PPG

Contoh Studi Kasus Reflektif di Ujian Pengetahuan PPG PAI Kemenag 2025 beserta Jawabannya

Mengutip dari kanal Youtube Sabli Egok (13/5/2025) berikut Tribunsumsel.com sajikan selengkapnya contoh jawaban tugas SKR dalam UP PPG PAI Kemenag 202

Tribunsumsel.com
ILUSTRASI PPG PAI KEMENAG 2025 - Inilai Contoh Studi Kasus Reflektif di Ujian Pengetahuan PPG PAI Kemenag 2025 beserta Jawabannya 

TRIBUNSUMSEL.COM - Dalam artikel kali ini akan disajikan contoh Studi Kasus Reflektif (SKR) pada Ujian Pengetahuan (UP) PPG PAI Kemenag 2025.

Ibu/Bapak Guru yang mengikuti program Pendidikan Profesi Guru Pendidikan Agama islam Kementerian Agama atau PPG PAI Kemenag 2025, akan diberikan tugas berupa Studi Kasus Reflektif pada saat Ujian Pengetahuan (UP).

Bagi Anda yang membutuhkan contoh jawaban untuk tugas Studi Kasus Reflektif (SKR) dalam Ujian Pengetahuan (UP) bisa menggunakan contohnya dalam artikel kali ini.

Mengutip dari kanal Youtube Sabli Egok (13/5/2025) berikut Tribunsumsel.com sajikan selengkapnya contoh jawaban tugas SKR dalam UP PPG PAI Kemenag 2025.

_____________

Studi Kasus Reflektif PPG PAI Kemenag 2025

Studi Kasus Reflektif: Permasalahan dalam Penggunaan LKPD di Kelas 1 PAI SD

1. Masalah Pembelajaran

Mengidentifikasi Masalah Nyata di Kelas Pada awal semester ini, saya mengajar kelas 1 PAI SD dengan materi "Rukun Islam dan Rukun Iman". Kondisi yang diharapkan adalah siswa mampu memahami dan menyebutkan rukun Islam serta rukun Iman dengan benar melalui kegiatan belajar yang menyenangkan menggunakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). 

Namun, kondisi yang terjadi adalah banyak siswa yang kurang aktif mengerjakan LKPD secara mandiri, jawaban yang diberikan tidak lengkap, dan sebagian siswa hanya menyalin tanpa memahami isi materi. GAP yang muncul adalah rendahnya keterlibatan aktif siswa dalam proses belajar dan rendahnya pemahaman terhadap materi yang diajarkan. 

Tiga faktor utama yang menyebabkan masalah ini adalah: (1) LKPD yang digunakan terlalu sulit dipahami untuk tingkat kemampuan siswa kelas 1, (2) kurangnya variasi aktivitas dalam LKPD yang membuat siswa cepat bosan, dan (3) minimnya pendampingan guru dalam proses pengerjaan LKPD secara langsung.

2. Solusi dari Masalah Tersebut

Upaya Penyelesaian Sebagai upaya penyelesaian, saya mulai dengan merevisi LKPD agar lebih sederhana, menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa kelas 1, serta menambahkan gambar-gambar yang menarik dan warna-warni untuk meningkatkan minat mereka. Selain itu, saya menyisipkan aktivitas menggambar dan mewarnai yang relevan dengan materi untuk meningkatkan keterlibatan mereka secara aktif.

Saya juga menerapkan strategi pembelajaran berbasis kelompok kecil. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa yang saling membantu dalam mengerjakan LKPD. Dengan cara ini, siswa yang lebih mampu dapat membantu temannya yang kesulitan, sementara saya berkeliling memberikan bimbingan langsung kepada setiap kelompok.

Terakhir, saya menetapkan jadwal presentasi sederhana di mana setiap kelompok menyampaikan hasil kerja mereka di depan kelas. Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa percaya diri siswa serta memastikan mereka benar-benar memahami materi yang telah dipelajari.

3. Dampak dari Solusi Tersebut

Mendeskripsikan Hasil Untuk mengukur keberhasilan, saya menggunakan metode observasi langsung selama proses belajar. Saya mencatat peningkatan keaktifan siswa dalam berdiskusi, mengerjakan LKPD, serta keterlibatan mereka dalam presentasi kelompok. Hasilnya, sebagian besar siswa mulai terlihat lebih antusias mengikuti pelajaran.

Saya juga membandingkan hasil pengerjaan LKPD sebelum dan sesudah dilakukan perubahan. Ternyata, jawaban yang diberikan lebih lengkap dan relevan setelah LKPD disederhanakan dan aktivitas kelompok diterapkan. Ini menunjukkan adanya peningkatan pemahaman materi oleh siswa.

Selain itu, saya melakukan asesmen lisan dengan menanyakan rukun Islam dan rukun Iman kepada siswa secara acak. Jawaban yang diberikan lebih banyak yang benar dibandingkan sebelum upaya perbaikan dilakukan, menandakan bahwa pendekatan baru ini efektif.

4. Hikmah yang Didapat

Pengalaman Berharga Pengalaman berharga yang saya petik dari kasus ini adalah pentingnya menyesuaikan LKPD dengan tingkat perkembangan dan kemampuan siswa. LKPD yang terlalu sulit justru menghambat proses belajar, sementara LKPD yang menarik dan sederhana mampu meningkatkan motivasi belajar mereka.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved