Seputar Islam

Kisah Singkat Nabi Ibrahim dan Putranya Nabi Ismail, Awal Mula Perintah Kurban, Taat dan Ikhlas

Peristiwa kurban ini menjadi bukti nyata ketaatan Nabi Ibrahim kepada Allah SWT, kesediaannya untuk mengorbankan apapun demi menjalankan perintahNya

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
tribunsumsel/lisma
PERINTAH BERKURBAN -- Ilustrasi Kabah, berikut ulasan singat Kisah Nabi Ibrahim dan Putranya Nabi Ismail tentang awal mula perintah berkurban. 

 
Hikmah di Balik Ibadah Kurban
 

Dikutip dari zakatsukses.org, Kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail dalam peristiwa Qurban mengajarkan banyak hikmah penting bagi umat Islam, di antaranya:

Ketaatan kepada Allah SWT:

Perintah untuk menyembelih Ismail merupakan ujian ketaatan bagi Nabi Ibrahim. Kesediaannya untuk mengikuti perintah Allah, meskipun sangat berat, menjadi contoh teladan bagi umat Islam untuk selalu taat kepada Allah dalam segala situasi.

Kesabaran dan Keikhlasan:

 Dalam menghadapi ujian berat ini, Nabi Ibrahim dan Ismail menunjukkan kesabaran dan keikhlasan yang luar biasa. Mereka yakin bahwa Allah SWT memiliki rencana terbaik bagi hamba-Nya.

Pengorbanan:

Peristiwa Qurban melambangkan pengorbanan yang dilakukan umat Islam dalam beribadah kepada Allah. Pengorbanan ini bukan hanya tentang harta benda, tetapi juga tentang waktu, tenaga, dan bahkan jiwa raga.

Kasih Sayang:

Meskipun Nabi Ibrahim sangat menyayangi Ismail, ia rela mengorbankannya demi mengikuti perintah Allah. Hal ini menunjukkan bahwa kasih sayang kepada Allah harus selalu diutamakan di atas kasih sayang kepada makhluk lainnya.
 

Dalam Al-Quran, Allah Swt. memerintahkan Nabi Ibrahim untuk mengorbankan putranya, sebagai bentuk ketaatan dan pengorbanan terbesar. Nabi Ismail pun bersedia untuk bersama ayahnya menjalankan perintah Allah.

Kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail memberikan pelajaran berharga kepada kita. Bahwa apa pun yang Allah Swt. perintahkan tidak mungkin mencelakakan manusia. Kita pun dituntut untuk selalu istiqamah atau konsisten dalam taat dan patuh kepada Allah SWT.

Allah berfirman dalam Surah Al-Ahqaf ayat 13, yang artinya:

 ‘Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: Tuhan kami ialah Allah Swt., kemudian mereka tetap istikamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita’.

Artinya, bahwa seseorang yang memiliki istikamah dalam hatinya akan selalu memiliki sikap berkelanjutan untuk mengabdi hanya kepada Allah. 

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved