Siapa Pemilik KMP Tunu Pratama Jaya, Kapal yang Tenggelam di Selat Bali hingga Makan Korban ?

TRIBUNSUMSEL.COM - Menguak siapa pemilik Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali pada Rabu (2/7/2025) malam.

KMP Tunu Pratama Jaya dimiliki oleh PT Pasca Dana Sundari, yang beroperasi di lintasan Laut Selat Bali.

Kapal ini dibuat pada 2010 dan merupakan kapal motor penyeberangan jenis roll-on/roll-off (Ro-Ro).

Melansir TribunBali.com, PT Pasca Dana Sundari adalah perusahaan nasional yang bergerak di bidang transportasi laut penyeberangan.

Perusahaan ini dikenal mengoperasikan sejumlah kapal feri yang melayani rute strategis antar-pulau di Indonesia, di antaranya:

• Lintasan Selat Bali: menghubungkan Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur dengan Pelabuhan Gilimanuk, Bali.
• Lintasan Sulawesi Tenggara: rute Pelabuhan Torobulu Kabupaten Konawe Selatan-Pelabuhan Tampo Kabupaten Muna.

KMP Tunu Pratama Jaya ini memiliki panjang keseluruhan mencapai 63,3 meter dan lebar sekira 12 meter.

Kapal ini memiliki bobot kotor (Gross Tonnage) sebesar 792 GT, melansir Surya.co.id.

Baca juga: Ayah Jangan Pergi, Pilu Anak Korban KMP Tunu Pratama Jaya Tenggelam di Selat Bali, Belum Ditemukan

KMP Tunu Pratama Jaya dirancang untuk mengangkut penumpang dan kendaraan secara bersamaan.

Kapasitas angkutnya mencapai 65 orang yang terdiri atas 53 penumpang dan 12 kru kapal.

Untuk kendaraan, kapal ini mampu menampung hingga 22 unit, termasuk 14 truk tronton besar.

Tinggi bebas pada dek kendaraan mencapai sekira 4,2 meter, memungkinkan kapal ini mengangkut kontainer atau kendaraan berbobot besar secara efisien.

Baca juga: Kesaksian ABK Detik-detik Menegangkan KMP Tunu Pratama Jaya Tenggelam, Mengapung di Lautan

Dari sisi performa, KMP Tunu Pratama Jaya mampu melaju dengan kecepatan maksimal sekira 9 knot.

Namun, kapal ini mengalami musibah tragis saat berlayar dari Pelabuhan Ketapang menuju Pelabuhan Gilimanuk, Rabu malam.

Baru sekira 25 menit berlayar, kapal mengalami kebocoran di ruang mesin, yang kemudian memicu padamnya sistem kelistrikan atau blackout.

Tak lama setelah itu, kapal kehilangan keseimbangan dan tenggelam di Perairan Selat Bali sekira pukul 23.30 WIB.