Haji 2025

4 Hal yang Perlu Disiapkan oleh Jemaah Calon Haji Sebelum ke Tanah Suci, Menurut Imam Al-Ghazali 

Jangan disia-siakan kesempatan beribadah haji, dengan cara mempersiapkan diri sebaik-baiknya sebelum menuju Tanah Suci.

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
GRAFIS TRIBUN SUMSEL/VANDA
PERSIAPAN HAJI -- Ilustrasi berangkat haji, berikut 4 Hal yang Perlu Disiapkan oleh Jemaah Calon Haji Sebelum ke Tanah Suci, Menurut Imam Al-Ghazali. 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Berkesempatan menunaikan ibadah haji di tahun ini adalah nikmat dan rahmat Allah yang luar biasa bagi segenap jemaah calon haji.

Karenanya jangan disia-siakan kesempatan beribadah haji, dengan cara mempersiapkan diri sebaik-baiknya sebelum menuju Tanah Suci.

Berangkat haji bukan sekadar perjalanan fisik tetapi juga perjalanan spiritual yang memerlukan kesiapan jiwa dan raga. 

Adalah Imam Al-Ghazali seorang ulama,  ahli pikir, ahli filsafat Islam yang terkemuka yang banyak memberi sumbangan bagi perkembangan kemajuan manusia.

Dalam kitab Ihya Ulumiddin (Darul Arqam, 2016: juz 1, h. 334-335) menjelaskan, setidaknya ada 4 hal yang perlu dilakukan oleh jemaah calon haji. 

Berikut 4 hal yang perlu disiapkan Jemaah Calon Haji menurut Imam Al Ghazali dikutip dari laman arina.id.

1. Takwa dan Persiapan Lahir Batin 


 Imam Al-Ghazali menjelaskan: 

يَنْبَغِي أَنْ يَبْدَأَ بِالتَّوْبَةِ وَرَدِّ الْمَظَالِمِ وَقَضَاءِ الدُّيُونِ وَإِعْدَادِ النَّفَقَةِ لِكُلِّ مَنْ تَلْزَمُهُ نَفَقَتُهُ إِلَى وَقْتِ الرُّجُوعِ، وَيَرُدَّ مَا عِنْدَهُ مِنَ الْوَدَائِعِ، وَيَسْتَصْحِبَ مِنَ الْمَالِ الْحَلَالِ الطَّيِّبِ مَا يَكْفِيهِ لِذَهَابِهِ وَإِيَابِهِ مِنْ غَيْرِ تَقْتِيرٍ بَلْ عَلَى وَجْهٍ يُمْكِنُهُ مَعَهُ التَّوَسُّعُ فِي الزَّادِ وَالرِّفْقُ بِالضُّعَفَاءِ وَالْفُقَرَاءِ، وَيَتَصَدَّقُ بِشَيْءٍ قَبْلَ خُرُوجِهِ، فَإِنِ اكْتَرَى فَلْيُظْهِرْ لِلْمُكَارِي كُلَّ مَا يُرِيدُ أَنْ يَحْمِلَهُ مِنْ قَلِيلٍ أَوْ كَثِيرٍ لِيَحْصُلَ رِضَاهُ فِيهِ 

Artinya:
 “Seseorang sebaiknya memulai dengan bertobat, mengembalikan hak orang lain yang pernah ia zalimi, melunasi utangnya. Dan menyiapkan nafkah bagi orang-orang yang menjadi tanggungannya hingga waktu ia kembali.

Ia juga harus mengembalikan barang titipan yang ada padanya, serta membawa bekal dari harta yang halal dan baik secukupnya untuk perjalanan pergi dan pulang, bukan dengan cara pelit, tetapi dengan kelapangan yang memungkinkan ia memperbanyak bekal serta berbuat baik kepada orang-orang lemah dan fakir.

“Ia juga disunnahkan bersedekah sebelum berangkat. Jika ia menyewa kendaraan atau jasa angkut, hendaknya ia tunjukkan terlebih dahulu semua barang yang ingin dibawanya, sedikit maupun banyak, agar si penyewa merasa ridha dan tidak keberatan.” 

 

  2. Memilih Teman Saleh 

 Al-Ghazali menjelaskan:
 يَنْبَغِي أَنْ يَلْتَمِسَ رَفِيقًا صَالِحًا مُحِبًّا لِلْخَيْرِ مُعِينًا عَلَيْهِ، إِنْ نَسِيَ ذَكَّرَهُ، وَإِنْ ذَكَرَ أَعَانَهُ، وَإِنْ جَبُنَ شَجَّعَهُ، وَإِنْ عَجَزَ قَوَّاهُ، وَإِنْ ضَاقَ صَدْرُهُ صَبَّرَهُ، وَيُوَدِّعَ رُفَقَاءَهُ الْمُقِيمِينَ وَإِخْوَانَهُ وَجِيرَانَهُ، فَيُوَدِّعُهُمْ وَيَلْتَمِسُ أَدْعِيَتَهُمْ 

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved