Berita Viral

Dedi Mulyadi Disindir "Bapak Tiri", Curhat Warga Cirebon Timur Kecewa Tak Blusukan: Terkesan Sepele

Muncul sindiran Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi sebagai "Bapak tiri" untuk warga Kabupaten Cirebon Timur. Dedi dinilai tidak menunjukkan kepedulian

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
Youtube KANG DEDI MULYADI CHANNEL
DEDI MULYADI DISEBUT BAPAK TIRI - Dedi Mulyadi mengungkapkan belum mengambil langkah hukum terkait ancaman pembunuhan yang diterimanya, akui sudah terbiasa terima ancaman, Rabu, (23/4/2025). Muncul sindiran Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi sebagai "Bapak tiri" untuk warga Kabupaten Cirebon Timur. Dedi dinilai tidak menunjukkan kepedulian 

TRIBUNSUMSEL.COM - Muncul sindiran Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi disebut sebagai "Bapak tiri" untuk warga Cirebon Timur, Cirebon, Jabar.

Sindiran tajam itu datang dari tokoh masyarakat Cirebon Timur, R. Hamzaiya S.

Ia menilai kehadiran Gubernur dalam rapat paripurna di Gedung DPRD Kabupaten Cirebon pada Senin (21/4/2025) hanya sebatas simbolik. 

Baca juga: Janji SMK di Bekasi Kembalikan Uang Perpisahan Siswa Usai Ditegur Dedi Mulyadi, Bukan Rp6 Juta

KEBIJAKAN DEDI MULYADI- Tangkapan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi saat berpidato dalam unggahan channel Youtube Lembur Pakuan, Rabu (16/4/2025). Gubernur Dedi Mulyadi membuat kebijakan baru  untuk menangani masalah remaja-remaja nakal di Jawa Barat agar dijebloskan ke komplek militer
KEBIJAKAN DEDI MULYADI- Tangkapan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi saat berpidato dalam unggahan channel Youtube Lembur Pakuan, Rabu (16/4/2025). Gubernur Dedi Mulyadi membuat kebijakan baru  untuk menangani masalah remaja-remaja nakal di Jawa Barat agar dijebloskan ke komplek militer (Tribunnewsbogor/ Dok Lembur Pakuan)

Diketahui, Dedi Mulyadi berkunjung ke Kabupaten Cirebon dalam rangka peringatan Hari Jadi ke-543.

Namun, kehadiran Dedi Mulyadi tersebut dinilai sebatas simbolik lantaran tidak menyentuh persoalan-persoalan mendesak yang dihadapi warga seperti daerah-daerah lain yang ia blusuki.
 
Dedi dinilai tidak menunjukkan kepedulian terhadap kerusakan infrastruktur dan banjir yang melanda sejumlah wilayah di Cirebon Timur.

“Saat kunjungan Kang Dedi ke Cirebon itu kan banyak persoalan, tidak hanya jalan rusak. Beliau datang juga di waktu bersamaan beberapa kecamatan terendam banjir,” ujar Hamzaiya saat diwawancarai pada Jumat (25/4/2025).
 
Padahal kata Mazaiya, masyarakat sudah menaruh harapan agar didengar oleh Gubernur Jabar yang kerap turun langsung ke lapangan.

Namun, ekspektasi itu pupus ketika tak ada agenda peninjauan ke wilayah terdampak.

“Kami menunggu dari pagi hingga sore, nyatanya Kang Dedi tidak ada agenda meninjau jalan-jalan rusak di Cirebon Timur. Entah apa alasannya, ini jelas bertolak belakang dengan kebiasaan beliau di daerah lain,” ujarnya.
 
Lebih jauh, Hamzaiya menyebut bahwa sikap tersebut seolah memperlihatkan bahwa persoalan warga Cirebon Timur dianggap tidak penting.
 
“Terkesan persoalan kita sepele, dianggap biasa aja. Akhirnya menimbulkan kekecewaan yang mendalam dan terkesan daerah kami seperti dianak-tirikan,” ungkapnya.

Ia juga menyinggung julukan Dedi Mulyadi yang dikenal dengan slogan 'Bapak Aing'.

Baca juga: GRIB Jaya Tegaskan Dukung Dedi Mulyadi Berantas Premanisme : Kang Dedi Orang Pilihan Presiden

Namun, kali ini sikap Gubernur kali ini membuat warga bertanya-tanya, apakah Dedi Mulyadi memang layak menyandang julukan tersebut di mata warga Cirebon Timur.

"Slogan 'Bapak Aing' kembali dipertanyakan atas tindakan Kang Dedi yang bertolak belakang ini. Apa mungkin untuk di Cirebon Timur, Kang Deddy Mulyadi itu ‘Bapak Tiri’?” kata Hamzaiya menyindir.

Padahal dalam pidatonya saat menghadiri perayaan hari jadi, Dedi Mulyadi sempat mengungkapkan visi besarnya menjadikan Cirebon sebagai “Jogja-nya Jawa Barat”.

Ia menyebut pentingnya penguatan identitas budaya lokal, penataan kota, serta pengembangan sektor kuliner dan fesyen khas Cirebon.

"Bayangkan, ketika orang masuk ke Cirebon, mereka merasa masuk ke sebuah kota lama yang penuh dengan cerita,” ujar Dedi dalam keterangannya.

Namun bagi sebagian warga, janji dan wacana tersebut masih terasa jauh dari kenyataan, apalagi ketika pemimpin provinsi hadir tanpa membawa solusi nyata atas problematika yang sudah lama mereka hadapi.
 
Sebelumnya, Jawa Barat Dedi Mulyadi punya visi besar: menjadikan Cirebon sebagai “Jogjakarta-nya Jawa Barat”.

Namun, respons dari pemerintah daerah mengindikasikan bahwa impian tersebut masih butuh waktu dan banyak persiapan.

Dedi melihat Cirebon sebagai kota yang kaya budaya dan memiliki potensi kuat untuk berkembang menjadi destinasi unggulan di Jawa Barat.

"Bayangkan, ketika orang masuk ke Cirebon, mereka merasa masuk ke sebuah kota lama yang penuh dengan cerita. Atap-atap bangunan masih terjaga. Imajinatif dan penuh karakter,” kata Dedi penuh semangat.

Ia menekankan pentingnya menata ulang infrastruktur dan arsitektur daerah agar lebih merepresentasikan identitas lokal, termasuk dari segi desain bangunan, kuliner, hingga fesyen khas seperti motif batik Mega Mendung.

"Mega Mendung sudah jadi trademark Jawa Barat. Rumah saya sendiri penuh dengan desain Mega Mendung,” ucapnya.

Namun, di tengah semangat besar sang gubernur, Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Cirebon, Ramli Effendi, menilai Cirebon belum sepenuhnya siap mengemban peran sebesar itu.

Ia mencontohkan hasil kunjungan ke Dinas Kebudayaan Yogyakarta, yang menunjukkan pentingnya membangun infrastruktur budaya secara menyeluruh—mulai dari penataan ruang hingga dukungan anggaran.

Artikel telah tayang di Kompas.com dengan judul Sindiran “Bapak Tiri” untuk Dedi Mulyadi, Warga Cirebon Timur Kecewa Kunjungan hanya Seremonial

(*)

Baca berita lainnya di google news

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved