Bulan Dzulhijjah

Niat dan Keutamaan Puasa Tarwiyah dan Arafah, Puasa 8-9 Dzulhijjah Sebelum Idul Adha 2025/1446 H

Artikel berikut akan mengulas niat dan keutamaan Puasa Tarwiyah dan Arafah, Puasa Sunnah 8-9 Dzulhijjah sebelum Idul Ada 2025/1446 H.

Penulis: Vanda Rosetiati | Editor: Vanda Rosetiati
GRAFIS TRIBUN SUMSEL
PUASA TARWIYAH DAN ARAFAH - Ilustrasi grafis suasana sahur. Niat dan Keutamaan Puasa Tarwiyah dan Arafah, Puasa Sunnah 8-9 Dzulhijjah 2025/1446 H. 

Latin: 
Nawaitu shauma arafata sunnatan lillâhi ta'âlâ.

Artinya: 
"Saya niat puasa sunnah Arafah karena Allah ta'âlâ."

Keutamaan Puasa Tarwiyah dan Arafah

Mengutip laman baznas, keutamaan melaksanakan puasa tarwiyah dan arafah di bulan Dzulhijjah sebagai penggugur dosa dan pendorong mustajabnya doa. 

Setiap keutamaan ini telah tertulis dalam suatu riwayat di dalam hadits.

1. Penggugur Dosa Setahun

Allah menjanjikan penghapusan dosa untuk umat-Nya yang menjalankan puasa di hari Arafah. Dari Abu Qatadah ra:

"Puasa hari Arafah merupakan puasa yang aku harapkan dengan puasa tersebut Allah SWT akan mengampuni dosa-dosa di tahun yang telah lewat dan dosa-dosa di tahun yang akan datang," (HR. Tirmidzi)

Dalam riwayat lain dari Hadits Muslim, Rasulullah SAW bersabda:

"Aku berharap kepada Allah supaya puasa di hari Arafah dapat menghapuskan (dosa) setahun sebelumnya dan setahun sesudahnya," (HR. Muslim)

2. Harapan Terkabulnya Doa

Umat Islam yang melaksanakan puasa di hari Arafah disarankan untuk berdoa sebab di hari itu Allah SWT menjanjikan terkabulnya doa bagi yang berpuasa.

Hal tersebut lantaran puasa di hari Arafah tersebut bersamaan dengan pelaksanaan ibadah wukuf yang dilakukan para jamaah haji di Padang Arafah.

Rasulullah SAW bersabda:

“Sebaik-baiknya doa ialah doa pada hari Arafah. Dan sebaik-baiknya yang kuucapkan, begitu pula diucapkan oleh para Nabi sebelumku adalah ucapan ‘Laa ilaha illallah wahdahu laa syarikalah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa ala kulli sya’in qadiir’. Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah semata; tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya segala kerajaan, segala pujian dan Allah yang menguasai segala sesuatu’,” (HR. Tirmidzi)

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved