Berita Universitas Gadjah Mada

Fakultas Filsafat UGM dan Dinkes Sumsel Kerja Sama Berdayakan UMKM Kurangi Pencemaran Sungai Musi

Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM) terus menunjukkan komitmennya dalam menjawab persoalan nyata masyarakat melalui k

Editor: Moch Krisna
Istimewa
KERJA SAMA : Penandatanganan surat perjanjian kerja sama antara Fakultas Filsafat UGM dan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatra Selatan pada Jumat, 20 Juni 2025, 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM) terus menunjukkan komitmennya dalam menjawab persoalan nyata masyarakat melalui kegiatan pengabdian. Kali ini, para dosen dan mahasiswa dari fakultas tersebut melakukan kegiatan pengabdian masyarakat di Kota Palembang dengan tema: “Pemberdayaan Pelaku UMKM untuk Pengelolaan dan Pengurangan Pencemaran Sungai Musi.” Kelompok pengabdian ini diketuai oleh Prof. Dr. Siti Murtiningsih dan beranggotakan Dr. Sindung Tjahyadi, Agus Wahyudi, Ph.D., Sri Yulita Pramulia Panani, M.Phil, serta Rahmad Fitto Aryo, seorang mahasiswa Filsafat yang aktif dalam isu-isu lingkungan dan pemberdayaan masyarakat.

Puncak dari kegiatan ini ditandai dengan penandatanganan surat perjanjian kerja sama antara Fakultas Filsafat UGM dan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatra Selatan pada Jumat, 20 Juni 2025, bertempat di Kantor Dinas Kesehatan Sumsel, Palembang. Dalam wawancara singkat setelah penandatanganan, Prof. Dr. Siti Murtiningsih menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk tanggung jawab moral akademisi untuk hadir di tengah problem riil masyarakat.

“Kami percaya bahwa filsafat tidak hanya berhenti di ruang-ruang diskusi akademik, tetapi juga harus hidup dalam praktik sosial. Sungai Musi adalah nadi kehidupan masyarakat Palembang. Ketika UMKM berkembang tapi tidak dibarengi dengan tata kelola limbah yang baik, maka justru keberlangsungan lingkungan akan terancam,” ujarnya.

Senada dengan itu, Sri Yulita Pramulia Panani, M.Phil selaku pengajar matakuliah etika lingkungan menekankan bahwa pendekatan etika lingkungan dan kesadaran ekologis adalah bagian penting dari pembangunan berkelanjutan.

“Kami mengajak para pelaku UMKM bukan sekadar untuk mengelola sampah, tetapi membangun kesadaran akan tanggung jawab ekologis mereka. Ini soal perubahan paradigma, bukan sekadar prosedur teknis,” katanya.

Kerja sama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatra Selatan menjadi kunci suksesnya program ini. Kepala Dinas Kesehatan Sumsel, dr. H. Trisnawarman, M.Kes., Sp.KKLP., Subsp.FOMC, menyambut baik inisiatif dari Fakultas Filsafat UGM.

“Bagi kami, kesehatan masyarakat tidak bisa dilepaskan dari kesehatan lingkungan. Limbah yang mencemari Sungai Musi akan kembali berdampak pada masyarakat, terutama mereka yang tinggal di bantaran sungai. Kami sangat menghargai inisiatif UGM yang tidak hanya berbicara teknis, tetapi juga menyentuh dimensi kesadaran,” ungkapnya.

Agus Wahyudi, Ph.D., yang juga merupakan ketua Pusat Studi Pancasila di UGM, menambahkan bahwa UMKM membutuhkan panduan praktis yang berbasis pada nilai-nilai Pancasila.

“Kami membantu pelaku UMKM untuk memahami bahwa pengelolaan limbah bukanlah beban, tapi investasi jangka panjang bagi keberlangsungan usaha mereka. Nilai-nilai Pancasila dapat dihadirkan sebagai landasan upaya konkret ini—bahwa menjaga lingkungan itu merupakan bentuk keadilan sosial bagi seluruh rakyat, termasuk rakyat di masa depan. Ini yang disebut sebagai keadilan lintas-generasi,” jelas Agus. 

Sementara itu, Prof Murti juga menekankan pentingnya pendekatan lintas budaya dalam menyampaikan pesan ekologis kepada masyarakat.

“Pendekatan kami tidak top-down. Kami mendengar terlebih dahulu, lalu merancang program berdasarkan pengalaman dan bahasa mereka sendiri. Filsafat sangat membantu dalam membangun komunikasi yang setara,” tuturnya.

Rahmad Fitto Aryo, satu-satunya mahasiswa dalam tim ini, mengaku mendapatkan banyak pelajaran selama terlibat dalam program ini.

“Ini pengalaman transformatif. Saya belajar bahwa filsafat bisa menjadi alat pemberdayaan. Saya berbincang langsung dengan pelaku UMKM, mendengar keluh kesah mereka, lalu bersama-sama merancang solusi,” ujar Fitto.Kerja sama ini tidak berhenti pada satu kali kegiatan. Tim pengabdian berkomitmen untuk membangun sistem pendampingan jangka panjang.

“Kami ingin membangun prototipe sinergi antara kampus, pemerintah daerah, dan pelaku UMKM. Semoga ini menjadi inspirasi bagi fakultas-fakultas filsafat lainnya di Indonesia,” pungkas Prof. Siti.

Kegiatan pengabdian ini merupakan bagian dari rangkaian program strategis Fakultas Filsafat UGM dalam mewujudkan Tridharma Perguruan Tinggi secara holistik dan berdampak.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA
KOMENTAR

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved