Berita Nasional

Tangis Dedi Mulyadi Pecah Saat Peluk Siswa Pendidikan, Pulangkan 273 Siswa dari Barak Militer

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi tak kuasa mehanan tangisnya saat memeluk para siswa yang baru saja dipulangkan usai mengikuti program pendidikan

Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Weni Wahyuny
(Kompas.com/Faqih Rohman Syafei)
TANGIS DEDI MULYADI - Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi menangis saat memeluk sejumlah siswa peserta program pendidikan berkarakter usai melaksanakan upacara Hari Kebangkitan Nasional di Gedung Sate, Selasa (20/5/2025). 

TRIBUNSUMSEL.COM - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi tak kuasa mehanan tangisnya saat memeluk para siswa yang baru saja dipulangkan usai mengikuti program pendidikan militer di barak TNI.

Momen tersebut terjadi di halaman depan Gedung Sate, Kota Bandung, Jabar, Selasa (20/5/2025) setelah melaksanakan upacara Hari Kebangkitan Nasional.
 
Sebanyak 273 pelajar dipulangkan setelah menjalani pelatihan karakter selama dua pekan di Dodik Bela Negara, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jabar. 

Program ini merupakan bagian dari pendidikan berkarakter yang digagas Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk membina remaja dengan perilaku bermasalah.

Dedi Mulyadi mengaku tidak bisa membendung air matanya karena ikut merasakan momen haru para siswa saat bertemu dengan orangtua setelah selama dua pekan menjalani pendidikan di Dodik Bela Negara, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. 

"Ya gimana, ini kan urusannya rasa. Urusan hati, urusan cinta. Siapa sih yang tidak terharu, orangtua bertemu anaknya saat anaknya sudah berubah," ujarnya kepada awak media di Gedung Sate, Kota Bandung.

TANGIS ORANG TUA - Tangkapan layar video di kanal YouTube KANG DEDI MULYADI CHANNEL, Minggu (18/5/2025). Isak tangis warnai masa akhir pendidikan disiplin para siswa di barak TNI Purwakarta, Jawa Barat.
TANGIS ORANG TUA - Tangkapan layar video di kanal YouTube KANG DEDI MULYADI CHANNEL, Minggu (18/5/2025). Isak tangis warnai masa akhir pendidikan disiplin para siswa di barak TNI Purwakarta, Jawa Barat. (YouTube/KANG DEDI MULYADI CHANNEL)

Menurut Dedi, momen pertemuan antara siswa dan orangtua menjadi bukti keberhasilan program tersebut dalam menyentuh sisi emosional dan kemanusiaan.

Dedi menegaskan, ini bukan sekadar kebijakan administratif, tetapi usaha nyata untuk menunjukkan kehadiran negara dalam menyelesaikan persoalan remaja. 

"Jadi, ini salah satu bukti bahwa semua orang, bukan semua orang ya, banyak orang meragukan apa yang dilakukan oleh Pemprov Jabar, tetapi akhirnya waktu yang menjawab," tuturnya. 

Respons positif dari orangtua pun mulai terlihat. Banyak di antara mereka yang mengucapkan terima kasih karena merasa anak-anaknya mengalami perubahan sikap yang lebih baik.

Baca juga: Momen Ibu Azizah Salsha "Adukan" Pratama Arhan ke Dedi Mulyadi, Minta Menantu Dibawa ke Barak

PENDIDIKAN DI BARAK MILITER- Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi berdialog dengan pelajar dan orang tua usai program pendidikan karakter di barak militer Resimen Armed 1/ Sthira Yudha Purwakarta, Minggu (18/5/2025). Salah satu orangtua siswa mengaku anaknya berubah setelah menjalani program pendidikan militer yang digagar Dedi Mulyadi
PENDIDIKAN DI BARAK MILITER- Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi berdialog dengan pelajar dan orang tua usai program pendidikan karakter di barak militer Resimen Armed 1/ Sthira Yudha Purwakarta, Minggu (18/5/2025). Salah satu orangtua siswa mengaku anaknya berubah setelah menjalani program pendidikan militer yang digagar Dedi Mulyadi (Tribunjabar.id/Deanza Palevi)

Ia menyatakan bahwa pendidikan berkarakter ini dilandasi rasa cinta dan kepedulian terhadap masa depan generasi muda. 

"Ini adalah rasa, karena untuk itu saya sampaikan apa yang saya lakukan, dasarnya hati. Kalau yang saya lakukan dasarnya hati, maka diterimanya oleh rasa dan melahirkan cinta," kata Dedi.

Dedi menegaskan, melalui program ini, dirinya sedang membangun hubungan pemerintah dengan rakyat.

Sebagaimana diketahui, pada Jumat (2/5/2025), program pendidikan militer yang digagas Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, untuk membina siswa yang terlibat kenakalan remaja di wilayah Jawa Barat, resmi dimulai.

Banyak publik yang mendukung kebijakan yang dilakukan oleh Dedi Mulyadi itu. Meski kebijakan ini menuai reaksi positif di masyarakat, beberapa daerah enggan ingin meniru kebijakan tersebut.

Bagi siswa yang terlibat berbagai pelanggaran, mulai dari tawuran, tidak disiplin, hingga tindakan yang dianggap tidak pantas oleh orangtua mereka, program ini diperuntukkan.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved