Ustad Yahya Waloni Meninggal Dunia

Perjalanan Spiritual Ustad Yahya Waloni, Wafat saat Khotbah Jumat, Sempat Lahirkan Banyak Pendeta

Sebelum memeluk agama islam, Ustaz Yahya Waloni merupakan seorang pendeta, ia mendapatkan hidayah lewat mimpi dan tertarik soal nabi Ibrahim

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Slamet Teguh
Ist
YAHYA WALONI - Ustad Dr H M Yahya Yopie Waloni Sth Mth (55). Yahya dilaporkan meninggal dunia usia khutbah di Masjid Darul Falah, Jl Aroepala, Minasa Upa, Kelurahan Gunung Sari, Rappocini, Kota Makassar, Jumat (6/6/2025). Sebelum memeluk agama islam, Ustaz Yahya Waloni merupakan seorang pendeta, ia mendapatkan hidayah lewat mimpi dan tertarik soal nabi Ibrahim 

TRIBUNSUMSEL.COM- Perjalanan spiritual Ustaz Yahya Waloni menjadi seorang ulama penuh perubahan drastis.

Sebelum memeluk agama islam, Ustaz Yahya Waloni merupakan seorang pendeta.

Ustaz Yahya Waloni lahir dalam keluarga Kristen yang taat di Manado, Sulawesi Utara.

Baca juga: REKAM Jejak Karier Ustad Yahya Waloni Semasa Hidup, Dulu Pernah Pimpin Sekolah Tinggi Theologia

USTAZ YAHYA MENINGGAL DUNIA - Firasat ustaz Yahya Waloni sebelum meninggal dunia saat membawakan khutbah Jumat di Masjid Darul Falah, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), pada Jumat (6/6/2025) siang.
USTAZ YAHYA MENINGGAL DUNIA - Firasat ustaz Yahya Waloni sebelum meninggal dunia saat membawakan khutbah Jumat di Masjid Darul Falah, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), pada Jumat (6/6/2025) siang. (Tribnun-timut)

 

Masa muda Yahya tergolong nakal bahkan ia memiliki tato di tubuhnya yang kini sudah dihapus.

Yahya pernah menjadi ketua Sekolah Tinggi Theologia Calvinis di Sorong, Papua Barat pada 2000-2004.

Ia juga sempat menjadi Rektor Sekolah Tinggi Teologi Eben-Haezer, Sumatera Selatan.

Sebagai pemimpin kampus Kristen, ia melahirkan banyak pendeta.

Namun hidayah soal agama islam itu sudah ia alami sejak usia 14 tahun.

Kala itu, dirinya sangat tertarik dengan gendang yang suka dimainkan di masjid-masjid.

Namun, hatinya bergejolak ketakutan untuk masuk ke masjid lantaran akan dipukul ayahnya seorang tentara jika ketahuan.

Baca juga: PESAN Terakhir Ustad Yahya Waloni ke 200 Jemaah Salat Jumat Sebelum Jatuh dan Tak Sadarkan Diri

Ia juga beberapa kali mengalami peristiwa spiritual yang membuatnya makin tertantang untuk mencari kebenaran.

Hingga suatu ketika, Yahya bertemu seorang penjual ikan yang mengaku bernama Sappo di Tanah Abang, Panasakan, Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah.

Sappo dalam Bahasa Bugis artinya sepupu.

Keduanya berdialog mengenai islam dan tentang kisah nabi Ibrahim.

Tetapi, Yahya hanya tiga kali bertemu Sappo. Setelah itu sang pria lenyap tak berjejak. 

Yahya terus mencoba mempelajari Islam hingga ia menemukan hubungan kuat antara Nabi Ibrahim, Nabi Isa, hingga Nabi Muhammad SAW.

Keinginan Yahya masuk Islam saat itu mulai muncul, sampai ia sempat berkonflik dengan istrinya Lusiana yang kini merubah nama menjadi Mutmainah.

Rumah tangganya hampir bubar karena sang istri minta cerai dan menolak masuk Islam.

Sekali waktu pada malam 17 Ramadan 2006, Yahya bermimpi bertemu dengan sosok berpakaian serbaputih.

Ia sempat demam setelah melihat peristiwa aneh dalam mimpi, yakni ada dua perempuan masuk ke dalam pintu yang terbuka dan satu di antaranya tersengat api.

Di dalam mimpi itu ternyata istrinya.

Mutmainah pun menangis mendengar cerita mimpi sang suami.

Hingga Ustaz Yahya dan istrinya pun memutuskan untuk masuk Islam pada Oktober 2006 dan mulai mendalami Islam dan melanjutkan perjuangan di jalan dakwah.

Hingga nama Yahya Yopie Waloni diganti menjadi Muhammad Yahya Waloni. Istrinya dari Lusiana menjadi Mutmainnah.

Bahkan, tiga anaknya juga ikut memeluk agama Islam dan mengubah namanya Silvana menjadi Nur Hidayah, Sarah menjadi  Siti Sara, dan Zakaria. 

Yahya menjadi ulama yang lantang menyuarakan pandangannya.

Sempat Dipenjara

Namun, perjalanan dakwahnya tak berjalan mulus.

Ia membuat pernyataan kontroversi dan menyerang Kristen, agama lamanya.

Yahya Waloni bahkan pernah dilaporkan polisi hingga dipenjara selama 5 bulan pada 2022 karena melakukan ujaran kebencian terkait SARA dan penodaan agama.

Tetapi, setelah keluar dari penjara, kegiatannya berdakwah tetap berlanjut.

Baca juga: Sang Istri Ungkap Obrolan Terakhir Ustad Yahya Waloni Sebelum Meninggal, Aku Kuat Gak Khutbah

Meninggal Dunia saat Khotbah

Melansir dari Tribuntimur.com, saksi mata menyebut, ustad terjatuh sebelum menyampaikan doa penutup khutbah kedua.

Rukun khatib Jumat, ada dua khutbah. Khutbah pertama diakhiri dengan doa dan duduk sejenak.

Khutbah kedua, khatib berdiri dan menegaskan ketakwaan, shalawat dan intisari khutbah sebelum doa penutup.

Ustaz kelahiran Minahasa ini, terjatuh dan tak sadarkan diri usai duduk diantara dua khutbah.

 "Masih sempat berdiri, di khutbah kedua, dan ingatkan kita pentingnya bertauhid kepada Allah SWT," ujar Sekretaris Pengurus Masjid Darul Falah, Harfan Jaya Sakti (39), kepada wartawan.

Harfan duduk di shaf pertama saat khutbah.

Dia jadi satu dari sekitar 200 jamaah sekaligus saksi mata, insiden wafatnya ustaz Muallaf ini.

Dikisahkan, ustaz Yahya Waoni, sudah dijadwalkan panitia masjid sebagai khatib Jumat sejak pekan lalu.

Pagi harinya, magister theologia ini memberi khutbah Idul Adha di sebuah masjid di pusat Kota Makassar.

Bersama Sitti Mutmainnah (34) istrinya, Ustaz Yahya menginap di Hotel Prima, Jl Dr SAM Ratulangi, Makassar, sekitar 9,7 km dari Masjid Darul Falah.

Pukul 10.30 wita, panitia menjemput Yahya.

Masih sempat menyaksikan proses penyembelihan hewan qurban di halaman timur masjid.

Istrinya, dijamu di rumah salah seorang takmir, sekitar 75 meter daru masjidz

Pukul 11.30 Wita, ustad Yahya masuk ke Masjid. Dia duduk di shaf pertama, membaca surah Al Kahfi dan berzikir.

Pukul 12.05 Wita, usai Azan, panitia mempersilahkan khatib naik ke mimbar.

"Tema khutbah Ustad, tentang kekuatan iman. Ujian Nabi Ibrahim yang menyembelih Ismail, sebagai bukti ketaatan individu, keluarga dan umat Muslim," ujar Harpan Sakti.

Khutah berlangsung sekitar 15 menit.

Jamaah disebut memadati ruang utama hingga lantai dua.

"Saya di lantai dua, dan menyimak dengan jernih pesan-pesannya," ujar Prof Dr Syahruddin Usman (61), guru besar Tarbiyah UIN sekaligus jamaah.

Pukul 12.25 wita, usai khutbah pertama, ustad Yahya kembali berdiri dan menyampaikan khutbah tanpa textnya.

"Usia baca shalawat nabi dan sebelum bacakan doa khutbah terakhir, langsung pegang dada, jatuh di mimbar. Saya kira mau minum," ujar Harpan.

Buuk, sang ustaz terduduk.

Kontan jamaah shaf depan panik. 

Imam dan pengurus berlomba ke depan.

"Saya masih lihat matanya sempat terbuka, tapi sepertinya sudah sakratul maut," ujar Harpan.

Ustazsudah tak sadarkan diri.

Majelis Jumat yang bertepatan Idul Adha ini, terhenti sejenak.

Panitia mengangkat tubuh Ustad Yahya ke mobil, dan membawanya ke RS Klinik Bahagia Minasa Upa, sekitar 100 meter dari Masjid.

"Sudah tak sadar. Kita tak tahu, apa meninggal di masjid atau di UGD," ujar Sakti. 

Pukul 12.35 Wita, Ustad Yahya dievakuasi.

Ibadah shalat Jumat dilanjutkan pukul 13.46 Wita, setelah takmir dan warga pengantar balik dari klinik.

Pukul 14.00 Wita, jamaah shalat Jumat bubar. Kabar Ustad Yahya, wafat beredar di masjid.

Pukul 13.45 wita, jenazah dikembalikan ke masjid.

Di bagasi belakang ambulans Klinik RS Bahagia, duduk istri almarhum.

Sempat Mengeluh Sakit

Sebelum meninggal dunia, ustaz Yahya sempat bertanya kepada istrinya apakah kondisinya mampu membawakan khutbah di hadapan jamaah.

"Waktu pagi saja dia bilang, 'Kira-kira aku kuat nggak khutbah?' Gitu aja," kata sang ustaz ke sang istri pada Jumat (6/6/2025).

Beberapa jam sebelum menghembuskan napas terakhir di atas mimbar Masjid Darul Falah, Rappocini, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Istri ustaz Yahya, Fifil menuturkan suaminya memang telah mengeluhkan sakit kepala atau pusing selama menjalani safari dakwah dalam beberapa hari terakhir. 

"Sering pusing. Intinya, bapak khutbah Idul Adha (pagi tadi), lanjut khutbah Jumat, pingsan. Tadi pagi sehat, semangat," ungkap Fifil kepada awak media.

Punya Riwayat Penyakit Jantung

Istri ustaz Yahya, Fifil mengtakaan  sang suami mempunyai riwayat penyakit jantung.

Namun, Ustaz Yahya Waloni tidak pernah merasakan kambuh. 

"Sebelumnya ada riwayat jantung, kan. Tapi, lagi nggak kondisi kayak gitu, cuman pusing aja," tutup dia.

Rencananya, jenazah Ustaz Yahya Waloni akan dimakamkan di Jakarta oleh pihak keluarga.

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News  

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved