Hari Kebangkitan Nasional

Contoh Teks Pidato Pembina Upacara Harkitnas 2025 Tema Kebangkitan Kedua Menuju Indonesia Emas

Artikel berikut memuat contoh teks pidato pembina upacara Harkitnas 2025 tema Kebangkitan Kedua Menuju Indonesia Emas. 

Penulis: Vanda Rosetiati | Editor: Vanda Rosetiati
GRAFIS TRIBUN SUMSEL
PIDATO HARKITNAS 2025 - Contoh teks pidato pembina upacara Hari Kebangkitan Nasional atau Harkitnas 2025 tema Kebangkitan Kedua Menuju Indonesia Emas. 

Mulai dari sekarang, perkokoh rasa persatuan dan kesatuan dan tumbuhkan kesadaran nasionalisme di diri kalian masing-masing untuk membangun Indonesia yang lebih maju. Yang lebih baik.

Hindari diskriminasi, ingat semboyan bangsa kita, Bhinneka Tunggal Ika, ingat Pancasila, 5 poin yang dirumuskan oleh tokoh-tokoh terkemuka demi terciptanya warga masyarakat yang rukun dan tidak terpecah belah.

Mari semua kita bekerja sama membawa perubahan bagi bangsa ini.

Mengukir prestasi bukan mengukir sensasi.

Membawa perubahan dan menjadikan negara Indonesia menjadi negara yang kuat dan maju dalam segala sektornya.

Sekian yang dapat saya sampaikan. Mohon maaf bila terdapat kesalahan.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Contoh Teks Pidato Pembina Upacara Harkitnas 2025 (3)

Assalamualaikum. Wr. Wb

Saudara-saudara sebangsa dan setanah air.

Hari ini tepat tanggal 20 Mei di mana merupakan hari yang sangat bersejarah bagi bangsa, yaitu hari Kebangkitan Nasional.

Telah kita ketahui bahwa Bangsa Indonesia lama dijajah, silih berganti para penentang penindasan dan penjajahan bermunculan. Mereka menentangnya dengan cara kontak langsung. Bertempur, mengangkat senjata melawan kekuatan penjajah.

Berbagai cara telah dilakukan, tetapi semuanya belum menampakkan hasil. Perjuangan mengangkat senjata ternyata tidak efektif dan belum mampu mengusir mengusir penjajah dari tanah air karena sifat dari peperangan masih sporadis artinya perlawanan terhadap penjajah bisa masih bersifat lokal atau kedaerahan dan tidak menyeluruh.

Sebab mengapa penjajah bisa bertahan lama menjajah bumi persada ini, karena belum tumbuhnya kesadaran nasionalisme dan persatuan yang kuat di antara bangsa kita sehingga dengan mudah penjajah mematahkan perjuangan kita.

Taktik perang gerilya yang dilancarkan oleh Pangeran Diponegoro dapat dikalahkan, Perang Aceh juga dapat dipatahkan. Dengan ditangkapnya para pemimpin, praktis perlawanannya menjadi lumpuh. Namun demikian, semangat juang dari bangsa kita tetap tinggal dan tidak pernah pudar.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved