Berita Nasional

Sosok Ali Mochtar Ngabalin Curiga Proyek Besar Dibalik Polemik Ijazah Jokowi, Eks Tenaga Ahli KSP

Mengenal sosok Ali Mochtar Ngabalin, mantan Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden Republik Indonesia soroti polemik ijazah Jokowi.

Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Moch Krisna
youtube dan Kompas.com
POLEMIK IJAZAH JOKOWI - Mantan ahli kantor staf presiden RI, Ali Ngabalin (kiri) yang Curigai Proyek Besar di Balik Tudingan Ijazah Palsu Jokowi. Ini sosoknya. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Mengenal sosok Ali Mochtar Ngabalin, mantan Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden (KSP) Republik Indonesia soroti polemik ijazah Jokowi.

Bahkan Ali Ngabalin mencurigai ada proyek besar dibalik polemik ijazah Presiden ke-7 RI tersebut.

Seperti diketahui, Roy Suryo Cs masih belum terima dengan hasil labfor ijazah Jokowi yang diumumkan Bareskrim Polri.

Mereka masih meragukan keaslian ijazah Jokowi tersebut.

Kendati begitu, Ali Mochtar Ngabalin mengaku tak habis pikir, sosok Jokowi yang sudah melanglang buana di Indonesia justru dituduh negatif.

POLEMIK IJAZAH JOKOWI - Tangkapan layar inilah rincian lengkap nilai Jokowi selama berkuliah di UGM 5 tahun. Jokowi banyak dapat nilai B dan C hingga D. Sahabat Jokowi pun bongkar fakta baru terkait prestasi Jokowi selama kuliah, disadur pada Minggu (25/5/2025).
POLEMIK IJAZAH JOKOWI - Tangkapan layar inilah rincian lengkap nilai Jokowi selama berkuliah di UGM 5 tahun. Jokowi banyak dapat nilai B dan C hingga D. Sahabat Jokowi pun bongkar fakta baru terkait prestasi Jokowi selama kuliah, disadur pada Minggu (25/5/2025). (Youtube CNN Indonesia dan TikTok)

Lantas siapakah sosoknya ?

Melansir dari Wikipedia, Ali Mochtar Ngabalin lahir 25 Desember 1968.

Ia adalah seorang politikus Indonesia. Saat ini ia menjabat sebagai Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden Republik Indonesia.

Baca juga: Deretan Nilai Jokowi 5 Tahun di UGM Usai Ijazah Dinyatakan Bareskrim Asli, Ada A Hingga D 

Sebagai kader Partai Bulan Bintang (PBB), ia pernah menjadi anggota Komisi I DPR RI periode 2004-2009 dari Fraksi Bintang Pelopor Demokrasi (F-BPD) melalui daerah pemilihan Sulawesi Selatan II.[1] Pada tahun 2010, Ali Mochtar keluar dari PBB dan berpindah ke Partai Golkar.

Ali Mochtar Ngabalin lahir pada 25 Desember 1968 di Fakfak, Irian Barat (sekarang Papua Barat). Ia menikah dengan seorang perempuan bernama Henny Muis Bakkidu dan telah dikaruniai empat orang anak. Ali Mochtar Ngabalin juga merupakan keturunan dari Raja Arguni, Kokas.

Ia menyelesaikan pendidikan pasca sarjananya pada bidang Ilmu Komunikasi di Universitas Indonesia (UI) Depok.

Sedangkan gelar doktor ia dapatkan dari Universitas Negeri Jakarta pada 18 Maret 2013.

SD Inpres Fakfak (1980)
Madrasah Tsanawiyah Fakfak (1983)
Madrasah Aliyah Fakfak (1986)
Mualimin Muhammadiyah Makassar
IAIN Alauddin Makassar UP (1994)
Program Pascasarjana Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia (2001)
Doktor dari Universitas Negeri Jakarta (2013)

Selain sebagai politikus, Ali Mochtar juga menjabat Ketua DPP Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia (PPMI) serta menjabat direktur eksekutif di sejumlah lembaga nirlaba.

Yakin Roy Suryo Dijebloskan Penjara

Kasus tudingan ijazah palsu Jokowi pun masih bergulir dan berbuntut semakin panjang.

Menanggapi hal ini, Ali Mochtar Ngabalin mengaku tak habis pikir, sosok Jokowi yang sudah melanglang buana di Indonesia justru dituduh negatif.

"Saya datang juga ke Pak Jokowi kemudian saya sempat ngobrol dengan beliau soal ini (kasus ijazah)," kata Ali Ngabalin, melansir tayangan di kanal YouTube SINDOnews.

"Orang ini luar biasa dalam sejarah politik dunia, Jokowi itu Wali Kota dua periode, Gubernur, Presiden dua periode, bagaimana bisa ada yang menuduh ijazahnya palsu?" imbuh dia.

"Orang itu harus beretika lah dalam hal cari makan," tegas Ali Ngabalin.

Ia mengatakan, mestinya para pelapor ijazah Jokowi tersebut mencari makan dengan cara yang benar, bukan dengan mencaci sampai menuduh.

"Cari makan dengan gaya yang halal. Masak cari makan dengan gaya menghujat dan caci maki," katanya.

Menurutnya, ada maksud terselubung yang dimiliki para pelapor ijazah Jokowi.

"Sekarang kita bisa lihat, kita to the point. Kalau dilihat, setiap statement itu kan hanya segitu-gitu saja tidak berkembang," tutur Ngabalin.

"Ukurannya gampang, tinggal kita nilai. Kalau sudah keluar hujatan, makhluk apa ini namanya? Kayak bangsa ini tidak punya peradaban," katanya.

Ia menyidir para pelapor ijazah Jokowi ingin tenar dengan cara tak halal.

"Cari uang dengan cara beradab dan halal. Jangan begitulah, ini mantan petinggi republik, orang maju, bagus," tambah Ngabalin.

Bahkan, membocorkan bahwa ada sejumlah pelapor ijazah Jokowi yang pernah curhat padanya.

"Saya tahu lho ini siapa-siapa, yang berteriak saya tahu. Oh si anu pernah datang ke saya 'Kenapa Jokowi beginikan saya Li'."

"Oh ini saya tahu, saya tahu semua, saya lihat. Jadi saya paham semua," katanya.

Ngabalin membocorkan soal proyek besar dengan uang banyak di balik kasus ijazah Jokowi.

"Saya sudah tulis projek ijazah palsu itu projek uang besar bertahun-tahun. Berapa tahun coba itu, masak enggak abis-abis."

"Pasti banyak lah. Kalau Indonesia urusan begitu kan sudah sangat profesional," kata Ngabalin.

"Projek ijazah palsu itu adalah projek tanpa tender dengan uang gede," tambahnya.

Dengan adanya laporan Jokowi, Ngabalin berharap hal itu bisa menjadi pelajaran penting.

"Kita tunggu aja nanti bagaimana. Saya juga berharap ini menjadi pelajaran penting," katanya.

Sepanjang bekerja di Istana, Ngabalin tak pernah melihat Jokowi.

Namun dalam kasus ijazah ini, Jokowi sampai melaporkan ke Polda Metro Jaya.

"Kok bisanya tidak mungkin, ini pasti ada perkara yang melukai relung hatinya," katanya.

Atas laporan itu pun, Ngabali meyakini Roy Suryo cs akan dijebloskan ke dalam penjara.

"Kalau begini kita tunggu saja, kalau di Salemba kita datang atau di Sukamiskin kita juga tengok."

"Urusannya sudah masuk di ranah yang tidak bisa kita punya tangan ada di situ."

"Bayangkan orang sekelas Jokowi harus tenteng ijazah datang ke Polda," katanya.

Ia mengatakan, proyek kasus ijazah Jokowi juga memiliki tujuan.

"Setelah berhenti jadi presiden, anaknya jadi wakil, kalau tidak sekarang bekerja, tidak ada lain tidak ada bukan, kecuali untuk bagaimana bisa mengadang Gibran untuk masa yang akan datang."

"Sementara Prabowo-Gibran baru 6-7 bulan, kan lucu. Jadi agak tidak canggih, gampang sekali dibaca," kata Ali Ngabalin.

Sebelumnya, Bareskrim Polri mengumumkan hasil penyelidikan atas laporan atau aduan Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) terkait dugaan ijazah Jokowi palsu beberapa hari yang lalu.

Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri Brigjen Djuhandhani Rahardjo Puro menyatakan berdasar hasil uji laboratoris Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Jokowi memang benar menempuh pendidikan S1 di UGM.

"Benar Joko Widodo melaksanakan perkuliahan di UGM melalui bukti adanya hasil studi KHS atas nama Joko Widodo nomor induk 1681/KT yang telah diuji Puslabfor dan ditnyakan identik sama dengan pembanding serta tanda tangan milik dr Ir Sunardo, Ir Burhanudin, identik merupakan tanda tangan yang sama," katanya dikutip dari Kompas TV, Sabtu (24/5/2025).

Kesaksian sahabat Jokowi

Sementara rincian nilai Jokowi di transkrip ijazahnya jadi perbincangan, sahabat sang presiden baru-baru ini membongkar fakta baru.

Teman kuliah yang juga satu angkatan dengan Jokowi di UGM, Mustoha Iskandar menceritakan sosok Jokowi selama berkuliah lima tahun.

Kendati Jokowi banyak mendapatkan nilai C hingga D, Mustoha menyebut Jokowi adalah sosok berprestasi.

Sebab di angkatan tahun 1980 Fakultas Kehutanan, Jokowi adalah salah satu yang lulus cepat.

"Dari generasi 80 itu pak Joko Widodo termasuk generasi pertama yang lulus," ungkap Mustoha Iskandar dalam wawancara di kanal tv one news.

Selama berkuliah pun kata Mustoha, Jokowi adalah sosok yang rajin belajar meskipun ikut banyak kegiatan kampus.

"Pak Jokowi orangnya sederhana, humble, enggak banyak bicara tapi banyak kawan, aktivitasnya tidak banyak, paling naik gunung, rajin, belajar sehingga lulus lebih cepat," imbuh Mustoha.

Berani menyebut Jokowi adalah sosok berprestasi, Mustoha punya alasan kuat.

Kata Mustoha, Jokowi membanggakan fakultasnya karena bisa lulus cepat.

"Kalau ukuran kelulusan itu, waktu kelulusan itu jadi ukuran mahasiswa berprestasi ya Pak Joko Widodo termasuk berprestasi karena lebih cepat dari teman yang lain lulusnya," ujar Mustoha.

Lebih lanjut, tak cuma bicara soal prestasi Jokowi selama kuliah, Mustoha juga menanggapi tudingan ijazah palsu sang presiden.

Ditegaskan Mustoha, ia adalah saksi hidup yang mengetahui Jokowi kuliah hingga lulus dari UGM.

Karenanya kata Mustoha, pihak yang menuduh ijazah Jokowi palsu adalah orang-orang yang mengarang cerita saja.

"Itu (yang bilang ijazah Jokowi palsu) ngarang aja itu. Saya nih saksi fakta, artinya yang menyaksikan bukan sekadar 'katanya', saya melihat, mendengar, berinteraksi langsung dengan mas Joko Widodo sejak sama-sama masuk 1980, beliau lulus 1985," tegas Mustoha.

Bareskrim Nyatakan Ijazah Asi

Sebelumnya, Bareskrim Polri telah selesai melakukan uji laboratorium forensik (labfor) terhadap ijazah sarjana Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi).

Uji labfor dilakukan menyusul adanya pengaduan masyarakat oleh Ketua Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) Eggi Sudjana. 

Dirtipidum Bareskrim Polri Brigjen Djuhandhani Rahardjo Puro menyampaikan bahwa dari hasil uji labfor ijazah Jokowi dinyatakan keaslian dokumen tersebut.

"Terkait dengan aduan masyarakat, kewajiban penyelidik melakukan penyelidikan yang gunanya untuk mengetahui ada atau tidak perbuatan pidana. Namun dari pengaduan ini dapat disimpulkan tidak ada perbuatan pidana sehingga perkara ini dihentikan penyelidikannya," kata Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri Brigjen Djuhandhani Rahardjo Puro dalam konferensi pers di Bareskrim Polri, Jakarta, Kamis (22/5/2025).
bfor itu disimpulkan ijazah Jokowi dinyatakan keaslian dokumennya.

Pengecekan berdasarkan dari bahan kertas, pengaman kertas, bahan cetak, tinta tulisan tangan, cap stempel, dan tinta tanda tangan dari dekan dan rektor.

"Dari peneliti tersebut maka antara bukti dan pembanding adalah identik atau berasal dari satu produk yang sama," ucap Djuhandani.

Menurut dia uji banding dilakukan dengan membandingkan ijazah asli yang dimiliki rekan-rekan mahasiswa seangkatan Jokowi di UGM.

"Dengan tiga pembanding kita uji dengan ijazah Bapak Jokowi. Hasilnya identik bahkan kami dari penyidik melihat map yang dimiliki semua sama dengan map rekan-rekannya meski kelihatan mapnya sudah kumal," ujarnya.

Selain itu, penyidik juga mendapatkan 51 dokumen dari pihak Fakultas Kehutanan UGM,

"Kita juga mendapatkan 51 dokumen dari pihak Fakultas Kehutanan UGM," kata Djuhandhani.

Kuasa hukum Jokowi, Yakup Hasibuan, menuturkan bahwa penyerahan itu dalam rangka menanggapi aduan dari Eggi Sudjana atas dugaan ijazah S1 Jokowi palsu. 

"Hari ini kami sudah serahkan semuanya (ijazah) kepada pihak Bareskrim untuk ditindaklanjuti, untuk dilakukan uji laboratorium forensik,” kata Yakup di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta, Jumat (9/5/2025). 

Dari Laporan Eggi Sudjana

Ketua Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) Eggi Sudjana melaporkan Presiden ke-7 RI dan Rektor Universitas Gadjah Mada Prof Ova Emilia terkait dugaan ijazah palsu ke Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Senin (9/12/2024).

Eggi didampingi rekan-rekannya menyatakan laporannya memiliki dua pendekatan yakni edukasi politik dan hukum. 

“Politiknya adalah kaitan dengan banyaknya peristiwa pemilihan mulai dari Pilpres, Pilkada penegakan hukumnya adalah dikaitkan dengan Undang-Undang Nomor 7 tahun 2017, pasal 169 tentang persyaratan untuk ikut Pilpres atau Pilkada lainnya harus punya ijazah,” ucapnya.

Menurutnya, kepemilikan ijazah menjadi syarat mutlak setidaknya sederajat dengan yang SMA.

“Bila dikaitkan dengan politik tadi sekaligus penegakan hukum nah kita sudah lakukan tiga kali, pengadilan Jakarta Pusat sekitar tahun 2001 menjelang 2022 tapi di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat kita dianggap tidak berwenang oleh pengadilan itu,” ungkap Eggi.

Jokowi Diperiksa Polisi

Sebelumnya, pada Selasa (20/5/2025), Jokowi memenuhi undangan Bareskrim Polri untuk memberikan klarifikasi terkait laporan soal ijazahnya.

"Hari ini saya mendapatkan undangan dari Bareskrim untuk keterangan atas aduan dari masyarakat pada Bareskrim dan saya memenuhi undangan itu. Sekaligus saya mengambil ijazah yang saat itu diantarkan ke Bareskrim dan sudah saya ambil," kata Jokowi di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Selasa. 

Usai diperiksa selama lebih kurang satu jam, Jokowi mengaku dicecar 22 pertanyaan oleh penyidik terkait ijazah hingga aktivitasnya selama menjadi mahasiswa di Universitas Gajah Mada (UGM). 

“Ada 22 pertanyaan yang tadi disampaikan, ya sekitar ijazah, dari SD, SMP, SMA, sampai universitas. Juga yang berkaitan dengan skripsi, dengan kegiatan mahasiswa saya. Masih semasa itu, di sekitar itu,” ujarnya.

Sambil membawa ijazah, Jokowi tertawa saat mendengar pertanyaan dari wartawan.

Yakni Jokowi diminta menunjukkan ke kamera ijazah aslinya.

"Boleh ditunjukkan pak ijazahnya?" tanya wartawan.

"Ijazah nanti akan kami buka pada saat diminta oleh pengadilan, oleh hakim," kata Jokowi sembari tertawa.

Awal Mula Jokowi Dituding Ijazah Palsu

Sebelumnya, pakar telematika Roy Suryo blak-blakan tentang pemicu dilaporkan mantan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) soal dugaan ijazah palsu.

Dia menuturkan awal mula pelaporan tersebut ketika Jokowi tengah bercanda dengan mantan Menkopolhukam Mahfud MD dalam suatu acara pada tahun 2013 silam.

Adapun candaan Jokowi tersebut tentang dirinya bisa lulus dari Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) di bawah 2,0.

Roy menganggap candaan Jokowi itu perlu diselidiki karena dirasa janggal karena mahasiswa dengan IPK 2,0 bisa lulus dari UGM.

"Yang memicu (kasus ijazah) sebenarnya Pak Jokowi sendiri ketika tahun 2013, dia bercanda dengan Prof. Mahfud MD tentang IP atau Indeks Prestasi."

"Singkat kata, waktu itu Pak Mahfud cerita IP-nya 3,8, Pak Jokowi cerita di bawah 2. Nah, publik lalu bertanya, kok IP di bawah 2 bisa lulus dari UGM, padahal lulusnya lima tahun," katanya dikutip dari YouTube Cumi-cumi, Minggu (18/5/2025).

Setelah pernyataan tersebut, Roy mengatakan beberapa pihak seperti pegiat media sosial Tifauzia Tyassuma atau dokter Tifa, lalu melakukan penelusuran tentang kelulusan Jokowi dari UGM tersebut.

Bahkan, hal tersebut sampai berujung gugatan hukum oleh seseorang bernama Bambang Tri Mulyono dan Sugi Nur Raharja pada tahun 2022 dan 2023.

Namun, mereka justru berujung dibui karena dianggap melakukan ujaran kebencian.

Roy Suryo mengatakan setelah gugatan tersebut, Dekan Fakultas Kehutanan UGM Sigit Sunarta merilis fotokopi ijazah Jokowi.

Hanya saja, hal tersebut justru semakin membuat publik bertanya-tanya tentang keabsahan ijazah dan lulusnya Jokowi dari UGM.

"Inilah yang malah memacu (penelusuran ijazah Jokowi). Ketika, kemudian orang baru melihat penampilan ijazah fotokopi itu kemudian banyak analisis soal itu dan hingga soal skripsi," katanya.

Puncaknya adalah ketika ahli forensik digital sekaligus mantan dosen Universitas Mataram, Rismon Hasiholan Sianipar, datang ke UGM dan meneliti skripsi Jokowi.

Dari penelitiannya itu, kata Roy, Rismon menemukan berbagai kejanggalan tentang skripsi Jokowi. Bahkan, Rismon berani mengeklaim bahwa skripsi Jokowi palsu.

"Dia (Rismon) datang ke UGM lalu melakukan penelitian terhadap skripsinya (Jokowi) karena yang bisa dilihat skripsinya bukan ijazahnya."

"Dan dia mengatakan banyak kejanggalan di skripsinya dan dia mengatakan bahwa skripsinya palsu," tuturnya.

Seperti Rismon, Roy dan beberapa pihak lantas juga mendatangi UGM untuk melihat skripsi Jokowi.

Ternyata, temuan Roy serupa dengan Rismon, yaitu skripsi Jokowi memiliki banyak kejanggalan.

"Banyak sekali kesalahan di situ (skripsi Jokowi), termasuk nggak ada lembar pengujian, lembar pengesahan, tanda tangan dosen pembimbingnya juga diragukan."

"Bahkan, diragukan langsung oleh putrinya sendiri bahwa tanda tangan Profesor Achmad Soemitro yang ada di situ bukan tanda tangan almarhum ayahnya karena ejaannya juga salah," katanya.

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Sosok Eks Ahli Kantor Staf Presiden yang Curigai Proyek Besar di Balik Tudingan Ijazah Palsu Jokowi

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved