Prof Romli Meninggal

Sosok Prof Dr Romli, Mantan Ketua PW Muhammadiyah Sumsel, Ribuan Orang Mengantar ke TPU Kebun Bunga

Makam Buya Romli sendiri berasa di Blok  Zona Khusus I TPU Kebun Bunga, yang berada di lahan utama setelah pintu gerbang. 

Penulis: Arief Basuki Rohekan | Editor: Slamet Teguh
Kolase Tribunsumsel.com/ Arief Basuki Rohekan
DIMAKAMKAN - Prof Dr Romli, Mantan Ketua PW Muhammadiyah Sumsel (Kiri)-Ribuan Saat Mengantar ke TPU Kebun Bunga Palembang (Kanan), Minggu (15/6/2025). 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Ribuan pelayat baik keluarga, kerabat maupun masyarakat mengantarkan 'Buya' Prof Dr Romli  SA M, Ag, ke peristirahatannya terakhir di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kebun Bunga Kecamatan Sukarame Palembang, Minggu (15/6/2025) siang. 

Makam Buya Romli sendiri berasa di Blok  Zona Khusus I TPU Kebun Bunga, yang berada di lahan utama setelah pintu gerbang. 

Sebelum dimakamkan di TPU Kebun Bunga, Jenazah almarhum yang dikenal sederhana dan panutan bagi masyarakat itu, disholatkan jenazah terlebih dahulu di Masjid Baiturrahman yang berjarak sekitar 150 meter kediaman almarhum di Kompleks RSS Kebun Bunga. 

Nampak petinggi UIN Raden Fatah Palembang seperti Rektor M Aidil, mantan Rektor Aflatun dan Sirozi, Civitas akademisi UIN Raden Fatah Palembang, Petinggi PW Muhammadiyah Sumsel, Ketua MUI Palembang Reza Fahlevi, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Palembang Yudha Mahrom, hingga Gubernur Sumsel Herman Deru dan sebagainya. 

Dalam kesempatan itu, keluarga almarhum mengucapkan terima kasih atas kepedulian dan simpatik kerabat almarhum, hingga mengantarkannya ke tempat peristirahatan terakhir. 

Pihak keluarga juga memohon maaf jika semasa hidup ada kealpaan, kesalahan atau janji yang belum terlaksana untuk bisa dimaafkan.

Mengingat almarhum selama ini dikenal sebagai pendidik dan tokoh masyarakat yang aktif berorganisasi. 

"Kami ucapkan terimakasih atas kebaikan kalian semua dan dibalas nantinya. Kalau almarhum semasa hidup ada menyinggung, menyakiti dan kesalahan kami menyampaikan permohonan maaf. Kalau ada janji hutang piutng yang belum bisa terpenuhi bisa disampaikan ke keluarga, " kata perwakilan keluarga Habibe. 

Hal senada diungkapkan anak kedua almarhum Prof Dr Romli yaitu Amalia, jika sang ayah sudah memiliki riwayat penyakit diabetes beberapa tahun belakang dan terakhir masalah jantung. 

"Awal 2024 mulai penyakit jantung, sedangkan diabetesnya sudah sejak lama, terakhir komplikasi, dan menjelang almarhum meninggal komplikasi  penyakitnya menjalar ke paru- paru, sehingga sesak nafas, " ungkapnya. 

Dijelaskan Amalia, jika almarhum terakhir sempat dirawat H-1 Idul Adha lalu di RS Muhammadiyah Palembang, sampai hari Sabtu disaat Adzan Isya almarhum Buya menghembuskan nafas terakhir dengan disaksikan keluarga besar. 

"Terakhir beliau sedang menyelesaikan buku disadur, diterjemahkan dari Bahasa Inggris ke Indonesia, buka itu finalnya Senin atau Selesai sudah selesai dan buku itu telah dikerjakan dari jauh- jauh hari, kurang lebih 1 tahun dan selesainya seminggu terakhir, " paparnya. 

Ia sendiri melihat sosok almarhum sosok ayah yang bertanggung jawab kepada anak-anaknya, khususnya dalam hal pendidikan, penyayang bagi 16 cucunya dan panutan bagi masyarakat karena tokoh masyarakat. 

"Pesan orang tua kepada anak normatif untuk terus menjalin silaturahmi antar keluarga, saling menjaga satu sama lain

Baca juga: Mantan Ketua PW Muhammadiyah Sumsel, Prof Dr Romli Meninggal Dunia di RS Muhammadiyah Palembang

Sebelumnya diberitakan, Prof Dr Romli  SA M, Ag ketua umum Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Selatan (Sumsel) periode 2010-2022 yang merupakan Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang maupun dosen S2 Universitas Muhammadiyah Palembang meninggal dunia.

Prof Romli diketahui meninggal pada Sabtu (14/6/2025) atau 19 Dzulhijjah 1446 pukul 19.17 (19.23) Wib di RS Muhammadiyah Palembang. 

Meninggalnya Prof Dr Romli dibenarkan ketua Pengurus Wilayah (PW) Muhammadiyah Sumsel Ridwan Hayatuddin. 

"Almarhum meninggal semalam pada Sabtu 19 Dzulhijjah jam 19.23 malam di RS Muhammadiyah Palembang, " kata Ridwan, Minggu (15/6/2025). 

Menurut Ridwan, almarhum sempat dimandikan dengan pelayat cukup banyak disholatkan di Masjid yang ada di lingkungan RS Muhammadiyah Palembang Jl Jenderal Ahmad Yani Palembang, Sabtu (14/6/2025) malam sebelum diantar ke rumah duka di komplek RSS Kebun Bunga Sukarame Palembang sekitar pukul 22.00 Wib. 

"Kalau tidak salah sampai tiga kali disholatkan rombongan yang datang, dan hari ini habis Zuhur disholatkan dan dimakamkan di TPU Kebun Bunga dekat rumah beliau, " jelasnya. 

Diterangkan Ridwan, sosok almarhum Romli sudah dikenal cukup lama, karena almarhum yang merupakan sepupunya ibu (dua beradik ibu), sejak alm. melanjutkan ke PGA Pakjo hingga kuliah dikenal tekun dan fokus atas pekerjaanya. 

"Sangking tekun dan fokus pada pekerjaannya kadang- kadang sampai sakit beliau dalam belajar, setiap pekerjaan betul-betul dihayatinya. Itu yang membuat ia sukses sampai sekarang. Jadi apapun yang ia kerjakan berhasil, karena fokus, konsisten dengan pekerjaan, " ucapnya. 

Selain itu dikatakan Ridwan sosok almarhum sudah banyak berbuat bagi perkembangan organisasi Muhammadiyah di Sumsel, karena sempat menjabat Ketua pimpinan cabang Muhammadiyah Ilir Timur (IT) I selama dua periode, Ketua pimpinan daerah Muhammadiyah kota Palembang dua periode, kemudian Ketua PW Muhammadiyah Sumsel dua periode 2010-2022, hingga digantikan dirinya sebagai ketua PW Muhammadiyah Sumsel

"Jadi memang keunggulan beliau dalam hidup yang patut dicontoh itu, terutama fokus dan tekun, ketika fokus dan tekun segala kesulitan pelan- pelan akan teratasi, " paparnya. 

Kemudian hal kedua diungkapkan Ridwan, almarhum sosok yang cinta ilmu makanya bergelar Profesor, karena relatif keilmuan selama ini. 

"Ketiga, beliau juga gemar bersilahturahmi. Itu sosok patut kita contoh dari beliau, " jelasnya, seraya almarhum selalu memberikan  masukan dan kadang mengkritisi gagasan bagi PW Muhammadiyah Sumsel

Mengenai penyakit pastinya, Ridwan menyatakan jika setahun dirinya selama ini almarhum memang memiliki riwayat penyakit diabetes. 

"Kadang-kadang kalau tidak terkontrol bisa ke mana-mana, dan terakhir ada masalah jantung, " tukas Ridwan yang rencananya akan ikut mengantarkan almarhum ke tempat peristirahatan terakhir di TPS Kebun Bunga bada Dzuhur. 

Berikut biodata Prof Dr Romli

Prof Dr H Romli SA, MA, dilahirkan pada tanggal 10 Desember 1957  dis ebuah desa kecil bernama Kotomuaro, Kecamatan Sungai Limau, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat.

Pendidikan Dasar (SD) diselesaikan di desa kelahiranya pada tahun 1971.

Setelah tamat sekolah dasar (SD), anak sulung dari tiga bersudara ini, yang terlahir dari kedua orang tua bernama Tengku Said Ali dan Nurbaiti ini hijrah ke kota Palembang dan di kota ini pula beliau menyelesaikan pendidikan tingkat pertama (SMP) dan menengah tingkat atas (SMA), yaitu PGA Muhammadiyah 4 tahun 1975 dan PGAN 6 tahun 1977.

Pendidikan Sarjana (S1) diselesaikan pada Fakultas Syari’ah IAIN Raden Fatah Palembang tahun 1983, dengan mengambil jurusan/program studi Jinayah Siyasah (JS).

Sejak tahun 1986 diangkat menjadi tenaga pengajar tetap pada almamaternya, Fakultas Syari’ah IAIN Raden Fatah Palembang dengan mengasuh mata kuliah Ilmu Ushul Fiqh. Pada tahun 1994 menyelesaikan Pendidikan Megister Agama (S2), program Syari’ah dari PPS IAIN Ar-Raniry, Banda Aceh, dengan judul Tesis ‘Eksisitensi Qiyas Menurut Alghazali’ (Kajian Terhadap Kitab Al-Mustasfa).

 

 

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved