Kecelakaan Mahasiswa UGM

Kisah Pilu Ibu Argo Mahasiswa UGM Korban Kecelakaan, Besarkan Anak Sendirian Selama 11 Tahun

Menyampaikan pernyataan menyentuh di hadapan para mahasiswa dan civitas akademi, ibu dari mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (FH UGM),

(KOMPAS.COM/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA)
MAHASISWA UGM TEWAS - (kiri) Argo Ericko Achfandi tewas dalam kecelakaan maut ditabrak mobil BMW di Jalan Palagan Tentara Pelajar, Sariharjo, Kapanewon Ngaglik, Kabupaten Sleman, pada Sabtu (24/05/2025) dini hari. (kanan) Para mahasiswa Fakultas Hukum UGM gelar doa bersama untuk Argo Ericko Achfandi yang meninggal dalam kecelakaan di Jalan Palagan Tentara Pelajar, Sariharjo, Kapanewon Ngaglik, Kabupaten Sleman. Selain berdoa bersama, para mahasiswa juga tabur bunga di depan patung Dewi Keadilan untuk Argo Ericko Achfandi. 

TRIBUNSUMSEL.COM  - Menyampaikan pernyataan menyentuh di hadapan para mahasiswa dan civitas akademi, ibu dari mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (FH UGM), Argo Ericko Achfandi (19), Melina.

Setelah ditabrak sesama mahasiswa UGM bernama Christiano Pengarapenta Pengidahan Tarigan (21),  Argo diketahui tewas.

Kala itu Christiano yang mengendarai mobil BMW menabrak Argo di Jalan Palagan Tentara Pelajar, Sariharjo, Kapanewon Ngaglik Slemen.

Pada Senin (26/5/2025) malam, Melina hadir via Zoom ketika ribuan mahasiswa FH UGM menyampaikan rasa dukanya atas kepergian Argo di selasar patung dewi keadilan di FH UGM. 

MAHASISWA UGM TEWAS DITABRAK- Tagar #JusticeForArgo menggema di media sosial X usai warganet menyoroti kecelakaan mobil BMW di Sleman yang menewaskan mahasiswa UGM. Sepeda motor  Argo Ericko Achfandi, mahasiswa UGM terpental dan mobil BMW oleng ke kanan hingga menabrak mobil CRV yang sedang terparkir,  pada Sabtu
MAHASISWA UGM TEWAS DITABRAK- Tagar #JusticeForArgo menggema di media sosial X usai warganet menyoroti kecelakaan mobil BMW di Sleman yang menewaskan mahasiswa UGM. Sepeda motor Argo Ericko Achfandi, mahasiswa UGM terpental dan mobil BMW oleng ke kanan hingga menabrak mobil CRV yang sedang terparkir, pada Sabtu (Kompas.com/Tangkapan layar BSI)

“Saya tidak bisa berkata-kata, tapi terima kasih kepada UGM, terutama Fakultas Hukum. Terima kasih banyak atas semua dukungan dan apapun yang kalian berikan kepada anak saya,” ujar Melina, dengan suara bergetar.

Melina mengisahkan perjuangan panjang membesarkan Argo seorang diri setelah sang suami meningga dunia.

“Benar semua bahwa anak pertama saya ini sebelas tahun hidup tanpa figur ayah. Dan sayalah ibunya yang mendidik hingga saat ini,” katanya.

Ia mengungkapkan rasa bangga dan harunya melihat dukungan luar biasa yang diberikan mahasiswa FH UGM terhadap almarhum anaknya. 

Dari interaksi langsung maupun di media sosial, Melina menyaksikan betapa besar cinta dan penghormatan yang diberikan untuk Argo.

“Saya bersaksi sebagai ibunya, bahwa Argo adalah anak yang baik, anak yang hebat, dan anak yang memiliki kasih tinggi. Dia semangat, terutama dalam kuliah,” ujarnya.

“Saya tahu dia orang yang pendiam dan irit bicara, tapi dia mengharumkan dunianya dengan semua kebaikan kepada orang sekitarnya, bahkan banyak orang,” tambah dia.

Melina juga menitipkan pesan penting kepada para mahasiswa agar terus memperjuangkan nilai keadilan, terutama dalam kasus kematian anaknya. 

Ia menegaskan bahwa meski telah merelakan kepergian Argo, keadilan tetap harus ditegakkan.

“Mari kita sama-sama lakukan yang terbaik untuk anak semua. Kita ikhtiarkan maksimal, hasilnya kita serahkan kepada Allah. Apapun hasilnya, tetap kita berikhtiar. Kalau keadilan harus dijalankan, maka kita jalankan,” ucapnya dengan penuh keteguhan.

Ia juga menyampaikan harapannya agar para mahasiswa FH UGM menjadi generasi penerus bangsa yang berakhlak. 

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved