Semburan Gas di OKU Timur
DLH OKU Timur Terjunkan Tim Investigasi, Selidiki Semburan Gas di Sawah Warga Desa Mengulak
Tim DLH melakukan serangkaian pemeriksaan untuk mengidentifikasi jenis gas yang menyembur dari sawah warga di Desa Mengulak, Kecamatan Madang Suku I.
Penulis: CHOIRUL RAHMAN | Editor: Shinta Dwi Anggraini
TRIBUNSUMSEL.COM, MARTAPURA - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Sumatera Selatan, tengah melakukan penyelidikan terhadap fenomena semburan gas bercampur api, air, dan lumpur yang keluar dari sumur bor di area persawahan milik warga Desa Mengulak, Kecamatan Madang Suku I, Kabupaten OKU Timur.
Peristiwa yang mengagetkan warga tersebut pertama kali dilaporkan awal pekan ini, ketika seorang petani menemukan semburan gas disertai kobaran api saat melakukan pengeboran untuk keperluan irigasi lahan.
Menanggapi laporan itu, DLH OKU Timur langsung menerjunkan tim ke lokasi untuk melakukan investigasi lapangan.
“Kami menerima laporan dari warga terkait semburan gas yang tidak biasa. Setelah dicek, ternyata semburan itu juga mengeluarkan api serta lumpur dan air dari mulut sumur bor,” kata Kepala DLH OKU Timur, Feri Hadiansyah, saat dikonfirmasi, Jumat (09/05/2025).
Baca juga: Semburan Gas Muncul di Area Sawah Desa Mengulak OKU Timur, Berawal Warga Gali Sumur untuk Irigasi
Lanjut kata dia, tim DLH melakukan serangkaian pemeriksaan untuk mengidentifikasi jenis gas yang menyembur.
Melalui metode uji pembakaran langsung di lapangan, diketahui bahwa gas tersebut adalah metana gas yang bersifat mudah terbakar, namun tidak beracun dalam kadar rendah.
“Hasil investigasi kami menunjukkan bahwa gas yang keluar adalah gas metana. Meski sifatnya mudah terbakar, namun karena konsentrasinya rendah dan lokasi sumur jauh dari permukiman. Maka dipastikan tidak membahayakan warga maupun lingkungan,” jelas Feri.
Ia menambahkan, semburan gas ini juga tidak berdampak negatif terhadap tanaman di sekitar lokasi, termasuk lahan persawahan yang tengah ditanami padi.
“Tidak ditemukan kerusakan pada tanaman. Artinya, dari sisi lingkungan dan pertanian, kejadian ini tidak menimbulkan dampak serius,” ujarnya.
DLH OKU Timur tetap akan memantau lokasi untuk mengantisipasi kemungkinan perubahan tekanan gas atau potensi risiko lain.
Warga pun diminta tetap tenang dan melaporkan jika terjadi perubahan signifikan pada semburan.
“Kami akan terus memantau dan melakukan evaluasi berkala. Jika diperlukan, kami akan menggandeng lembaga teknis lain untuk analisa lanjutan,” tambah Feri.
Fenomena alam semacam ini, meski jarang terjadi, dapat muncul akibat akumulasi gas dari lapisan bawah tanah.
DLH menegaskan bahwa langkah cepat dan pengawasan yang tepat penting dilakukan untuk memastikan keselamatan warga dan keberlanjutan lingkungan pertanian setempat.
Baca artikel menarik lainnya di Google News
Ikuti dan bergabung di saluran WhatsApp Tribunsumsel
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.