Berita Viral
Tangis Kakak Brigadir Nurhadi usai Adik Tewas di Kolam, Berharap Keadilan : Kami Sudah Menderita
Duka keluarga Brigadir Muhammad Nurhadi, polisi yang ditemukan tewas di dasar kolam renang salah satu vila di Gili Trawangan pada Rabu, 16 April 2025.
Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Weni Wahyuny
Pemecatan Kompol Yogi dan Ipda Haris Chandra diduga berkaitan dengan insiden meninggalnya anggota Paminal Bidpropam Polda NTB Brigadir Muhammad Nurhadi alias Brigadir MN yang ditemukan tidak bernyawa di dasar kolam renang salah satu vila di Gili Trawangan pada Rabu, 16 April 2025.
Berdasarkan kronologi, Brigadir MN awalnya bersantai di area hotel dan kemudian berenang sendirian. Tak lama, atasannya, Kompol IMYPU, menemukan Brigadir MN berada di dasar kolam.
Kepanikan terjadi, dan Ipda AC segera memanggil pihak hotel untuk meminta pertolongan. Tim medis dari Klinik Warna di Gili Trawangan datang dan melakukan berbagai upaya penyelamatan, termasuk resusitasi jantung paru (RJP), pemasangan infus, pemberian epinephrin, serta penggunaan alat kejut jantung (AED)
Namun, seluruh upaya tersebut tidak berhasil. Brigadir MN dinyatakan meninggal dunia setelah hasil EKG menunjukkan tidak adanya detak jantung.
Jenazah kemudian dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Hasil Autopsi
Ahli forensik Universitas Mataram dr Arfi Samsun mengungkapkan hasil autopsi.
Terdapat indikasi penganiayaan terhadap Nurhadi.
Ditemukan kondisi patah tulang lidah yang mengindikasikan 80 persen kematian korban karena dicekik.
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Mataram ini juga melakukan pemeriksaan penunjang, seperti memeriksa paru-paru, tulang sumsum dan ginjal.
Hasilnya ditemukan air kolam yang masuk ke bagian tubuh ini.
"Saat korban berada di dalam air dia masih hidup dan meninggal karena tenggelam yang disebabkan karena pingsan," kata Arfi dalam konferensi pers, Jumat (4/7/2025).
"Jadi ada kekerasan pencekikan yang utama yang menyebabkan yang bersangkutan tidak sadar atau pingsan sehingga berada di dalam air."
"Tidak bisa dipisahkan pencekikan dan tenggelam sendiri-sendiri tetapi merupakan kejadian yang berkesinambungan atau berkaitan," jelasnya.
"Kami menemukan luka memar atau resapan darah di kepala bagian depan maupun kepala bagian belakang, kalau berdasarkan teori kepalanya yang bergerak membentur benda yang diam," imbuh Arfi.
| 'Tindak Tegas Pelaku', Jusuf Kalla Kecam Aksi Pengeroyokan Arjuna Hingga Tewas di Masjid Sibolga |
|
|---|
| Penjelasan Kades Bebengan Bantah Tak Peduli Warga Tewas Busuk 28 Hari Hingga 2 Anaknya Tak Makan |
|
|---|
| Nasib Kakak Adik di Kendal 28 Hari Tak Makan, Tidur Samping Jasad Ibu, Bupati Beri Modal Usaha |
|
|---|
| Alasan Kakak Adik di Kendal Tidur Bersama Jasad Ibu 28 Hari Tak Makan, Sebut Soal Wasiat Ibu |
|
|---|
| Malu Gegara Punya Banyak Anak dari 3 Suami Berbeda Membuat Solehak Kubur Bayinya yang Baru Lahir |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/sumsel/foto/bank/originals/Kompol-I-Made-Yogi-Purusa-Utama-dan-Ipda-Haris-Sucandra-dua-tersangka-dalam-kasus-me.jpg)