Berita Lahat

Ratusan Hewan Ternak di Lahat Mati Karena Wabah Penyakit Ngorok, Peternak Minta ada Asuransi Hewan

Jumlah itu belum ditambah dengan kerbau warga yang terpaksa mati disembelih, karena sudah menunjukkan gejala diserang wabah penyakit 'ngorok'. 

Penulis: Ehdi Amin | Editor: Slamet Teguh
Sripoku.com/ Ehdi Amin
PENYAKIT NGOROK - Peternak hewan Kerbau dan sapi di Kecamatan Merapi Selatan saat mengikutsertakan pengobatan dari penyakit ngorok atau penyakit Septicemia Epizootica (SE) oleh Dinas Peternakan Lahat, Jumat (9/5/2025). 

Laporan Wartawan Sripoku.com, Ehdi Amin

TRIBUNSUMSEL.COM, LAHAT - Musibah yang melanda peternak di Kecamatan Merapi Selatan, Kabupaten Lahat, Sumsel dimana tak kurang dari 100 hewan ternak mati akibat wabah penyakit ngorok atau penyakit Septicemia Epizootica (SE) benar-benar membuat peternak merugi dan kehilangan pendapatan.

Jumlah itu belum ditambah dengan kerbau warga yang terpaksa mati disembelih, karena sudah menunjukkan gejala diserang wabah penyakit 'ngorok'. 

Depta, warga Merapi Selatan mengatakan, wabah ini baru kali pertama terjadi di Merapi Selatan.

Wabah ini jelas membuat warga khususnya peternak kerbau jadi terpukul, karena harus pasrah kehilangan kerbau yang jadi tabungan untuk menghidupi keluarga.

Dirinya berharap, dengan kejadian ini, Pemkab Lahat bisa membantu peternak, dengan cara mengadakan program asuransi hewan.

Sehingga jika ada wabah seperti ini, peternak tak lagi sepenuhnya merugi.

"Kita berharap Pemkab Lahat juga peduli dengan nasib peternak, seperti membantu berikan jaminan hewan ternak kita. Mungkin bisa dengan cara adakan program asuransi hewan," kata Depta, Jumat (9/5/2025).

Baca juga: Terserang Penyakit Ngorok, Puluhan Kerbau di Merapi Selatan Lahat Mati Mendadak, Peternak Merugi

Baca juga: Antisipasi Penyakit Kerbau Ngorok, Dinas Peternakan Lubuklinggau Sebar Tenaga Penyuluh

Sementara, Kabid Peternakan, Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Peternakan Kabupaten Lahat, Adi Sulistiyono menerangkan, untuk program asuransi hewan, saat ini memang tidak ada.

Namun ditahun sebelumnya, program tersebut sempat dibuat.

Hanya saja, hingga program berakhir tidak banyak peternak yang mau ikut program tersebut.

"Peternak kita ini sifatnya saat tengah ada wabah seperti ini baru mau ikut asuransi, jika tidak ada wabah, tidak ada yang mau. Seperti kita ada program vaksin, tidak ada yang mau ternaknya divaksin, tapi ketika wabah menyerang baru mendesak kita untuk vaksin," terangnya.

Adi menambahkan, terkait program asuransi hewan tersebut, belum tahu kapan akan diadakan lagi.

Mengingat pihaknya juga masih harus melihat ada tidaknya program tersebut di pihak pusat.

Namun pihaknya akan terus mengedukasi peternak, jika kedepan ada program vaksinasi, untuk diikuti. 

"Kita berharap, pasca pengobatan beberapa hari lalu, penyebaran penyakit SE pada hewan ternak di Merapi Selatan bisa ditekan. Sehingga tak ada lagi kerbau warga yang mati bangkai," ujarnya.

Untuk diketahui catatan Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Peternakan Kabupaten Lahat, dari pengobatan hewan ternak jenis sapi dan kerbau warga di Kecamatan Merapi Selatan, Kabupaten Lahat, Senin (28/4/2025), ada 110 ekor sapi dan 70 ekor kerbau warga yang sudah dapatkan pengobatan.

Dari jumlah tersebut ternyata, masih banyak hewan ternak jenis kerbau yang belum dilakukan penyuntikan, dikarenakan hewan tersebut masih belum berhasil dikandangkan, alias masih diliarkan.

 

 

 

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News

Ikuti dan bergabung dalam saluran whatsapp Tribunsumsel.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved