Gempa di Banyuasin

Gempa 4,3 Magnitudo Guncang Banyuasin, BPBD Sebut Kejadian Langka, Dipastikan Tak Berpotensi Tsunami

BPBD menyebut gempa bumi di pesisir perairan  Sungsang atau Kecamatan Banyuasin II Kabupaten Banyuasin, Rabu (28/5/2025) pagi adalah kejadian langka.

Penulis: M. Ardiansyah | Editor: Shinta Dwi Anggraini
TRIBUNSUMSEL.COM/M.ARDIANSYAH
GEMPA DI BANYUASIN -- BPBD Banyuasin bersama pihak Kecamatan Banyuasin II atau Sungsang ketika melakukan pemantauan terkait gempa yang terjadi di pesisir Sungsang, Rabu (28/5/2025). Meski tidak berpotensi tsunami, akan tetap dilakukan pemantauan. 

TRIBUNSUMSEL.COM, BANYUASIN -- BPBD menyebut gempa bumi yang terjadi di pesisir perairan  Sungsang atau Kecamatan Banyuasin II Kabupaten Banyuasin, Rabu (28/5/2025) pagi tadi adalah kejadian langka.

Diketahui, Gempa terletak di koordinat 2.43 Lintang Selatan dan 105.08 Bujur Timur yang berlokasi di wilayah Desa Air Solok Batu, Kecamatan Air Salek, Kabupaten Banyuasin.

Gempa bumi dengan kekutan Magnitude 4.3 di Pesisir Timur Sumatera Selatan, memang sempat mengejutkan masyarakat di wilayah pusat gempa yakni Kecamatan Banyuasin II.

Kabid Logistik dan Bencana BPBD Banyuasin Romadona menuturkan, pagi tadi terjadi gempa yang terjadi di pesisir Sungai Sungsang  terletak di koordinat 2.43 Lintang Selatan dan 105.08 Bujur Timur yang berlokasi di Wilayah Air Solok Batu, Kecamatan Air Salek, Kabupaten Banyuasin.

"Intensitas gempa di pusat gempa dapat dirasakan pada skala maksimal MMI III-IV dan sempat membuat panik warga setempat. Tetapi, dari hasil kami melakukan pengecekan dan meminta keterangan dari warga, air sungai hanya bergelombang. Tetapi tidak berpotensi terjadinya tsunami," katanya. 

Lanjutnya, sumber gempa kemungkinan besar berasal dari Patahan Buta (Blind Fault) yang terdapat di wilayah Banyuasin. 

Patahan Buta maksudnya adalah Patahan yang tidak dapat terlihat dan tidak membentuk permukaan. 

Di wilayah Indonesia khususnya Kabupaten Banyuasin banyak terdapat patahan jenis ini, patahannya belum terpetakan sehingga perlu dilakukan eksplorasi dan pemetaan lebih lanjut. 

"Gempa M 4.3 ini, tergolong gempa sangat langka. Karena terakhir terjadi tahun 1.900 belum dan baru terjadi lagi gempa di wilayah Ini, dibuktikan dengan tidak adanya catatan gempa di Katalog Usgs sejak tahun 1.900 dengan magnitude terkecil M1. Secara kasar Gempa M4.3 ini bisa dibilang dihasilkan dari reaktivasi patahan buta," ungkapnya. 

Hal ini cukup menjadi perhatian, karena wilayah yang belum terpetakan dilalui sesar aktif bukan berarti tidak ada patahan diwilayah tersebut.

Bisa jadi, ada patahan buta seperti kasus di Banyuasin ini, terutama di wilayah Pesisir Timur Sumatara. 

"Sementara, kami masih melakukan pemantauan di wilayah Sungsang hingga saat ini. Dengan berkoordinasi bersama pihak kecamatan, masyarakat dan pihak terkait," pungkasnya. 

 

 

Baca artikel menarik lainnya di Google News

Ikuti dan bergabung di saluran WhatsApp Tribunsumsel

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved