Seputar Islam

Hukum Menggabungkan Niat Puasa Qada Ramadan dengan Puasa Tarwiyah dan Arafah, Lengkap Bacaan Niatnya

Bahwa penggabungan qadha puasa Ramadhan dan puasa sunnah Tarwiyah atau Arafah hukumnya boleh (dibolehkan) dan sah

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
GRAFIS TRIBUN SUMSEL
MENGGABUNG NIAT PUASA -- Ilustrasi orang berniat puasa, berikut Hukum Menggabungkan Niat Puasa Qada Ramadan dengan Puasa Tarwiyah dan Arafah. 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Pada Rabu dan Kamis 4-5 Juni 2025 bertepatan dengan tanggal 8 dan 9 Dzulhijjah 1446 Hijriyah.
Di hari ke delapan dan ke sembilan bulan Dzulhijjah ini terdapat amalan sunnah salah satunya puasa hari Tarwiyah dan puasa Hari Arafah atau sering juga disebut sebagai puasa jelang Idul Adha.

Puasa tarwiyah adalah puasa sunnah bertepatan dengan persiapan jemaah haji akan wukuf di Arafah. Sedangkan puasa Arafah adalah puasa ketika jemaah haji berkumpul di padang Arafah.

 Menjadi pertanyaan apa hukumnya jika dua puasa tersebut diniatkan juga dengan qadha puasa Ramadhan, apakah boleh? Apakah keutamaan puasa sunnahnya tetap diperoleh? Berikut penjelasannya.


Dikutip dari penjelasan Ustadz Alhafiz Kurniawan dari laman NU Online dikatakan bahwa penggabungan qadha puasa Ramadhan dan puasa sunnah Tarwiyah atau Arafah hukumnya boleh (dibolehkan) dan sah.

 Tidak hanya itu, ia juga menegaskan, orang yang melaksanakan hal itu juga tetap mendapatkan keutamaan dari puasa sunnah Tarwiyah dan puasa Arafah.

 "Qadha puasa Ramadhannya tetap sah. Sedangkan ia sendiri tetap mendapatkan keutamaan yang didapat oleh mereka yang berpuasa dengan niat puasa sunnah tarwiyah dan Arafah," katanya dalam artikel berjudul Hukum Qadha Puasa Ramadhan Digabung dengan Puasa Tarwiyah dan Puasa Arafah.

 Masih dikutip dari laman yang sama, pandangan ini diqiyaskan dengan keterangan Syekh Zakariya Al-Anshari dalam Asnal Mathalib mengenai qadha puasa di hari Asyura.

Dijelaskan, Al-Barizi berfatwa bahwa orang yang berpuasa pada hari Asyura, misalnya, untuk qadha atau nazar puasa, maka ia juga mendapat pahala puasa sunnah hari Asyura.

"Pandangan ini disepakati oleh Al-Ushfuwani, Al-Faqih Abdullah An-Nasyiri, Al-Faqih Ali bin Ibrahim bin Shalih Al-Hadhrami," demikian potongan keterangan Syekh Zakariya Al-Anshari. 


Pandangan yang sama juga disampaikan Sayyid Bakri dalam kitab I‘anatut Thalibin. Menurut Sayyid Bakri, tulis Ustadz Alhafiz, orang yang berpuasa pada hari-hari tertentu yang sangat dianjurkan berpuasa di dalamnya bakal mendapatkan keutamaan seperti mereka yang berpuasa sunnah pada hari tersebut. Hal ini meskipun niatnya adalah qadha puasa atau puasa nazar, tidak berniat puasa sunnah tersebut.

Berikut bacaan niat  Puasa Qadhaa Ramadhan:


  نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى 

Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta‘âlâ. 


Artinya:

 “Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah swt.”

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved