama untuk di wilayah Timur, hingga sebagian wilayah Barat Sumatera Selatan, " ucapnya. 

Salah satu faktor yang memperkuat aktivitas cuaca tersebut, dikatakan Siswanto adanya fenomena Madden -Julian Oscillation (MJO) yang saat ini aktif pada 'fase 5' yakni di wilayah 'Maritime Continent'. 

"Kondisi ini meningkatkan potensi pertumbuhan awan konvektif dan hujan, terutama di wilayah barat Indonesia," ucapnya.

Selain itu, diungkapkan Siswanto beberapa gelombang ekuator seperti Rossby Ekuatorial, Low Frequency Wave, dan Mixed Rossby-Gravity (MRG) juga diprediksi aktif dalam sepekan ke depan. 

"Aktivitas gelombang ini berkontribusi terhadap pembentukan awan hujan di berbagai wilayah, serta tingginya indeks labilitas atmosfer turut memperbesar potensi terbentuknya sistem konvektif yang persisten, sehingga meningkatkan durasi dan intensitas hujan, " tandasnya. 

Ditambahkan Siswanto, untuk hujan buatan atau Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) yang dilaksanakan di Sumsel, dilatarbelakangi sebagai upaya mitigasi dalam penanganan kabut asap, karena kebakaran hutan lahan (Karhutla).

"Target OMC saat ini di arahkan ke wilayah yang memiliki kawasan gambut cukup luas (OKI, OI, Banyuasin dan Muba) sejak tanggal 13 hingga 18 Juli 2023 dan kondisinya sudah mengalami kekeringan akibat kemarau, " pungkasnya. 

Dalam siaran persnya sendiri, BMKG menerangkan informasi kualitas udara di Kota Palembang, pada Sabtu, (19/7/2025). PM2.5 Pukul 07.01 WIB 18 Juli 2025 hingga 07.00 WIB 19 Juli 2025.

Hasil pemantauan kualitas udara partikulat, PM2.5 = 23.90 µgram/m⊃3; (di bawah NAB).

Kondisi cuaca pada saat pengukuran berawan, Partikulat (PM2.5) adalah Partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 2.5 mikron (mikrometer).

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved